52 Tahun Majalah Tempo: Tragedi Minarni, Pembredelan, Bom Molotov

Senin, 6 Maret 2023 17:54 WIB

Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk kali pertama, pada 6 Maret 1971, edisi perdana Majalah Tempo meluncur. Terbitan bertajuk “Film Indonesia: Selamat Datang, Sex” itu kini ditandai sebagai hari jadi Tempo. Tepat hari ini, 6 Maret 2023, Tempo ulang tahun ke-52.

Sebelum edisi perdana, pada Februari 1971, Majalah Tempo juga meluncurkan edisi perkenalan. Majalah itu berjudul “Tragedi Minarni dan Kongres PBSI”. Dalam masthead terbitan awal, tertera Yayasan Jaya Raya, Jaya Press sebagai penerbit.

52 Tahun Majalah Tempo

Berdirinya majalah Tempo diinisiasi oleh enam wartawan. Mereka adalah Goenawan Mohamad atau GM, Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, Usamah, dan Christianto Wibisono. Awal 1971, mereka berunding dengan Ciputra selaku pendiri atau ketua Yayasan Jaya Raya, serta Eric Samola yang menjabat sebagai sekretaris.

Runding cikal bakal Tempo itu dilakukan di kantor Ciputra, di kawasan Proyek Senen. Rapat kemudian dilanjutkan hingga malam hari hingga selesai di kediaman Ciputra di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Hasil perundingan membuahkan hasil dibentuknya majalah Tempo dengan Yayasan Jaya Raya sebagai pemodal.

Sebelum berunding dengan Ciputra, secara tak langsung kisah berdirinya Tempo telah dimulai sejak 1969. Berawal dari sekumpulan pemuda yang berangan-angan membuat majalah berita mingguan. Alhasil, terbitlah majalah berita mingguan bernama Ekspres. Di antara para pendiri dan pengelola awal, terdapat nama seperti GM, Fikri Jufri, Christianto Wibisono, dan Usamah.

Advertising
Advertising

Namun, terjadi perpecahan akibat perbedaan prinsip antara jajaran redaksi dan pihak pemilik modal utama. Goenawan dan kawan-kawan keluar dari Ekspres pada 1970. Sementara itu, di sudut Jakarta yang lain, seorang Harjoko Trisnadi sedang mengalami masalah. Majalah Djaja, milik Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota atau DKI, yang dikelolanya sejak 1962 macet terbit.

Menghadapi kondisi ini, karyawan Djaja menulis surat kepada Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin, minta agar majalah milik pemerintah itu diswastakan dan dikelola Yayasan Jaya Raya-sebuah yayasan yang berada di bawah Pemerintah DKI. Kemudian terjadilah rembukan tripartite antara ketiga pihak tersebut dan lahirlah Majalah Tempo.

Nama “Tempo” dipilih berdasarkan empat alasan. Pertama, singkat dan bersahaja, mudah diucapkan oleh lidah Indonesia dari segala jurusan. Kedua, nama ini terdengar netral, tidak mengejutkan ataupun merangsang. Ketiga, nama ini bukan simbol suatu golongan. Keempat, arti “Tempo” sederhana saja, yaitu waktu. Ini adalah sebuah pengertian yang dengan segala variasinya lazim dipergunakan oleh banyak penerbitan jurnalistik di seluruh dunia.

Tiga tahun berselang, pada 4 Februari 1974, Yayasan Jaya Raya dan PT Pikatan mendirikan PT Grafiti Pers, dengan kepemilikan saham bersama masing-masing 50 bagian. PT Pikatan dibentuk oleh para pendiri Tempo supaya para karyawan berkesempatan memiliki saham. Sejak itulah dalam masthead tercantum PT Grafiti Pers juga sebagai penerbit majalah Tempo.

Majalah Tempo pada edisi-edisi awal mengetengahkan artikel seni, gaya hidup, dan perilaku yang sampai pada taraf tertentu terasa segar dan baru. Meski mulai memiliki pasar, dalam perjalanannya, majalah ini juga menemui sejumlah tantangan. Pada 1982 misalkan, untuk kali pertama, majalah Tempo dibredel. Tempo dianggap terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan politiknya, Partai Golkar. Pembredelan itu dilakukan Pemerintah terhadap Tempo ini terkait Pemilu 1982.

Pembredelan kali kedua terjadi pada 21 Juni 1994. Majalah Tempo dibredel pemerintah melalui Menteri Penerangan Harmoko. Lagi-lagi Tempo dinilai terlalu keras mengkritik Habibie serta Soeharto ihwal pembelian kapal bekas dari Jerman Timur. Selepas Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, eks pekerja Majalah Tempo melakukan rembuk ulang. Hasilnya, disepakati Majalah Tempo harus terbit kembali. Maka, sejak 6 Oktober 1998, majalah ini pun hadir kembali di bawah naungan PT Arsa Raya Perdana.

Berbagai ujian pun menerpa tempo, teror demi teror pernah diterima Tempo. Seperti yang terjadi pelemparan bom molotov di kantor redaksi Majalah Tempo saat itu masih di Jalan Proklamasi 72 Menteng Jakarta Pusat dini hari, usai tempo menurunkan laporan Rekening Gendut Para Jenderal.

Pilihan Editor: 28 Tahun Lalu Majalah Tempo Dibredel, Hari Ini Luncurkan Wajah Baru Tempo Digital

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

1 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

2 hari lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

3 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

5 hari lalu

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

Tempo menggelar pelatihan jurnalisme konstruktif atau constructive journalism selama tiga hari sejak Ahad, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

10 hari lalu

Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

Majalah Tempo edisi akhir Oktober 2023 memaparkan sejumlah peran Jokowi cawe-cawe pengusungan putra sulungnya, Gibran sebagai cawapres Prabowo.

Baca Selengkapnya

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

12 hari lalu

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan menghasut untuk melakukan terorisme.

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

12 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

17 hari lalu

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

17 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya