Hendra Kurniawan Kecewa Terhadap Humas Polri, Ini Penyebabnya

Editor

Febriyan

Jumat, 13 Januari 2023 22:24 WIB

Hendra Kurniawan saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis, 15 Desember 2022. Dalam persidangan ini, Irfan Widyanto memberikan keterangan sebagai saksi mahkota untuk terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria, dalam dugaan tindakan perampasan CCTV. TEMPO/MAGANG/Abdullah Syamil Iskandar

TEMPO.CO, Jakarta - Hendra Kurniawan merasa kecewa kepada Humas Mabes Polri karena tidak pernah meluruskan pemberitaan terkait dirinya melarang keluarga almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat membuka peti mati saat dia ke Jambi.

Mantan Kepala Biro Paminal Divisi Propam Polri ini mengatakan tidak pernah membuat siaran pers untuk membantah pemberitaan tersebut. Menurut Hendra, semestinya Divisi Humas bisa membuat klarifikasi terkait hal itu.

“Ya mestinya kan ada dari fungsinya ya Humas mestinya, yang bisa meng-counter,” kata Hendra Kurniawan saat ditanya kuasa hukumnya saat ia diperiksa sebagai terdakwa obstruction of justice pembunuhan berencana Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat, 13 Januari 2023.

Hendra menuturkan ia tidak pernah mengetahui Humas Polri mengeluarkan pernyataan untuk meluruskan berita viral, yang menyebut jenderal bintang satu polisi melarang keluarga Brigadir Yosua membuka peti mati.

“Itu pemberitaan saya tidak tahu dari mana. Cuman kan akibat dari saya kemudian itu terus jadi gaduh,” ujar Hendra.

Advertising
Advertising

“Jadi akhirnya sampai dengan saat ini beginilah framing-framing yang sudutkan terdakwa,” tanya kuasa hukum.

“Betul,” tutur Hendra.

Hendra akui pertemuan dengan keluarga Brigadir Yosua

Dalam sidang sebelumnya, Hendra Kurniawan mengaku terbang ke Jambi menggunakan jet pribadi untuk bertemu keluarga almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat pada 11 Juli 2023. Ia mengakui kunjungan ini untuk menjelaskan musabab kematian Yosua dan sudah direstui Ferdy Sambo.

Ia mengatakan ada beberapa anggota yang ditunjuk untuk mendampinginya, termasuk mantan Kabag Gakkum Biro Provos Divisi Propam Polri Komisaris Besar Susanto Haris, eks Kanit I Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Rifaizal Samual, dan mantan Kaden A Ropaminal Divisi Propam Polri Agus Nurpatria.

Hendra mengatakan ia diperintah atasannya, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri saat itu, Irjen Ferdy Sambo, untuk berangkat ke Jambi. Tujuannya, untuk menjelaskan kematian Brigadir Yosua ke keluarganya. Anggota yang ikut berasal dari Biro Paminal, Biro Provos, dan penyidik dari Polres Metro Jakarta Selatan.

Namun sebuah video viral yang direkam keluarga Yosua menuduh Hendra melarang keluarga untuk membuka peti mati. Dari video tersebut memunculkan pemberitaan yang menyudutkan Hendra.

Sementara Agus Nurpatria mengatakan Hendra Kurniawan saat itu menyampaikan kronologi peristiwa kepada keluarga. Ia tidak setuju dengan berita viral yang menyudutkan Hendra Kurniawan saat bertemu keluarga.

“Pada saat mendampingi itu saya melihat Pak Hendra yang secara sopan menyampaikan kepada keluarga semuanya. Kemudian kalau ada berita viral yang menyudutkan Pak Hendra saya tidak setuju,” kata Agus.

Pertemuan Hendra dengan keluarga Brigadir Yosua membuat kasus ini mendapat perhatian publik

Pertemuan Hendra Kurniawan dengan pihak keluarga Brigadir Yosua di Jambi itulah yang kemudian membuat kasus ini terkuak. Ayah dan ibu Yosua tak percaya dengan cerita bahwa anaknya tewas dalam baku tembak dengan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu.

Sejumlah kejanggalan pun terungkap seperti misalnya adanya luka tembak di bagian belakang kepala Yosua, tidak diperbolehkannya penguburan Yosua dilakukan secara kedinasan hingga soal hilangnya sejumlah barang pribadi Yosua.

Kegaduhan kasus ini membuat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya turun tangan. Dia membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini hingga akhirnya skenario palsu yang dibuat Ferdy Sambo terkuak.

Tak hanya itu, kepergian Hendra Kurniawan menggunakan jet pribadi pun sempat menimbulkan kegaduhan tersendiri. Pasalnya, sempat beredar informasi bahwa Hendra menggunakan jet yang dipinjamkan oleh bandar judi yang dilindungi oleh Ferdy Sambo cs. Kasus ini dikenal dengan kasus Konsorsium 303 yang hingga saat ini masih menjadi misteri.

Berita terkait

Kematian Tragis Polisi: Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dan Pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambos Cs

5 hari lalu

Kematian Tragis Polisi: Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dan Pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambos Cs

Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi alias Brigadir RA, mengingatkan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J pada 2022.

Baca Selengkapnya

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

6 hari lalu

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA menjadi perhatian. Sahabatnya teringat kasus kematian Brigadir J yang dibunuh Ferdy Sambo

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

8 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

17 hari lalu

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

Tol Cikampek Kilometer atau KM 50-an kembali menjadi lokasi tragedi. Sebuah kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik lalu

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Fakta Kematian Brigadir Yosua di Tangan Ferdy Sambo, Bentrok Brimob vs TNI di Sorong

20 hari lalu

Top 3 Hukum: Fakta Kematian Brigadir Yosua di Tangan Ferdy Sambo, Bentrok Brimob vs TNI di Sorong

Kejanggalan kematian ajudan Ferdy Sambo itu terungkap setelah keluarga memaksa peti jenazah Brigadir Yosua dibuka.

Baca Selengkapnya

Fakta Awal Kematian Brigadir Yosua di Tangan Ferdy Sambo

20 hari lalu

Fakta Awal Kematian Brigadir Yosua di Tangan Ferdy Sambo

Peran Ferdy Sambo dalam kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, awalnya hampir tak terlihat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Hukrim: Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Remisi Setya Novanto, Pilot Susi Air Dibawa ke Medan Perang

20 hari lalu

Terpopuler Hukrim: Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Remisi Setya Novanto, Pilot Susi Air Dibawa ke Medan Perang

Berita mengenai setahun vonis banding Ferdy Sambo atas pembunuhan ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat banyak dibaca.

Baca Selengkapnya

Setahun Lalu Banding Ferdy Sambo Ditolak Tetap Hukuman Mati, Ini Perjalanan Jadi Vonis Penjara Seumur Hidup

21 hari lalu

Setahun Lalu Banding Ferdy Sambo Ditolak Tetap Hukuman Mati, Ini Perjalanan Jadi Vonis Penjara Seumur Hidup

Setahun lalu banding Ferdy Sambo ditolak alias tetap dihukum mati. Seiring berjalannya waktu, vonis itu diubah jadi penjara seumur hidup. Kok bisa?

Baca Selengkapnya

Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Tetap Vonis Hukuman Mati

22 hari lalu

Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Tetap Vonis Hukuman Mati

Hari ini, setahun lalu atau 12 April 2023, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta bacakan putusan banding yang diajukan Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

Selain Sengketa Pilpres 2024, Berikut Perkara yang Juga Ada Amicus Curiae Termasuk Pembunuhan Brigadir J

25 hari lalu

Selain Sengketa Pilpres 2024, Berikut Perkara yang Juga Ada Amicus Curiae Termasuk Pembunuhan Brigadir J

Sejumlah pihak terus mengajukan Amicus Curiae ke MK kasus sengketa Pilpres 2024. berikut beberapa perkara bermuatan amicus curiae. Apa saja?

Baca Selengkapnya