Tanggapi Jusuf Kalla soal Cawapres Anies Baswedan, Andi Arief: Elektabilitas dan Popularitas itu Penting

Reporter

Ima Dini Shafira

Editor

Febriyan

Sabtu, 29 Oktober 2022 13:29 WIB

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan Partai Demokrat di kediamannya, Jakarta, 25 Oktober 2022. Foto: Instagram/Anies Baswedan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, menanggapi pernyataan mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla alias JK, soal pencarian Cawapres bagi Anies Baswedan. Sebelumnya, JK mengatakan pencarian wakil bukan semata-mata dinilai dari popularitasnya, melainkan pengalaman membantu Presiden.

Andi menjelaskan, pernyataan JK bisa menjadi salah satu opsi dalam menentukan pendamping Anies. Kendati demikian, ia menilai Cawapres hendaknya juga bisa mendongkrak suara Capres.

“Apa yang dikemukakan JK adalah salah satu opsi. Tapi kita juga harus hitung dengan matang, dalam arti bahwa apakah pembantu Presiden itu bisa mendongkrak suara? Belum tentu,” kata Andi kepada Tempo, Sabtu, 29 Oktober 2022.

Pentingnya elektabilitas bagi Cawapres, menurut Andi, bisa dilihat pada Pemilihan Presiden tahun 2004. Saat itu, Partai Demokrat mengusung Susilo Bambang Yudhoyono yang menggandeng Jusuf Kalla. Mereka meraih kemenangan atas pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.

Meskipun demikian, elektabilitas Cawapres dianggap tak penting pada Pilpres 2009 saat pasangan SBY- Budiono mengalahkan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto dan Megawati - Prabowo.

Advertising
Advertising

“Kenapa Budiono menang bersama SBY? Karena waktu itu surveinya tinggi. Pak SBY sudah 60 persen, sehingga jadi pertimbangan untuk diajak bersama-sama. Nah Wapres ini cukup penting,” kata dia.

Menurut Andi, tanpa elektabilitas dan popularitas, kemenangan bakal lebih sulit diraih oleh pasangan Capres-Cawapres.

“Jadi elektabilitas dan popularitas itu penting. Kan yang namanya Pilpres itu ingin berkuasa. Itu dulu, bagaimana cara berkuasa, baru kita hitung menang. Saya kira Pak JK akan sangat mahir soal ini,” ujarnya.

Sebelumya, Jusuf Kalla mengatakan pencarian Cawapres bukan semata-mata dinilai dari popularitasnya. Hal itu dia nyatakan menanggapi hiruk pikuk Anies Baswedan mencari pasangan. Dia menyebut elektabilitas memang penting dalam Pemilu. Namun, JK mengatakan elektabilitas ini dilihat dari apa yang dikerjakan oleh sosok calon pemimpin tersebut saat ini.

“Tentu kalau dalam pemilu iya, tapi elektabilitas orang dilihat dari apa yang dikerjakannya sekarang. Orang akan menilai dia sanggup bekerja atau tidak,” kata dia.

Partai Demokrat bersama Partai NasDem dan PKS disebut akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Namun hingga saat ini ketiganya masih belum sepakat soal siapa yang akan mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Demokrat menyodorkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sementara PKS mengusulkan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. NasDem justru meminta Anies memilih tokoh di luar koalisi partai.

Berita terkait

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

1 jam lalu

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

Anies Baswedan membeberkan rencananya setelah gugatan kubunya ditolak Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

1 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

5 jam lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

7 jam lalu

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

Dasco mengatakan Gerindra terbuka untuk melakukan dialog mengenai keinginan PKS bergabung ke kubu Prabowo.

Baca Selengkapnya

Soal Peluang PKS Gabung Kubu Prabowo, Politikus PAN Mengaku Senang

7 jam lalu

Soal Peluang PKS Gabung Kubu Prabowo, Politikus PAN Mengaku Senang

Viva Yoga mengatakan PAN tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung.

Baca Selengkapnya

PKS Beri Sinyal Gabung ke Koalisi Prabowo, Gerindra Bilang Belum Pernah Komunikasi Langsung

8 jam lalu

PKS Beri Sinyal Gabung ke Koalisi Prabowo, Gerindra Bilang Belum Pernah Komunikasi Langsung

Dasco juga menyebut, ketidakhadiran Prabowo di acara Halalbihalal PKS tidak dapat dikaitkan dengan sinyal penolakan pada PKS.

Baca Selengkapnya

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

9 jam lalu

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

PDIP menggugat KPU ke Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN Cakung, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

KPU Siapkan Jawaban Hadapi Sidang Perdana Gugatan PDIP di PTUN

10 jam lalu

KPU Siapkan Jawaban Hadapi Sidang Perdana Gugatan PDIP di PTUN

PDIP tercantum sebagai pihak penggugat diwakili oleh Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDIP.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Kukuhkan Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa

13 jam lalu

Bamsoet Ajak Kukuhkan Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Bambang Soesatyo mengajak seluruh elemen bangsa mempererat tali silaturahmi untuk mengukuhkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa saat menghadiri halal bihalal PKS.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

13 jam lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya