Survei: Mayoritas Publik Anggap Kepolisian Pelaku Utama Tragedi Kanjuruhan

Reporter

magang_merdeka

Editor

Amirullah

Minggu, 13 November 2022 17:50 WIB

Polisi berjaga di lokasi autopsi di TPU Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 5 November 2022. ANTARA/Vicki Febrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei sikap publik terhadap tragedi Kanjuruhan dengan periode 30 Oktober hingga 5 November 2022. Hasilnya, mayoritas publik menilai kepolisian sebagai pelaku utama tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2022 tersebut.

"Hasil survei menunjukkan sebanyak 39,1 persen aparat kepolisian harus bertanggung jawab," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis hasil survei secara daring, Ahad, 13 November 2022.

Setelah kepolisian, pihak yang dianggap harus bertanggung jawab adalah penyelenggara liga, yaitu 27,2 persen; dan 13 persen publik menganggap PSSI yang harus bertanggungjawab. Sementara, 10,2 persen publik meminta suporter harus bertanggung jawab; sisanya tidak menjawab/tidak tahu.

Survei juga menunjukan bahwa publik menganggap penyebab utama tragedi Kanjuruhan adalah gas air mata. Survei dilakukan dengan memberikan pertanyaan "Apakah tembakan gas air mata dari kepolisian menimbulkan kepanikan?". Hasilnya, sebanyak 86.8 persen publik mengetahui itu.

Baca: Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan Alami Pendarahan Mata

Advertising
Advertising

"Dari yang tahu tragedi tersebut, mayoritas, 86,8 persen, tahu bahwa suporter dan penonton yang tewas karena tembakan gas air mata dari pihak kepolisian yang menimbulkan kepanikan," ujar Burhanuddin.

Dia mengungkapkan pertanyaan lain yang diajukan yakni "Apakah setuju, Kepolisian menyatakan tembakan gas air mata sesuai prosedur karena aksi suporter dan penonton sudah anarkis?".

"Mayoritas dari yang tahu tragedi tersebut tidak setuju, 64,5 persen, dengan pernyataan pihak kepolisian bahwa tembakan gas air mata tersebut sudah sesuai prosedur," ujar Burhanuddin.

Survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah 1.220 responden. Margin of error sekitar ± 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Tragedi Kanjuruhan terjadi seusai pertandingan Arema Malang melawan Persebaya FC pada 1 Oktober 2022. Setidaknya sebanyak 135 orang meninggal dalam peristiwa tersebut.

MUH RAIHAN MUZAKKI

Baca: Polisi: Korban Tragedi Kanjuruhan Meninggal karena Asfiksia Tanpa Trauma

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

4 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

4 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya