5 Fakta Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar: Bom Panci hingga Pelaku Jago Rakit Bom
Reporter
Mohammad Hatta Muarabagja
Editor
Dwi Arjanto
Jumat, 9 Desember 2022 01:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Peristiwa aksi bom bunuh diri yang terjadi di Kantor Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, 7 Desember 2022 pagi mengejutkan masyarakat. Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana mengungkapkan terdapat 11 korban bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung.
Sebanyak 10 orang anggota Polri dan satu lagi warga sipil yang sedang melintas di lokasi kejadian. "Satu anggota Polri meninggal atas nama Aiptu Sofyan," tutur Suntana ketika memberikan keterangan di Kantor Polsek Astanaanyar kemarin.
5 Fakta Kasus Bom Bunuh Diri Astanaanyar
- Pelaku mantan narapidana kasus terorisme
Terduga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, teridentifikasi merupakan Agus Sujatno, mantan narapidana kasus terorisme. Agus sempat menjalani hukuman di Lapas Kelas II A Pasir Putih Nusambangan, Jawa Tengah dalam kasus bom Cicendo. Ia ditahan selama empat tahun sebelum akhirnya bebas pada Maret 2021 lalu.
Mantan terpidana teroris Kurnia Widodo mengatakan pelaku bom Polsek Astana Anyar, Agus Sujatno alias Abu Muslim tidak mau mengikuti program-program deradikalisasi selama di tahanan. Informasi tersebut, kata Kurnia, ia peroleh dari rekan yang pernah satu sel dengan pelaku.
"Karena pahamnya masih radikal, dulu juga di lapas high risk, jadi tidak kooperatif. Dia tidak mau ikrar, makanya tetap ditahan di lapas tipe high risk," kata Kurnia lewat pesan singkat pada Kamis 8 Desember 2022.
Baca : Pascaledakan Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar, Camat Sebut Warga Trauma
Kurnia melanjutkan pelaku juga tidak mau ikrar NKRI saat di Lapas. Selain itu, Agus juga tidak mau dikunjungi aparat atau lembaga pemerintah. Pada acara kewirausahaan juta tidak pernah datang.
"Seperti acara-acara atau kewirausahaan. Tidak berhubungan dengan kelompoknya, dan seterusnya," ujarnya. Terkait hal ini, Tempo belum mendapatkan penjelasan dari pihak Lapas kelas II A pasir Putih Nusakambangan.
- Agus disebut pandai merakit bom dan diduga lakukan aksi secara lone wolf
Menurut Kurnia, Agus melakukan aksinya karena ia lihai merakit bom. Sehingga, Agus masih punya kemampuan untuk melakukan aksi bom bunuh diri tersebut. Selain itu, Agus juga diduga masih mempunyai bahan sisa yang masih bisa digunakan.
"Kelihatannya demikian, karena di masa lalu waktu dia tertangkap kasus terorisme bom Cicendo, perannya adalah perakit bom, termasuk mampu meracik bahan. Mungkin juga bahan sisa di masa lalu yang hanya diketahui oleh Agus dan Yayat Cahdiyat," kata dia.
Menurut keterangan Kurnia, Agus Sujatno masih merupakan satu kelompok dengan Yayat Cahdiyat dan Soleh pada kasus Bom Panci Cicendo. Kurnia mengaku tidak mengetahui soal jaringan teroris yang terafiliasi dengan Agus. Ia pun menduga pelaku melakukan bom bunuh diri itu secara lone wolf. "Kalau ke jaringan aku kurang paham, sampai saat ini aku mikirnya dia lone wolf," ujarnya.
Motor bebek Suzuki Shogun pelaku tanpa spion...
<!--more-->
- Agus tunggangi motor bebek Suzuki Shogun
Motor bebek Suzuki Shogun berwarna biru yang digunakan pelaku sebelum melakukan aksi terparkir di pinggir jalan dekat Kantor Polsek Astanaanyar. Motor tersebut tidak menggunakan kaca spion. helm abu-abu tergantung di stangnya. Sayap bodi tak terpasang.
Pelat nomor motor pelaku bom bunuh diri Bandung ditempeli kertas dengan tulisan yang disinyalir menjadi motif bom bunuh diri tersebut. "KUHP. Hukum, Syirik/Kafir. Perangi para penegak hukum setan. QS : 9 : 29," demikian tulisan di kertas itu.
Motor bebek yang digunakan tersangka teroris tadi Suzuki Shogun keluaran 2001 yang memiliki kapasitas mesin 109cc. Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga 9,8 HP. Pada eranya, Suzuki Shogun cukup diminati masyarakat Indonesia.
- Agus gunakan bom panci
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan menyebut pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Agus Sujatno alias Abu Muslim menggunakan bom panci dalam melaksanakan aksinya.
Ramadhan memaparkan bahwa kejadian itu penyidik menemukan 23 jenis barang bukti. Barang bukti ini saat ini telah dibawa oleh pihak Direktorat Kriminal Umum Polda Jawa Barat. "Jenis bom yang meledak adalah jenis bom rakitan, dirakit dalam bentuk panci, dan biasa rekan-rekan dengar dengan bom panci," kata Yuri Kamis 8 Desember 2022 seperti dikutip dari Antara.
Dalam konferensi pers di Polrestabes Bandung, Komandan Satbrimob Polda Jawa Barat Kombes Yuri Karsono mengatakan dari olah tempat kejadian perkara (TKP), bom itu mengandung proyektil paku. Selain itu, ditemukan pula residu triaceton triperoxide (TATP) dan baterai yang diduga digunakan sebagai pemantik bom.
Jalan di depan Polsek Astanaanyar dibuka kembali
Ruas Jalan Astanaanyar yang berada di depan Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, kembali bisa dilalui oleh masyarakat pada Kamis pagi 8 Desember 2022. Kepala Bagian Operasi Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung AKP Deden Juandi mengatakan jalan itu mulai dibuka kembali guna mencegah adanya penumpukan arus lalu lintas dari arah selatan. "Ada petugas di depan polsek, dari selatan ke utara saja satu jalur," kata Deden saat dihubungi Rabu 7 Desember 2022.
Jalan Astanaanyar di ruas kawasan Polsek Astanaanyar biasanya diberlakukan satu jalur dari selatan ke utara pada pukul 06.00-12.00 WIB. Setelah jam tersebut, kendaraan bisa melintas dua arah di jalur itu.
Usai tragedi bom bunuh diri tersebut, menurut Deden, penerapan satu arah diberlakukan karena arus dua arah tidak memungkinkan. Terlebih lagi bahu jalan di depan Polsek Astanaanyar masih dipasang garis polisi. Kepolisian pun memasang water barier di jalan dari arah utara. Sehingga kendaraan dari arah utara pun tidak bisa melintas ke Jalan Astanaanyar. "Masih satu arah yang dibuka karena di depan Polsek Astanaanyar masih banyak kendaraan petugas yang sedang membereskan TKP," dia menjelaskan.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Polri Beri Kenaikan Pangkat Aipda Sofyan: Korban Tewas Bom Bunuh Diri Astanaanyar
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.