Kemenkes Sebut 2 Suspek Gagal Ginjal Akut Negatif

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Febriyan

Jumat, 10 Februari 2023 15:35 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 November 2022. Dalam rapat tersebut, Menkes menyatakan ada 325 kasus gagal ginjal akut di seluruh Indonesia per 1 November 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengumumkan satu pasien suspek Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) alias Gagal Ginjal Akut di DKI Jakarta telah dinyatakan negatif usai dilakukan pemeriksaan. Pasien ini adalah anak berusia 10 tahun yang sebelumnya dilaporkan demam pada 26 Januari, tapi tanpa keluhan tidak bisa buang air kecil atau anuria.

Kementerian Kesehatan juga mengumumkan satu pasien lainnya yang dirawat di RSUD Dr Moewardo, Solo, Jawa Tengah, tidak termasuk ke dalam kategori GGAPA. Pasien ini ternyata mengalami gagal ginjal yang disebabkan oleh penyakit bawaan.

“Keduanya bukan pasien terkonfirmasi GGAPA” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan M. Syahril dalam keterangan tertulis, Jumat, 10 Februari 2022.

Gagal ginjal akut kembali renggut nyawa 1 anak

Kasus GGAPA muncul kembali pada 25 Januari 2023 setelah nihil sejak awal Desember 2022. Satu kasus konfirmasi GGAPA dialami anak berusia 1 tahun setelah mengkonsumsi obat sirup penurun demam merek Praxion yang dibeli orang tuanya di apotek. Pasien tersebut kemudian meninggal pada 1 Februari 2023.

Syahril menjelaskan, Kementerian Kesehatan telah melakukan studi kasus kontrol terhadap GGPA pada November tahun lalu. Kesimpulannya, anak-anak yang mengkonsumsi obat yang mengandung Etilen Glikol (EG) / Dietlien Glikol (DEG) diatas ambang batas berisiko mengalami GGAPA 13 kali dibandingkan anak yang tidak mengkonsumsi obat tersebut.

Advertising
Advertising

Syahril menyatakan bahwa pihaknya telah bertindak cepat menanggapi kembali munculnya kasus gagal ginjal akut ini. Dia menyatakan hal itu sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak dan Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan nomor HK.02.02/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Kemudian, Surat Edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan pada 18 Okober 2022 kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan Organisasi Profesi Kesehatan, yang untuk sementara menghentikan penggunaan obat sirop.

Kementerian Kesehatan juga melakukan penelurusan epidemiologi bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), epidemioloh, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan ahli Farmakologi.

"Langkah ini diambil untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko penyebab GGAPA tersebut," kata Syahril. Menurut dia, Kementerian Kesehatan telah menerima hasil investigasi yang dilakukan oleh BPOM pada tanggal 7 Februari 2023.

Selanjutnya, Kemenkes minta masyarakat berkonsultasi dulu dengan dokter atau apoteken dalam mengonsumsi obat

<!--more-->

Syahril lalu menghimbau agar masyarakat tetap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker dalam mengkonsumsi obat. Masyarakat juga diminta untuk selalu membeli dan memperoleh obat di sarana resmi, yaitu apotek atau fasilitas pelayanan kesehatan.

Syahril juga meminta masyarakat selalu membaca aturan pakai obat dan mencatat penggunaan obat, agar tidak terjadi pemberian yang melebihi dosis yang telah ditentukan. "Bila anak sakit jangan memberikan obat secara mandiri tanpa berkonsultasi dengan dokter," kata dia.

Terakhir, Syahril meminta orang tua waspada terhadap gejala-gejala awal yang timbul seperti keluhan buang air kecil. Jika terjadi penurunan jumlah buang air kecil atau bahkan tidak ada buang air kecil sama sekali, Syahril meminta orang tua segera membawa anak mereka ke rumah sakit rujukan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk penanganan GGAPA.

"Orang tua yang anaknya memiliki riwayat minun obat sirup tidak perlu khawatir selama tidak ada keluhan buang air kecil," kata dia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyatakan obat sirup Praxion aman dikonsumsi karena tidak mengandung kandungan berlebih etilen glikol dan dietilen glikol. Praxion sebelumnya diduga sebagai penyebab kasus gagal ginjal akut baru di DKI Jakarta. Meskipun demikian, BPOM belum memperbolehkan obat itu untuk kembali beredar dengan alasan kehati-hatian.

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

9 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

10 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

13 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

15 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya