Kasus Gagal Ginjal Akut Kembali Muncul, Komisi IX DPR Tagih Tanggung Jawab BPOM

Editor

Febriyan

Senin, 6 Februari 2023 16:35 WIB

Ekspresi kesedihan keluarga korban gagal ginjal akut saat hadiri persidang perdana sebagai pengugat terkait obat sirup yang tercemar Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Selasa, 17 Januari 2023. Sebanyak 25 keluarga korban menuntut Kementrian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produsen obat serta penyedia bahan baku obat yang mengakibatkan meninggalnya 199 anak itu untuk diadili. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Kurniasih Mufidayati, menagih tanggung jawab Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atas kembali munculnya dua kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak atau yang biasa disebut gagal ginjal akut. Dua kasus baru tersebut juga diduga karena koran mengkonsumsi obat sirup yang dijual bebas.

Kurniasih mempertanyakan hasil kajian BPOM yang sebelumnya telah menyatakan sejumlah obat sirup aman untuk dikonsumsi. Dia pun meminta agar kasus ini diinvestigasi dengan segera.

"Menurut laporan pasien demam tanggal 25 Januari diberikan obat sirup penurun panas yang masuk merek aman oleh BPOM, lalu tanggal 1 Februari pasien meninggal dunia. Gejalanya sangat mirip dengan kasus-kasus sebelumnya dan berlangsung cepat. Harus segera diinvestigasi," ungkap Kurniasih dalam keterangannya, Senin, 6 Februari 2023.

DPR minta BPOM bertanggungjawab

Kurniasih meminta agar BPOM benar-benar serius melakukan investigasi terhadap kasus ini. Jika ternyata obat sirup yang sudah masuk daftar aman menjadi penyebabnya, maka BPOM harus benar-benar bertanggung jawab.

"Kita minta pertanggungjawaban dari BPOM untuk kembali memastikan apakah semua obat yang beredar di pasaran itu benar-benar aman? Tolong, ini menyangkut nyawa anak-anak, bukan main-main," kata dia.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, dia menduga terjadi kebocoran pada proses pembuatan obat sirup sehingga kasus gagal ginjal akut pada anak dapat kembali muncul. Kurniasih mengatakan belum lama ini para orang tua korban gagal ginjal akut juga mengadu ke DPR RI dan meminta semua pemangku kepentingan tidak lagi melakukan kelalaian yang menyebabkan masyarakat menjadi korban.

"Kini justru muncul kembali dua kasus di tempat yang paling dekat dengan kita, harus bergerak cepat, lakukan invesitasi dan putus sumber persoalannya dengan tegas," kata dia.

Selanjutnya, Kementerian Kesehatan sebut baru 1 kasus terkonfirmasi, 1 lagi suspek

<!--more-->

Kementerian Kesehatan menyatakan pihaknya memang telah menerima dua aduan baru terkait gagal ginjal akut. Juru Bicara Kemenkes menyatakan M Syahril, menyatakan sejauh ini baru satu kasus yang dipastikan terkonfirmasi sementara satu kasus lainnya masih berstatus suspek.

Menurut Syahril, kasus terkonfirmasi tersebut membuat korban yang berusia 1 tahun meninggal. Korban sempat mengalami demam dan diberi obat sirup merk Praxion.

Sementara satu kasus suspek terjadi pada anak berusia 7 tahun yang juga mengalami demam. Namun Syahril tak menjelaskan obat sirup merk apa yang dia konsumsi. Korban saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Pada saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait pasien ini," ujar Syahril.

Kemenkes pastikan BPOM telah tarik peredaran obat sirup bermasalah

Kementerian Kesehatan memastikan obat-obatan yang diduga menjadi penyebab GGAPA pada anak telah ditarik dari perbedaan. Syahril menyebut BPOM sudah mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi pasien hingga investigasi selesai dilaksanakan.

"Terkait perintah penghentian sementara dari BPOM, industri farmasi pemegang izin edar obat tersebut telah melakukan voluntary recall (penarikan obat secara sukarela)," kata Syahril.

Untuk memastikan penyebab munculnya dua kasus tersebut, Syahril menyebut Kementerian Kesehatan juga bekerja sama dengan berbagai pihak mulai dari IDAI, BPOM, Ahli Epidemiologi, Labkesda DKI, Farmakolog, para guru besar dan Puslabfor Polri untuk melakukan penelusuran epidemiologi dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

“Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sampel obat dan darah pasien,” jelas Syahril.

Selain penarikan obat yang dicurigai sebagai penyebab kerusakan ginjal, Kementerian Kesehatan juga kembali mengeluarkan surat kewaspadaan kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Organisasi Profesi Kesehatan terkait dengan kewaspadaan tanda klinis GGAPA dan penggunaan obat sirop, meskipun penyebab kasus baru ini masih memerlukan investigasi lebih lanjut.

Syahril meminta agar Dinas Kesehatan di daerah lain untuk aktif memantau pasien dengan gejala gagal ginjal akut dan segera merujuknya ke rumah sakit yang telah ditunjuk Kemenkes untuk menangani pasien tersebut.

Selanjutnya, Bareskrim dan BPOM telah tetapkan 7 perusahaan plus 4 petingginya sebagai tersangka

<!--more-->

Bareskrim Polri juga sudah melakukan penyidikan terkait perusahaan produsen obat sirup yang tercemar tersebut. Setidaknya lima perusahaan dan empat petingginya telah ditetapkan sebagai tersangka. Lima perusahaan itu adalah PT Afi Farma, CV Samudera Chemical, PT Tirta Buana Kemindo (TBK), CV Anugrah Perdana Gemilang (APG), dan PT Fari Jaya Pratama (FJP). Sementara BPOM menetapkan dua perusahaan sebagai tersangka, yaitu: PT Yarindo Farmatama dan PT Universal Pharmaceutical Industries.

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Pipit Rismanto mengatakan empat tersangka perorangan dalam kasus gagal ginjal akut, yaitu Direktur Utama CV Samudera Chemical Endis (E) alias Pidit, Direktur CV Samudera Chemical Andri Rukmana (AR). Lalu, Alvio Ignasio Gustan (AIG) selaku Direktur Utama CV Anugrah Perdana Gemilang (APG) dan Aris Sanjaya (AS) selaku Direktur CV APG.

"Penyidik menetapkan empat tersangka perorangan yang kaitannya dengan korporasi. Kemudian telah dilakukan penahanan. Dua tersangka sebelumnya sudah dinyatakan DPO, dan satu minggu yang lalu kami lakukan penangkapan,” kata Pipit Rismanto dalam konferensi pers di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Kelas I Jakarta Utara, Senin, 30 Januari 2023.

Baca: Kasus Gagal Ginjal Akut Bertambah 2, Begini Kronologinya

Berita terkait

Terpopuler: Harta Kekayaan Jaksa Agung Abdul Qohar yang Disebut Pakai Jam Tangan Rp 1 Miliar, BPOM Sebut Anggur Shine Muscat Aman Dikonsumsi dengan Syarat Tertentu

10 jam lalu

Terpopuler: Harta Kekayaan Jaksa Agung Abdul Qohar yang Disebut Pakai Jam Tangan Rp 1 Miliar, BPOM Sebut Anggur Shine Muscat Aman Dikonsumsi dengan Syarat Tertentu

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung), Abdul Qohar Affandi, tengah menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

BPOM Beberkan Penyebab Produk Latiao Baru Bermasalah meski Sudah Lama Beredar

15 jam lalu

BPOM Beberkan Penyebab Produk Latiao Baru Bermasalah meski Sudah Lama Beredar

BPOM menyampaikan alasan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok baru bermasalah meski sudah lama beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BPOM Sebut Anggur Shine Muscat Aman Dikonsumsi dengan Syarat Tertentu

21 jam lalu

BPOM Sebut Anggur Shine Muscat Aman Dikonsumsi dengan Syarat Tertentu

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan sebut dua parameter yang digunakan dalam pengujian dengan lebih dari 100 sampel anggur shine muscat

Baca Selengkapnya

Hasil Uji Kandungan Pestisida Anggur Shine Muscat, BPOM: Tidak Terdeteksi

1 hari lalu

Hasil Uji Kandungan Pestisida Anggur Shine Muscat, BPOM: Tidak Terdeteksi

Kesimpulan BPOM diambil dari hasil pengujian ratusan sampel yang telah rampung dilakukan di tiga dari tujuh lokasi.

Baca Selengkapnya

4 Produk Latiao Mengandung Bakteri Berbahaya, BPOM: Bisa Bertambah

1 hari lalu

4 Produk Latiao Mengandung Bakteri Berbahaya, BPOM: Bisa Bertambah

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tarik produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok karena mengandung bakteri Bacillus cereus yang berbahaya

Baca Selengkapnya

Selain Minum Air Putih, Lakukan Hal-hal Ini untuk Menjaga Kesehatan Ginjal

2 hari lalu

Selain Minum Air Putih, Lakukan Hal-hal Ini untuk Menjaga Kesehatan Ginjal

Salah satu cara untuk menjaga kesehatan ginjal ini adalah dengan banyak minum air putih. Namun ada beberapa hal lain yang juga sebaiknya dipraktekkan.

Baca Selengkapnya

BPOM Hentikan Izin Edar Latiao di Indonesia, Respons Keracunan Massal di Sejumlah Daerah

3 hari lalu

BPOM Hentikan Izin Edar Latiao di Indonesia, Respons Keracunan Massal di Sejumlah Daerah

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, pengambilan langkah ini merupakan respons atas laporan kejadian luar biasa keracunan pangan (KLBKP) yang menimpa anak-anak di sejumlah wilayah di Indonesia

Baca Selengkapnya

BPOM Sebut Uji Sampel Anggur Shine Muscat Rampung Minggu Malam, Senin Diumumkan

3 hari lalu

BPOM Sebut Uji Sampel Anggur Shine Muscat Rampung Minggu Malam, Senin Diumumkan

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat ini tengah menguji sampel anggur shine muscat. Hasil diumumkan Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

BPOM Lakukan Uji Lab Anggur Shine Muscat: Tunggu Hasilnya Senin Depan

3 hari lalu

BPOM Lakukan Uji Lab Anggur Shine Muscat: Tunggu Hasilnya Senin Depan

Taruna menyebut, hasil uji laboratorium BPOM menjadi data utama untuk memutuskan apakah anggur ini aman dikonsumsi atau tidak

Baca Selengkapnya

KPK Tahan Tersangka Korupsi APD Ahmad Taufik, Susul 2 Tersangka Lainnya

3 hari lalu

KPK Tahan Tersangka Korupsi APD Ahmad Taufik, Susul 2 Tersangka Lainnya

Penahanan terhadap tersangka korupsi APD Ahmad Taufik baru dilakukan sekarang karena alasan kesehatan.

Baca Selengkapnya