Ini Cerita Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar Hingga Menelan Anggaran Rp 1 Triliun
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Febriyan
Sabtu, 7 Januari 2023 08:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil belum lama ini meresmikan Masjid Raya Al Jabbar yang merupakan Masjid Agung Provinsi Jawa Barat. Masjid ini langsung mencuri perhatian masyarakat.
Media sosial Ridwan Kamil yang sekaligus sebagai perancang masjid tersebut banjir komentar. Yang menonjol mulai dari yang mempertanyakan lokasinya di Gedebage, hingga biaya pembangunannya yang menyedot anggaran provinsi yang tembus Rp 1 triliun.
Cerita awal pembangunan Masjid Raya Al Jabbar
Ridwan Kamil sempat menceritakan pemilihan Gedebage tersebut di sela peresmian masjid tersebut pada 30 Desember 2022. Bermula dari pembicaraan panjangnya dengan Ahmad Heryawan tahun 2015, gubernur Jawa Barat kala itu. Emil, sapaan Ridwan Kamil, saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan saat itu tengah mencari lokasi untuk membangun masjid provinsi yang selama ini menumpang di Masjid Agung yang berada di pinggir Alun-alun Kota Bandung.
Awalnya Aher berencana merenovasi Masjid Agung Bandung menjadi masjid provinsi. Rencana batal karena sudah tidak memungkinkan memperbesar masjid tersebut karena lahan yang sempit dan kawasan seputarnya sudah padat.
“Sehingga waktu itu kita mencari lokasi baru yang layak untuk masjid besar yang mewakili jumlah penduduk Jabar,” kata Aher, dalam keterangannya, 29 Desember 2022.
Rencana membangun masjid tersebut kemudian tertambat di Gedebage, Bandung. Aher mengaku, ide tersebut terbersit melihat bobotoh, sebutan pendukung Persib Bandung yang dipikirnya kesulitan mencari masjid setelah menonton laga di Stadioin Gelora Bandung Lautan Api. Stadion tersebut hanya berjarak sekitar setengah kilometer dari lokasi masjid saat ini.
Di Gedebage, pemerintah provinsi juga sudah lama berencana membangun embung. Tahun 2015 pemerintah provinsi sudah menyiapkan dana membeli lahan milik masyarakat di Gedebage untuk membangun embung bersama BBWS Citarum, Kementerian PUPR.
Selanjutnya, rencana Aher disambut positif Ridwan Kamil
<!--more-->
Aher mendiskusikan rencana tersebut dengan Ridwan Kamil, yang kemudian mengusulkan hal yang sama. Ridwan Kamil mengaku, termasuk yang mendorong Jawa Barat memiliki masjid sendiri untuk level provinsi.
“Maka saya bilang ke Pak Aher, sebaiknya di zaman bapak kita ikhtiarkan provinsi Jawa Barat dengan penduduk muslim terbesar sedunai berjumlah 48 juta jiwa harus memiliki masjid raya seperti provinsi-provinsi lain,” kata dia.
Ridwan Kamil juga mengajukan diri merancang masjid tersebut. “Itu terjadi d tahun 2015,” kata dia.
Aher sempat menanyakan lokasi masjid tersebut yang ideal. Ridwan Kamil pun menawarkan kawasan Gedebage karena sejumlah alasan.
“Sebaiknya di selatan Kota Bandung. Tanahnya masih leluasa, sudah ada Stadion GBLA, dan masa depan kereta api cepat stasiunnya akan ada di Tegalluar, hanya 5 menit kalau disambung dengan sebuah transportasi. Diputuskanlah olah kami lokasinya di sini. Kemudian saya tambahkan, Pak Aher itu daerah banjir, sebaiknya kita bangun infrastruktur anti banjir yaitu danau retensi,” kata dia.
Hingga tercetuslah ide membangun masjid megah yang terapung di atas embung. Pembangunan masjid yang rencananya di mulai 2016 molor sehingga baru dimulai tahun 2017.
Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Al Jabbar
Catatan Tempo, Aher melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Al Jabbar pada 29 Desember 2017. Rencana tersendat gara-gara pembebasan lahan yang berjalan lambat, serta tender konstruksi yang sempat dibatalkan dan harus mendapat koreksi dari tim ITB.
Saat peletakan batu pertama, Aher langsung mengumumkan nama masjid tersebut Al Jabbar. Aher juga mengumumkan biaya membangun masjid tersebut menembus RP 913,8 miliar.
Pendanaan menggunakan skema tahun jamak, artinya di setiap tahun APBD Jawa Barat mewajibkan menyisihkan dana untuk merampungkan pembangunan masjid tersebut. Pembangunan masjid sendiri diperkirakan memakan waktu dua tahun. Masjid ditargetkan rampung pada tahun 2019.
“Mulai tahun ini, di akhir tahun, karena (anggarannya) tahun jamak, tidak ada jeda langsung di awal Januari 2018 akan langsung dilakukan pembangunan sampai akhir Desember 2018. Insya Allah sekitar 70 persen akan selesai,” kata Aher, 29 Desember 2017.
Guntoro, Kepala Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang Jawa Barat saat itu mengatakan, biaya Rp 913 miliar untuk membangun masjid, menara, kolam retensi, dan biaya pembebasan lahan.
“Anggaran yang digunakan dari APBD Jawa Barat sepenuhnya, tahap pertama sebesar Rp 511 miliar. Tahap pertama ini akan selesai pada 31 Desember 2018,” kata dia, 29 Desember 2017.
Selanjutnya, pembangunan sempat terhambat
<!--more-->
Laman LPSE Jawa Barat (lpse.jabarprov.go.id) mencatat tender Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar yang diselenggarakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat. Tender tersebut sempat di ulang. Hingga akhirnya lelang dimenangkan oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung dengan nilai penawaran Rp 511,444 miliar. Kontrak pengerjaan diteken 20 Desember 2017.
Hingga penghujung masa jabatan Aher, pembangunan Masjid Al Jabbar hingga tahun 2018 baru menembus 51 persen. Pembangunan masjid kemudian dilanjutkan oleh Ridwan Kamil, yang terpilih kemudian menjadi gubernur Jawa Barat.
Di era Ridwan Kamil pembangunan masjid juga tidak berjalan mulus. Pandemi Covid-19 membuat pendanaan pembangunan masjid dipangkas. Pandemi memaksa prioritas penggunaan dana daerah dipergunakan untuk mengendalikan penyebaran virus korona.
Di era Ridwan Kamil, dilakukan lelang Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar Tahap 2 dengan anggaran Rp 88,885 miliar. Lelang di umumkan 12 Juni 2019. Lelang dimenangkan PT Brantas Abipraya dengan nilai penawaran Rp 84,9 miliar.
Lelang Pembangunan Masjid Raya Jawa Barat Tahap 3 dengan anggaran Rp 31,5 miliar pun diumumkan pada 24 Juli 2020 dengan pemenang Anta Raksa dengan nilai penawaran Rp 18,8 miliar.
Selanjutnya pada tahap 4 digelar lelang pembangunan masjid dengan pembiayaan tahun jamak pada 6 Januari 2021. Lelang Pekerjaan Tahun Jamak Pembangunan Masjid Raya Provinsi Jawa Barat (Tahap IV) yang digelar Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat menggunakan pembiayaan APBD tahun 2021 dan 2022 dengan nilai total Rp 507,494 miliar. Lelang dimenangkan oleh PT Adhi Karya (Persero) dengan nilai penawaran Rp 507, 062 miliar.
Alasan biaya besar pembangunan Masjid Raya Al Jabbar
Soal biaya yang besar membangun masjid Raya Al Jabbar, Ridwan Kamil sempat memberikan penjelasan. Dia menyatakan, bangunan tersebut tak hanya sebuah masjid, melainkan juga museum, danau hingga taman. Untuk museum, menurut dia, baru akan dibuka pada Februari mendatang karena masih ada pekerjaan yang belum selesai.
“Jadi biaya terbagi-bagi ke banyak tempat," kata dia pada 26 Desember 2022.. "Itulah kenapa program di sini tidak hanya membangun masjid, tapi urusan-urusan lain.”
Pada peresmian Masjijd Albbar, Jumat, 30 Desember 2022, Ridwan Kamil didampingi wakilnya Uu Ruzhanul Ulum, keduanya memukul bedug tanda peresmian masjid tersebut. Wakil Presiden Ma’ruf Amin hadir secara virtual menyaksikan peresmian masjid tersebut. Menteri Perdagangan Zukifli Hasan juga melipir menyaksikan peresmian masjid tersebut di sela kunjungan kerjanya meninjau sejumlah pasar hari itu.
“Alhamdulillah masjid terbesar di Jawa Barat MRAJ hari ini sudah diresmikan. Mulai sekarang masyarakat silakan memanfaatkan untuk berbagi kegiatan peribadatan serta fasilitasnya sangat lengkap dan terlengkap se-Indonesia,” kata Ridwan Kamil.