Ahli Ingatkan Bahaya Pakai Bahan Daur Ulang Cacahan Polikarbonat untuk Kemasan Air Minum

Jumat, 20 Januari 2023 13:28 WIB

Ilustrasi air dalam kemasan galon. quora.com

JAKARTA - Ahli Teknologi Polimer Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Kepala Center for Sustainability and Waste Management, Mochamad Chalid mengingatkan penggunaan kemasan polikarbonat untuk air minum dalam kemasan di masyarakat yang sudah masuk ke ranah yang tidak aman. Ada beberapa poin yang memicu peluruhan zat Bisphenol A atau BPA pada kemasan polikarbonat ke dalam air yang kemudian dikonsumsi.

"Kondisi-kondisi yang membuat kemasan polikarbonat tidak aman apabila berisi air dan terpapar suhu tinggi dalam waktu tertentu," kata Chalid. "Ketika polikarbonat bertemu dengan air dalam suhu tinggi dan durasi tertentu, maka dia akan mengalami pemotongan atau pelepasan BPA karena ada air tadi atau yang disebut dengan hidrolisis."

Mochamad Chalid lantas merunut peristiwa bagaimana bahan polikarbonat diolah menjadi kemasan dan pada titik mana berpotensi membahayakan kesehatan. Pertama, dari produsen yang mengolah polikarbonat sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan kemasan air minum bernama galon. Galon berbahan polikarbonat tersebut diisi dengan air.

Kedua, masuk ke tahap distribusi di mana air dalam kemasan galon polikarbonat tadi diantar sampai ke konsumen. "Selama proses transportasi itu, rentan terjadi kenaikan suhu dalam waktu tertentu tadi," kata Chalid. Contoh, apabila kemasan masuk ke dalam truk, terpapar panas mesin kendaraan dan panas matahari, dan sebagainya. Dan proses distribusi tadi tentua memakan waktu tertentu. Rangkaian kejadian ini, menurut Chalid, rentan memincu hidrolisis yan menghasilkan lepasan BPA.

Ketiga, ketiga produk tersebut sampai di tangan konsumen. Bisa jadi, konsumen tersebut menggunakan galon berbahan polikarbonat ini sesuai standar, yakni terlindung dari suhu tinggi. Namun demikian, persoalan berikutnya berpotensi terjadi ketiga konsumen memanfaatkan galon tadi untuk isi ulang. Terlebih apabila di tempat isi ulang, galon tersebut disikat dan dikeringkan. "Kalau sampai galon disikat, itu berbahaya. Secara mekanis akan mempermudah lepasan BPA," kata Chalid.

Advertising
Advertising

Mengenai pengisian berulang pada galon polikarbonat, dia melanjutkan, tidak ada yang dapat memastikan seperti apa batas yang aman. Pada umumnya, galon tersebut akan terus diisi ulang dengan air selama secara kasat mata masih berfungsi dengan baik atau tidak bocor atau pecah. "Padahal, pengulangan-pengulangan perlakuan saat isi ulang, seperti dibersihkan, diisi, kepanasan, dan seterusnya, itu risikonya jauh lebih dahsyat," ucapnya.

Keempat, tentang galon polikarbonat yang sudah pecah, bocor, atau tidak terpakai lagi. Galon yang sudah tidak terpakai tadi akan dikumpulkan dan dicacah atau proses crushing. "Setelah dicacah, seandainya campuran yang disebut dengan regrain (hasil cacahan limbah polikarbonat) itu dicampur lagi dengan bahan baku polikarbonat yang masih baru dengan komposisi tertentu, maka lebih berbahaya lagi," ujar Chalid. "Penggunaan regrain sedapat mungkin tidak dilakukan karena ini untuk kemasan air minum."

Pemerintah sudah melakukan pendekatan dan pengamatan tentang lepasan BPA pada kemasan air minum berbahan polikarbonat. Sebagai bagian dari institusi pendidikan dan penelitian, Chalid melanjutkan, akan membantu mencarikan solusi tentang bahaya pelepasan BPA ini. Penting juga masyarakat mengetahui dan memahami bahaya BPA untuk kesehatan. Sebab dalam jangka panjang, konsumen yang menjadi korban apabila tidak dilakukan penelaahan atau kajian tentang bahaya BPA.

Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM menyampaikan risiko kesehatan karena terpapar BPA antara lain, gangguan sistem reproduksi baik pria maupun wanita, diabetes dan obesitas, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, kanker, gangguan perkembangan kesehatan mental, dan autism spectrum disorder (ASD). Sebanyak 96,4 persen dari produk air minum dalam kemasan (AMDK) galon menggunakan bahan polikarbonat. (*)

Berita terkait

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

12 hari lalu

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

Masyarakat diminta untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai peruntukannya, terutama yang beretiket biru, cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

24 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

27 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

30 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

BPOM Temukan Mi Berformalin di Pasar Depok Jaya, Pemerintah Kota Bakal Telusuri Semua Pasar

57 hari lalu

BPOM Temukan Mi Berformalin di Pasar Depok Jaya, Pemerintah Kota Bakal Telusuri Semua Pasar

Pemkot Depok akan menyusuri tiap pasar bersama BPOM untuk menjamin produk yang dijual aman dikonsumsi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Modus Jastip Barang Luar Negeri yang Disebut Rugikan Industri Retail: Membagi Muatan hingga Buka Bungkus Barang

15 Maret 2024

Modus Jastip Barang Luar Negeri yang Disebut Rugikan Industri Retail: Membagi Muatan hingga Buka Bungkus Barang

Para pelaku jastip disebut memiliki berbagai trik untuk mengakali petugas Bea Cukai ketika mendarat di bandara atau pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Ada Celah Aturan, Pakar Hukum Jelaskan Pelaku Jastip dari Luar Negeri Tak Jera Meski Pernah Ditindak

14 Maret 2024

Ada Celah Aturan, Pakar Hukum Jelaskan Pelaku Jastip dari Luar Negeri Tak Jera Meski Pernah Ditindak

Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, mengatakan tak munculnya efek jera para pelaku jastip karena aturan tidak secara tegas.

Baca Selengkapnya

Diduga Jastip dan Dijual Kembali, BPOM Musnahkan 1 Juta Ton Milk Bun Asal Thailand

14 Maret 2024

Diduga Jastip dan Dijual Kembali, BPOM Musnahkan 1 Juta Ton Milk Bun Asal Thailand

BPOM memusnahkan satu ton roti milk bun asal Thailand, pada Jumat, 8 Maret 2024. Roti itu hasil sitaan Bea Cukai Soekarno-Hatta dari 33 pelaku jastip.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Barang Impor Menuai Protes, Mendag: Ada yang Mengeluh itu Wajar

14 Maret 2024

Pembatasan Barang Impor Menuai Protes, Mendag: Ada yang Mengeluh itu Wajar

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menanggapi maraknya protes terhadap aturan pembatasan barang impor yang boleh dibawa penumpang.

Baca Selengkapnya