3 Buntut Penyanderaan Pilot Susi Air, Ini Kata Susi Pudjiastuti dalam Konferensi Pers
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Naufal Ridhwan
Kamis, 2 Maret 2023 16:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti memberikan keterangan pers soal pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air, Philips Max Mehrtens, di Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023. Dalam konferensi pers tersebut, Susi berharap agar pilotnya dapat segera dibebaskan.
“Kami tetap berharap dan berdoa pilot kami Captain Philips Max Mehrtens bisa dibebaskan tanpa syarat kalau bisa,” kata Susi Pudjiastuti di kediamannya di Jakarta Timur, Rabu, 1 Maret 2023.
Selain itu, banyak konsekuensi yang terjadi akibat penyanderaan pilot Susi Air oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Kabupaten Nduga, Papua.
Banyak Pilot yang Takut dan Kehilangan Kepercayaan Diri Terbangkan Pesawat di Papua
Susi Pudjiastuti mengatakan banyak pilot maskapai Susi Air yang takut dan kurang percaya diri untuk terbang ke Papua setelah penyanderaan Kapten Philips Max Mehrtens. Pilot asal Selandia Baru tersebut hingga kini masih disandera oleh TPNPB-OPM.
"Confident (percaya diri) di antara pilot-pilot kita tidak memungkinkan adanya penerbangan lagi di wilayah (Papua) pegunungan dan ini akan sangat sulit,” kata Susi Pudjiastuti.
Susi Air Berpotensi Ditinggal Para Pilotnya
Susi mengatakan dampak lain akibat insiden ini adalah Susi Air berpotensi ditinggal para pilotnya apabila operasi penyelamatan Philips Max Mehrtens tidak berjalan lancar.
"Jadi resignation (pengunduran diri) juga akan tinggi. Bila penyelesaian Captain Philips ini juga tidak bisa baik," kata Susi.<!--more-->
Hal senada juga disampaikan oleh kuasa hukum dan perwakilan Susi Air, Donal Fariz. Ia mengatakan belum bisa menyampaikan data spesifik pilot yang mundur setelah penyanderaan ini. Namun Donal membenarkan ada keraguan dan problem kepercayaan diri yang dialami para pilot Susi Air.
“Itu tidak hanya terjadi di pilot Susi Air, tetapi juga maskapai lain yang melayani penerbangan perintis di daerah Papua,” kata Donal.
Donal mengatakan bukan hanya pilot yang khawatir masalah keselamatan dan keamanan, tetapi juga keluarga mereka. Hal ini menimbulkan tantangan bagi Susi Air.
“Pertanyaannya apakah dia akan bernasib yang sama seperti yang terjadi di Philips hari ini. Jadi, demoralisasi itu tidak hanya terjadi di Susi Air, tetapi di pilot-pilot lain yang terbang di tanah Papua,” kata Donal.
Berpotensi Menghambat Transportasi dan Pemenuhan Kebutuhan
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini berharap semua pihak mulai dari Pemerintah, Pemerintah Daerah (Pemda), tokoh masyarakat, sampai kelompok OPM menyadari pentingnya Susi Air dalam menunjang aktivitas masyarakat di Papua
Sebab, kata Susi, keberadaan Susi Air di Papua dimanfaatkan masyarakat, tidak hanya sekedar transportasi, namun juga memenuhi kebutuhan pokok, bahan bakar, makanan hingga obat-obatan.
"Bahwa kepentingan Masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokoknya dan transportasi itu adalah hak-hak kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan begitu saja," ujar Susi.
Ia menjelaskan saat ini sudah sekitar 70 persen dari total penerbangan pesawat jenis Porter milik Susi Air harus terhenti pascainsiden. Ini berimbas pada terganggunya mobilitas masyarakat hingga pengiriman logistik di sejumlah daerah Papua.
"Kalau porter terbang 1 hari 30-40 flight berarti sudah lebih dari 25 flight terhenti. Dan tentu itu mengganggu kegiatan dan supply logistik daripada masyarakat yang hidup di pegunungan-pegunungan," ujar Susi Pudjiastuti.
Rata-rata penerbangan Susi Air ke Papua itu dilakukan dengan menggunakan pesawat jenis Cessna Caravan dan Pilatus Porter.
"Hampir 40 persen penerbangan di Papua secara umum itu menjadi batal dan tidak bisa beroperasi," kata Donal.
Penerbangan tidak bisa dilakukan karena beberapa wilayah telah menjadi zona merah yang tidak bisa dimasuki pesawat komersil. Misalnya, wilayah Paro yang menjadi tempat pembakaran pesawat Susi Air oleh TPNPB-OPM.
EKA YUDHA SAPUTRA | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: 5 Fakta yang Terungkap dalam Konferensi Pers Insiden Susi Air