Inilah 3 Strategi Politik Golkar Melanggengkan Kekuasaan Soeharto

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Senin, 17 Oktober 2022 06:18 WIB

Bendera dan Atribut Partai menghiasi lokasi berlangsungnya Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, 6 Desember 2014. Munas tandingan yang dilaksanakan oleh Presidium Penyelamat Partai Golkar ini rencananya akan dihadiri oleh 240 DPD provinsi dan kabupaten/kota. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Soeharto tercatat sebagai presiden terlama dalam sepanjang sejarah Republik Indonesia, yakni 32 tahun terhitung dari 1967-1998. Selama masa kepemimpinannya, Soeharto menjadikan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai kendaraan politik untuk melanggengkan kekuasaannya. Ini dilakukan dengan menggalang mayoritas suara dalam pemilihan umum.

Mulanya, Golkar lahir sebagai gagasan ‘anti-partai’, namun faktanya menjadi sebuah partai yang eksis hingga saat ini. Menurut sejarawan David Reeve dalam bukunya “Golkar: Sejarah yang Hilang, Akar Pemikiran dan Dinamika”, hal itu menandai hilangnya gagasan Soekarno pada 1967. Alih-alih mewakili golongan petani, buruh, dan sebagainya, Golkar disebutnya menjadi partai penguasa dan mesin patronase.

Pada masa Orde Baru, Golkar bertransformasi menjadi tulang punggung rezim militer untuk melumpuhkan kekuatan Partai Komunis Indonesia. Selain itu, Golkar juga turut andil dalam mengantarkan Soeharto berkuasa selama 32 tahun. Kemenangan Golkar diperoleh melalui proses yang cukup panjang, dengan strategi-strategi politik.

Setidaknya ada tiga strategi politik utama yang digunakan Golkar, yakni:

1. Strategi Jalur ABRI

Advertising
Advertising

Jalur ABRI ditempuh melalui strategi dwifungsi ABRI yang memiliki peran ganda, yakni pertahanan keamanan dan sosial-politik. Mengutip buku Soeharto: Biografi Singkat 1921-2008, peran ganda ini hasil dari perluasan konsep “jalan tengah” yang dicetuskan Jenderal Nasution. Peran ini kemudian menguntungkan bagi Golkar dan militer karena seluruh elit politiknya dijabat oleh Aparat TNI-AD. Lalu kompak mendukung kekuasaan Soeharto.

2. Strategi Jalur Birokrasi

Strategi Golkar dalam aspek birokrasi ditempuh melalui Peraturan Monoloyalitas PNS. Isi dari peraturan ini tentang kebijakan bagi PNS untuk menyalurkan aspirasi politiknya ke Sekber Golkar. Wadah ini lalu dimanfaatkan Golkar untuk menghimpun dan memobilisasi dukungan suara bagi Golar saat pemungutan suara demi memenangkan pemilu.

3. Strategi Isu Politik Golkar

Pada masa pemerintahan Orde Baru, Golkar kerap menggunakan pembangunan nasional sebagai isu politiknya. Tak terkecuali saat pemilu, Golkar lebih menonjolkan dalam bidang pembangunan, meliputi kestabilan politik dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Strategi ini cukup ampuh dalam merayu simpati rakyat demi memenangkan pemilu hingga melanggengkan Soeharto dari kursi kepemimpinannya.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Bagaimana Nasib Golkar Setelah Soeharto Lengser?

Berita terkait

Mengenal Seluk-beluk Kabinet Zaken

6 jam lalu

Mengenal Seluk-beluk Kabinet Zaken

Tujuan utama kabinet zaken adalah mencegah terjadinya kelebihan fungsi di kabinet, meningkatkan kinerja para menteri, dan menghindari potensi korupsi.

Baca Selengkapnya

Ketum Golkar soal Jatah Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran: Tunggu Tanggal Mainnya

10 jam lalu

Ketum Golkar soal Jatah Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran: Tunggu Tanggal Mainnya

Airlangga Hartarto meminta semua pihak menunggu proses pembentukkan kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

PAN Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jakarta, Airlangga Hartarto: Belum Ada Penugasan dari Golkar

12 jam lalu

PAN Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jakarta, Airlangga Hartarto: Belum Ada Penugasan dari Golkar

Airlangga Hartarto menyatakan belum ada penugasan final terkait majunya Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingatkan Pihak yang Ogah Kerja Sama, Ketum Golkar: Silakan Kalau Mau Oposisi

13 jam lalu

Prabowo Ingatkan Pihak yang Ogah Kerja Sama, Ketum Golkar: Silakan Kalau Mau Oposisi

Menurut Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dalam pemerintahan selalu ada yang mendukung atau menjadi koalisi dan menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Respons Airlangga soal Kursi Menteri ESDM Jadi Rebutan Golkar dan PAN

14 jam lalu

Respons Airlangga soal Kursi Menteri ESDM Jadi Rebutan Golkar dan PAN

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menanggapi soal kursi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo-Gibran yang disebut-sebut jadi rebutan partainya dan PAN.

Baca Selengkapnya

Beda PAN dan Golkar soal Ridwan Kamil Maju di Pilkada DKI Jakarta

21 jam lalu

Beda PAN dan Golkar soal Ridwan Kamil Maju di Pilkada DKI Jakarta

PAN berencana menjalin koalisi dengan sejumlah partai lain untuk mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta. Sementara Golkar punya rencana lain.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Politikus PSI dan Golkar Hadir di Deklarasi Koalisi Sama-sama Pilkada Depok

2 hari lalu

Sejumlah Politikus PSI dan Golkar Hadir di Deklarasi Koalisi Sama-sama Pilkada Depok

Enam parpol membentuk koalisi Sama-sama di Pilkada Depok 2024 untuk menggusur dominasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

2 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar dan PKS Berkoalisi dalam Pilkada 2024 Kota Semarang

2 hari lalu

Alasan Golkar dan PKS Berkoalisi dalam Pilkada 2024 Kota Semarang

Yoyok Sukawi mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Semarang ke Partai Demokrat di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi II DPR Dukung Wacana Presidential Club Ala Prabowo, Sebut Pentingnya Komunikasi Elite Bangsa

2 hari lalu

Ketua Komisi II DPR Dukung Wacana Presidential Club Ala Prabowo, Sebut Pentingnya Komunikasi Elite Bangsa

Doli menyatakan, Presidential Club akan mempermudah Prabowo dalam menjalankan tugas sebagai Presiden

Baca Selengkapnya