Terjadi sejak 2004, Begini Awal Sejarah Konflik Keraton Surakarta

Reporter

Haris Setyawan

Editor

Nurhadi

Selasa, 27 Desember 2022 13:51 WIB

Putra Mahkota Keraton Surakarta, KGPH Purboyo memberikan tanggapan terkait permasalahan yang terjadi di Keraton Surakarta, Jumat, 23 Desember 2022 malam. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Keraton Surakarta sampai sekarang seolah tak berujung. Hampir setiap tahun selalu muncul berita tentang konflik internal antara dua kubu di keraton yang sudah ada sejak 1745 masehi itu.

Disadur dari buku Di Balik Suksesi Keraton Surakarta Hadiningrat (2004), sejarah awal konflik internal Keraton Surakarta akibat perebutan tahta raja antara Hangabehi dan Tedjowulan (raja kembar). Keduanya sama-sama mengklaim sebagai pengganti Raja Paku Buwono XII (PB XII) yang meninggal pada 12 Juni 2004 setelah berkuasa selama 59 tahun.

Dalam tradisi kerajaan Jawa, pengganti raja yang meninggal berasal dari anak laki-laki tertua dari permaisuri. Sementara mendiang Paku Buwono XII tidak mengangkat seorang permaisuri. Berawal dari inilah konflik perebutan tahta Keraton Surakarta antara Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi dan KGPH Tedjowulan yang lahir dari ibu yang berbeda ini dimulai.

KGPH Hangabehi mengklaim berhak mewarisi tahta Keraton Surakarta karena mengaku menerima surat wasiat absah dari Raja PB XII. Proses penyerahan surat wasiat itu terjadi sebelum raja meninggal pada Kamis, 3 Juni 2004, saat tetirah di Tawangmangu.

Menindaklanjuti keabsahan surat wasiat tersebut, Kapolwil Surakarta saat itu, Kombes H. Abdul Madjid, mengatakan, hasil uji laboratorium forensik Polda Jawa Tengah terhadap cap jempol Paku Buwono XII yang ditulis KP Edi Wirabumi identik dengan sidik jari PB XII.

Advertising
Advertising

Merespons hasil tersebut, pihak KGPH Tedjowulan mempertanyakan dan mempermasalahkan keabsahan Surat Wasiat Tawangmangu tersebut. Tedjowulan menilai, surat wasiat tersebut janggal. Karena itu, dia meminta aparat kepolisian untuk memeriksa ulang keaslian surat wasiat tersebut.

Menurut penasehat hukum PB XIII Tedjowulan, Hari Susilo, sebagaimana lazimnya surat wasiat, wasiat Tawangmangu itu seharusnya diketahui oleh semua putra-putri Sinuhun PB XII yang berjumlah 35 orang.

“Tapi kenyataannya hanya diketahui oleh segelintir putra-putri PB XII dari pihak KGPH Hangabehi. Karena tidak diketahui oleh semua ahli waris, maka wasiat Tawangmangu itu tidak sah,’’ ujar Hari, Kamis, 18 November 2004.

Menurut Hari, dalam surat wasiat itu sama sekali tidak ada klausul yang menegaskan penunjukkan Hangabehi sebagai pengganti PB XII. Padahal, jika seseorang yang hendak meninggal dunia akan mewasiatkan sesuatu, maka itu harus diumumkan secara terbuka kepada seluruh ahli warisnya. “Jadi, semua ahli waris harus tahu secara resmi dan terbuka,” katanya.

Puncaknya pada Agustus 2004, kubu Tedjowulan mengukuhkan perwira TNI AD tersebut sebagai PB XIII. Penobatan Tedjowulan dilakukan di Ndalem Sasana Purnama, Kota Barat Mangkubumen. Lokasinya berada sekitar enam kilometer dari kompleks Keraton Surakarta.

Alasan pengukuhan dilakukan di luar keraton lantaran pada hari yang sama Kubu KGPH Hangabehi menggembok pintu gerbang keraton. Pun sebulan kemudian melakukan tindakan sama yaitu melantik KGPH Hangabehi juga sebagai PB XII. Adanya pelantikan KGPH Hangabehi dan Tedjowulan dalam waktu dan tempat yang berbeda menyebabkan adanya anggapan adanya raja kembar di Surakarta.

Daftar panjang konflik antara raja kembar itu masih berlanjut hingga sampai sekarang. Terbaru, pada Jumat, 23 Desember 2022, sekitar pukul 21.00 WIB, kedua kubu saling bentrok. Dari insiden tersebut, dua orang cucu Pakubuwono XIII diduga mengalami penganiayaan, yakni Bendara Raden Mas (BRM) Yudhistira dan BRM Soeryo Mulyo.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Konflik Keraton Surakarta, Putra Mahkota Angkat Bicara Soal Konflik Internal

Berita terkait

Meriahnya Acara Aktivasi Alun-Alun Utara Keraton Surakarta yang Dihadiri Gibran, Sempat Ditutup Selama Renovasi

1 hari lalu

Meriahnya Acara Aktivasi Alun-Alun Utara Keraton Surakarta yang Dihadiri Gibran, Sempat Ditutup Selama Renovasi

Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara aktivasi alun-alun utara Keraton Surakarta yang diselenggarakan Ahad, 3 November 2024

Baca Selengkapnya

11 Warga Israel Luka-luka Akibat Serangan Hizbullah

2 hari lalu

11 Warga Israel Luka-luka Akibat Serangan Hizbullah

Layanan gawat darurat Israel melaporkan 11 orang luka-luka di wilayah Israel tengah pada Sabtu, 2 November 2024, akibat roket Hizbullah

Baca Selengkapnya

Pelatihan P3PD Bantu Penyelesaian Konflik Batas Desa

5 hari lalu

Pelatihan P3PD Bantu Penyelesaian Konflik Batas Desa

Pelatihan P3PD membantu Desa Lubuk Lawas menyelesaikan konflik batas desa dengan pendekatan koordinatif, termasuk penentuan batas berdasarkan koordinat dari Badan Informasi Geospasial.

Baca Selengkapnya

Cerita WNI yang Memilih Bertahan di Tengah Krisis Lebanon

6 hari lalu

Cerita WNI yang Memilih Bertahan di Tengah Krisis Lebanon

Tya Gustiasih, WNI yang tinggal di Lebanon sejak 2006, memilih bertahan bersama suami dan anak-anaknya

Baca Selengkapnya

Indonesia Kecam Serangan Israel terhadap Iran

10 hari lalu

Indonesia Kecam Serangan Israel terhadap Iran

Indonesia mengecam serangan Israel terhadap Iran. Kementerian Luar Negeri menyebut serangan itu hanya memperluas konflik

Baca Selengkapnya

Isu Myanmar Jadi Fokus KTT ASEAN di Laos

20 hari lalu

Isu Myanmar Jadi Fokus KTT ASEAN di Laos

Para pemimpin negara ASEAN menaruh perhatian terhadap konflik di Myanmar.

Baca Selengkapnya

IHSG Akhir Pekan Lalu Sempat Anjlok dan Hari Ini Kembali Menguat, Berikut Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Pekan Ini

29 hari lalu

IHSG Akhir Pekan Lalu Sempat Anjlok dan Hari Ini Kembali Menguat, Berikut Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Pekan Ini

Konflik Timur Tengah juga memengaruhi pasar saham. Pada penutupan perdagangan pekan lalu IHSG anjlok 200 poin.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Meningkatnya Angka Bunuh Diri Remaja di Korea Selatan

31 hari lalu

5 Fakta Meningkatnya Angka Bunuh Diri Remaja di Korea Selatan

Kasus bunuh diri yang dilakukan remaja di Korea Selatan meningkat. Pemicu peningkatan kasus itu gangguan kesehatan mental dan konflik interpersonal.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Diproyeksi Naik Pekan Depan, Terjadi Lompatan Jika Konflik Timur Tengah Semakin Memanas

32 hari lalu

Harga Emas Diproyeksi Naik Pekan Depan, Terjadi Lompatan Jika Konflik Timur Tengah Semakin Memanas

Lukman Leongarga memproyeksi kondisi geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina masih jadi stimulus positif bagi perkembangan harga emas.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

33 hari lalu

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

Pelemahan rupiah diprediksi berlanjut hingga Jumat imbas konflik antara Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya