Sebelum Kepala BIN, Jokowi Berkali-kali Ingatkan 2023 Tahun Gelap

Sabtu, 21 Januari 2023 13:33 WIB

Presiden Joko Widodo menyapa warga jelang peresmian Malalayang Beach Walk di Manado, Sulawesi Utara, Jumat 20 Januari 2023. Area pejalan kaki pantai Malalayang (Malalayang Beach Walk) merupakan objek wisata kembar dengan kawasan pesisir pantai Pulau Bunaken, yang keduanya dibangun dengan dana Rp94,26 miliar guna mendukung pengembangan destinasi pariwisata Sulawesi Utara. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan soal 2023 bakal menjadi tahun gelap tengah ramai diperbincangkan masyarakat. Namun, sebelum Budi menyatakan hal tersebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah berkali-kali mengingatkan mengenai hal ini.

Pada Jumat, 5 Agustus 2022, Presiden Jokowi untuk pertama kalinya mengeluarkan peringatan ini. Saat itu Jokowi memprediksi tahun 2023 bakal menjadi tahun gelap akibat krisis ekonomi, pangan, hingga energi akibat pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia-Ukraina.

Jokowi mengaku mendapatkan prediksi ini setelah mengobrol dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), International Monetary Fund (IMF), hingga Kepala negara G7.

Baca juga: Kepala BIN Sebut 2023 Tahun Gelap, Minta Seluruh Kepala Daerah Berhati-hati

"Beliau-beliau menyampaikan 'Presiden Jokowi, tahun ini kita akan sangat sulit', terus kemudian seperti apa? 'Tahun depan akan gelap. Ini bukan indonesia, ini dunia, hati-hati'" ujar Jokowi saat membuka Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat, 5 Agustus 2022.

Advertising
Advertising

Jokowi menjelaskan, dari Bank Dunia ia mendapat kabar bahwa akan ada 66 dunia akan ambruk akibat kondisi ekonomi yang buruk. Angka itu, kata Jokowi, awalnya hanya 9 negara, kemudian bertambah 25 negara, 42 negara, hingga menjadi 66 negara.

"Mereka detail mengkalkulasi, apa yang dikhawatirkan betul-betul kita lihat dan sekarang ini 320 juta orang di dunia sudah berada pada posisi menderita kelapran akut. Ini saya sampaikan apa adanya," kata Jokowi.

Selanjutnya, Jokowi kembali sampaikan peringatan yang sama...

<!--more-->

Sebulan kemudian, Jokowi kembali menyampaikan peringatan yang sama. Saat memberikan pengarahan acara BUMN Startup Day pada Selasa, 27 September 2022, Jokowi mengaku mendapatkan 'bisikan' tentang prospek perekonomian dunia tahun depan. Ia menyebut ancaman kegelapan semakin nyata sejalan dengan situasi tahun ini yang tak kunjung membaik.

Jokowi mengatakan sejumlah lembaga internasional menyampaikan perekonomian pada tahun 2022 akan berada pada masa sulit. Lalu pada tahun 2023, kondisinya akan benar-benar 'gelap gulita' imbas dari krisis tahun 2022.

"Lembaga internasional sampaikan tahun ini, tahun 2022 sangat sulit. Tahun depan mereka menyampaikan akan lebih gelap," kata Jokowi.

Terakhir saat memberikan sambutan pada Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 yang digelar di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Jokowi kembali menyampaikan peringatan ini. Namun, saat itu Jokowi turut menyampaikan agar masyarakat harus optimistis walaupun kondisi ekonomi dunia akan gelap di tahun 2023.

"Kita semuanya harus tetap optimistis meskipun lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap," ujar Jokowi. "Silakan negara-negara lain. Negara kita harus tetap optimis, tapi memang harus tetap waspada, harus hati-hati karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi. Akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa."

Kepala BIN Keluarkan Imbauan yang Sama

Kepala BIN Budi Gunawan menyebut telah mendapat data dari intelijen dunia yang menyebut 2023 bakal menjadi tahun yang "gelap". Hal itu terjadi lantaran tahun 2023 dihantui dengan ancaman adanya resesi hingga inflasi yang dapat berdampak pada banyak sektor dan lingkup masyarakat.

"Foresight dari intelijen dunia menggambarkan bahwa pada 2023 sebagai tahun yang gelap dan penuh dengan ketidakpastian. Istilah intelijen disebut winter is coming, ada juga yang menggambarkan bahwa tahun 2023 adalah tahun yang dihantui oleh ancaman resesi dan inflasi," ujar Budi dalam keterangannya, Jumat, 20 Januari 2023.

Budi menyebut dampak dari inflasi bakal berpengaruh sampai ke daerah. Bahkan, Budi menyebut sektor ekonomi rumah tangga di sudut-sudut kota, di kabupaten, hingga ke pelosok desa bakal merasakan dampak resesi ini. Oleh karena itu, Budi Gunawan mengimbau agar para kepala daerah di Indonesia untuk bersiap akan dampak yang mungkin saja dirasakan dan mengganggu kehidupan masyarakat.

Selain itu, Budi menyampaikan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina diprediksi masih akan lama berlangsung di tahun 2023, sehingga bakal mengganggu pasokan energi hingga pangan dunia.

"Selanjutnya, berdasarkan analisis intelijen ada potensi ancaman, pertama adalah perang Rusia Ukraina, diprediksi akan masih berlangsung lama. Diperparah dengan munculnya potensi penggunaan senjata nuklir. Perang kedua negara tersebut telah mengganggu pasokan energi dan pangan dunia," kata Budi.

Lebih lanjut, jenderal bintang empat itu menerangkan gelapnya tahun 2023 juga diperparah dengan kondisi geopolitik Cina dan Taiwan yang akan terus memburuk. "Kondisi geopolitik Cina dan Taiwan juga akan semakin memprihatinkan karena akan mempengaruhi jalur logistik dunia," kata Budi.

Akibat dari konflik geopolitik yang berkepanjangan antara beberapa negara tersebut, Budi memperkirakan banyak negara bakal menjadi berpikiran nasionalisme sempit, sehingga berusaha untuk mengamankan segala pasokan kebutuhan demi diri mereka masing-masing. Ia mencontohkan Italia dan Afrika yang kini mengalami krisis akibat dampak dari adanya konfik geopolitik dunia.

"Kita contohkan Italia telah mengalami krisis listrik dan kesulitan pangan. Sementara beberapa negara di Afrika itu sangat bergantung 90 persen impor gandum dari Rusia dan Ukraina," kata dia.

Untuk itu, Budi berpesan supaya para kepala daerah benar-benar mempersiapkan kebijakan secara matang dan meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat.

Baca juga: Presiden Jokowi Sampaikan 2023 Bakal Jadi Tahun Gelap untuk Semua Negara

M JULNIS FIRMANSYAH

Berita terkait

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

11 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

17 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

22 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

1 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

1 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

1 hari lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

1 hari lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya