Apa Agama Resmi Zaman Kerajaan Majapahit?

Minggu, 27 November 2022 07:11 WIB

Sejumlah wisatawan mengunjungi situs bangunan kuno, Candi Bajang Ratu, di kawasan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (4/11). Pemerintah berencana menetapkan kawasan bekas kota Kerajaan Majapahit, Trowulan, sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN). ANTARA/Ismar Patrizki

TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang terbesar dan terakhir di Jawa. Kerajaan ini diperkirakan berada di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur dan telah berdiri sekitar 400 tahun. Pada waktu pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389), kerajaan Majapahit berhasil mencapai puncak kejayaannya.

Namun, setelah Hayam Wuruk menutup usia, kerajaan Majapahit mengalami kemunduran yang sangat signifikan lantaran adanya perang perebutan tahta ditambah dengan terjadinya bencana alam.

Kendati demikian, kerajaan ini banyak meninggalkan benda bersejarah, kebudayaan, dan sistem keyakinan atau agama. Mengutip Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, ketika zaman Majapahit, keluarga kerajaan dan masyarakat setempat memiliki multi-agama. Kerajaan ini memiliki dua agama besar yang resmi, yaitu agama Iwa dari aliran Aiwasiddhnta dan agama Buddha Mahyana.

Agama di Era Kerajaan Majapahit

Selain dua agama besar tersebut, terdapat pula beberapa aliran agama, yaitu Waisnawa, Iwa Bhairawa, dan agama lokal. Berikut ulasan dari masing-masing agama Kerajaan Majapahit tersebut.

1. Aiwasiddhnta

Advertising
Advertising

Awalnya, aliran agama iwa ini berkembang di India Selatan, kemudian meluas ke Jawa sejak pemerintahan raja Siok dari dinasti Ishana (abad 10). Saat masuk dan menyebar di Jawa, aliran agama ini sangat dipengaruhi filsafat Upanisad (vedanta) dan filsafat Samkhya. Agama ini memiliki kitab suci yang dinamakan Tutur. Terdapat sebuah Tutur dengan nama Jñanasiddhanta yang disusun ketika zaman Majapahit dan menjadi kompilasi berbagai Tutur lainnya. Penganut agama ini akan mempercayai suatu realitas tertinggi yang disebut dengan Sang Hyang Paramaiwa.

Meskipun kerajaan Majapahit telah runtuh, tetapi agama ini terus mengalami perkembangan dan menjadi agama resmi kerajaan. Sebagian besar raja Majapahit memeluk agama aiwasiddhnta, kecuali Tribhuwanotunggadew, ibu dari Hayam Wuruk yang memilih memeluk agama Buddha Mahyana.

Baca: 7 Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Masih Eksis Hingga Saat Ini

2. Buddha Mahyana

Tidak sama seperti aiwasiddhnta, agama ini hanya dianut oleh beberapa masyarakat Majapahit saja. Pemeluk agama ini meyakini realitas tertinggi terhadap Bhatara Buddha. Dengan begitu, tujuan aliran agama ini adalah setiap orang ingin seperti Sang Buddha yang berupaya mengajak orang lain masuk nirwana (surga), seperti dikutip jurnal.radenwijaya.ac.id.

Selain itu, aliran ini pun menganggap penting Bodhisattva, yaitu calon-calon Buddha sebagai penyelamat para penganut agama Buddha. Seorang Bodhisattva memiliki cinta kasih yang ditujukan untuk membantu seluruh umat Buddha demi mencapai nirwana. Bahkan, ia rela masuk nirwana terakhir untuk mendahulukan yang lainnya mendapatkan pencerahan sehingga mencapai sikap Buddha. Agama ini menjadi suatu gerakan pan-Buddha yang berlandaskan penerimaan kitab-kitab baru. Akibatnya, ajarannya cenderung berhubungan dengan hal gaib dan abstrak sehingga bersifat religius dan metafisik untuk mengatasi masalah duniawi keduniawian.

3. Iwa Bhairawa

Agama ini dipeluk oleh beberapa pejabat tinggi ketika masa kerajaan Majapahit. Aliran ini memuja Iwa sebagai Bhairawa yang kemungkinan pecahan dari agama Iwa Kplika, India Selatan sehingga ajarannya tidak beda jauh. Penganut agama ini melakukan tapa dengan sangat gigih. Tapa adalah suatu cara mengendalikan energi agar terpusat sehingga dapat mencapai suatu tujuan. Penganut agama ini melakukan ritual tapa dengan tinggal di kuburan, mengorbankan diri sendiri, memakan daging manusia atau binatang, dan meminum darahnya. Biasanya, ritual itu disebut sebagai mahvrata. Kini, aliran agama ini sudah tidak lagi dianut karena memiliki ritual yang cukup keras.

4. Waisnawa

Masyarakat kerajaan Majapahit yang menganut agama ini memuja Dewa Wisnu. Di Jawa, Dewa Wisnu bukan dewa tertinggi, melainkan dewa pelindung para raja dan pahlawan. Meskipun, agama ini bukan merupakan agama resmi kerajaan Majapahit, tetapi masih ada sebagian masyarakat kerjaan yang menganutnya dan berjalan beriringan dengan agama resmi tersebut.

RACHEL FARAHDIBA R

Baca juga: Runtuhnya Kerajaan Majapahit, Kerajaan Hindu Budha Terbesar di Indonesia

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

1 hari lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

1 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

Artefak dan barang antik yang dicuri oleh beberapa orang dan dibawa ke Amerika Serikat telah dikembalikan ke Indonesia. Apa itu artefak?

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

4 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

7 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

7 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

7 hari lalu

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

Penghapusan syarat asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung untuk menjelajahi budaya, bentang alam, dan warisan unik Bhutan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

42 hari lalu

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

28 Februari 2024

Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

Istana Pagaruyung pernah alami kebakaran pada 17 tahun lalu. Berikut sejarah dan keistimewaan istana di Kota Batusangkar, Sumbar.

Baca Selengkapnya

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

27 Februari 2024

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.

Baca Selengkapnya

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

27 Februari 2024

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.

Baca Selengkapnya