Kemenkes sebut Fatalitas Omicron XBB Tak Lebih Parah dari Varian Omicron
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Amirullah
Minggu, 23 Oktober 2022 10:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan melaporkan pasien pertama kasus Covid-19 Subvarian Omicron XBB sudah dinyatakan sembuh dalam 8 hari masa isolasi. Juru bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan M Syahril mengatakan varian baru XBB ini memang cepat menular dibandingkan varian lainnya.
"Tapi fatalitas atau tingkat kematiannya tidak lebih parah dari varian Omicron," kata Syahril dalam keterangan tertulis, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Awalnya, kasus pertama terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perempuan tersebut mengalami gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September.
Tapi dalam 8 hari saja, pasien ini dinyatakan sembuh pada 3 Oktober setelah menjalani isolasi. Kemenkes juga melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 varian XBB.
Baca: WHO: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
Kendati demikian, dia menyebut bahwa negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19. Lantaran sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Berbagai mutasi varian baru pun masih berpotensi terus terjadi dan dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.
Sebelumnya sejak 21 Oktober, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengumumkan subvarian Omicron XBB terkonfirmasi masuk ke Indonesia. Subvarian ini awalnya lebih dulu merebak di negara tetangga, Singapura, dan membuat kasus Covid-19 naik lagi ke 6 ribu per hari.
"Karena ada varian baru namanya XBB, varian ini juga sudah masuk ke Indonesia, kita amati terus," ujar Budi dalam acara webinar, Jumat 21 Oktober 2022.
Di Singapura, kata Syahril, varian XBB telah menyebabkan peningkatan tren perawatan di rumah sakit. ''Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,'' ujarnya.
Untuk itu, Kemenkes sudah meningkatkan pengawasan kedatangan WNI dan WNA di pintu-pintu masuk negara. Syahril juga meminta masyarakat tetap menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker.
Lalu, melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala Covid-19 dan menyegerakan vaksinasi Covid-19. "Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat Covid-19,'' kata dia.
Baca: Kasus Harian Yogya Bertambah, Stok Vaksin Covid-19 Minim Picu Antrean
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.