LSI: Kepuasan Kinerja Presiden Jokowi di Awal Tahun 2023 Tinggi

Reporter

Tika Ayu

Editor

Febriyan

Senin, 23 Januari 2023 07:15 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) berdialog dengan para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin 2 Januari 2023. Presiden Jokowi ingin memastikan aktivitas perekonomian pada sektor rill berjalan baik dan optimisme para pedagang pada tahun 2023 bangkit kembali pasca pencabutan kebijakan PPKM bulan Desember lalu. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) LSI Djayadi Hanan menyatakan tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Presiden Jokowi pada awal tahun ini potisitf. Dalam survei teranyar, LSI mencatat 76,2 persen masyarakat menyatakan puas atau sangat puas.

"Sejak tiga bulan terakhir kinerja presiden mengalami peningkatan dalam persepsi positif masyarakat dari 62,6 persen pada September, menjadi sekarang 76,2 persen Januari," kata Djayadi dalam rilis survei Ahad, 22 Januari 2023.

Djayadi pun menyebutkan tingkat kepuasan masyarakat perkotaan terhadap presiden lebih besar ketimbang masyarakat pedesaan. Dia menyatakan masyarakat perkotaan yang memberikan penialian positi sebanyak 78,7 persen, sementara masyarkat pedesaan 73,7 persen.

Secara wilayah, menurut dia, tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi cukup merata. Hanya masyarakat di dua provinsi saja yang memberikan tingkat kepuasan terhadap presiden di bawah 70 persen, yaitu DKI Jakarta (55,8 persen) dan Banten (63,1 persen).

"Kalau lainnya cenderung di atas 70 persen tingkat kepuasannya terhadap presiden," kata dia.

Advertising
Advertising

Survei ini dilakukan pada 7-11 Januari 2023 dengan wawancara melalui telepon terhadap 1221 responden. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode pembangkitan nomor telepon secara acak atau random digit dialing. LSI menyatakan margin of error survei ini sebesar sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Tingkat kepuasan berkorelasi dengan persepsi bidang ekonomi dan hukum

Djayadi menggarisbawahi tingkat kepuasaan kinerja presiden berkorelasi dengan persepsi ekonomi dan penegakan hukum secara nasional. Hasil survei itu menunjukkan responden yang mempersepsi ekonomi Indonesia positif, 93 persen diantaranya puas dengan kinerja presiden. Di sisi lain, responden yang mempersepsikan ekonomi Indonesa negatif, hanya 54 persen puas dengan kinerja presiden.

"Di situ kita bisa melihat ada keterkaitan antara persepsi terhadap ekonomi dengan tingkat kepuasan terhadap presiden. Semakin baik persepsi terhadap ekonomi maka makin tinggi tingkat kepuasan kepada Presiden, begitu kira-kira," kata dia.

Hasil suvei itu menunjukkan hanya 27,1 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat baik dan baik. Sebanyak 35,6 persen menyatakan kondisi Indonesia sedang dan 35,6 persen masyarakat menilai kondisi ekonomi Indonesia buruk dan sangat buruk.

"Secara umum sebetulnya banyak masyarakat menilai secara negatif dari pada positif 35,6% sekarang lebih buruk," kata dia.

Namun, Djayadi menyatakan ada tren persepsi ekonomi mengalami penguatan. Sejak 4 bulan terakhir, mulai September ke Oktober 2022 hingga Januari 2023, tren persepsi positif mengalami penguatan.

"Pada saat yang sama tren yang negatif cenderung menurun secara cukup signifikan dari tiga bulan yang lalu 52 persen pada September menjadi 35,6 persen pada Januari ada transisi dari sisi ekonomi," kata dia.

Selanjutnya, penilaian masyarakat di bidang Hukum

<!--more-->

Dari sisi penegakan hukum kata Djayadi, penilaiannya lebih banyak negatif 32,6 persen dibandingkan dengan positif 27,6 persen.

"Trend penilaian ini kalau kita lihat sama dengan ekonomi meskipun hukum masih lebih banyak yang negatif tetapi trennya positif.," ujar Djayadi. "Tiga bulan terakhir yang menilai positif makin banyak, yang menilai negatif maskin sedikit. Cuma belum cross antara yang menilai negatif dan positif."

Soal kenaikan persepsi positif ekonomi masyarakat, menurut Djayadi, tak lepas dari dua kebijakan penting yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi beberapa waktu belakangan ini. Dua kebijakan tersebut adalah pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi seperti Pertamax dan Pertamina Dex.

Berita terkait

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

9 menit lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

3 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

4 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

4 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

5 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

6 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

6 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

7 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya