20 Tahun Tragedi Bom Bali, Yenny Wahid Kutip Perkataan Gus Dur Tuhan Tak Perlu Dibela

Rabu, 12 Oktober 2022 20:00 WIB

Yenny Wahid menyampaikan sambutan dalam peresmian aula dan Masjid KH Abdurahman Wahid di Gedung BP2MI, Jakarta, Minggu, 31 Januari 2021. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) meresmikan nama Aula dan Masjid atas nama mendiang Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid alias Gusdur. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta -Putri mantan presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, bersama Densus 88 Antiteror Polri menggelar peringatan 20 tahun tragedi Bom Bali I di Nusa Dua, Bali, Rabu, 12 Oktober 2022. Acara bertemakan Harmony in Diversity itu digelar untuk memperingati peristiwa kelam yang menelan korban jiwa hingga 202 orang pada tahun 2002.

Dalam sambutannya, Yenny Wahid mengutip pernyataan mendiang ayahnya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur untuk mengenang tragedi tersebut. "Semasa hidup, Gus Dur pernah berkata, Tuhan tidak butuh pembelaan, karena Dia Mahaperkasa. Justru yang perlu mendapat pembelaan adalah makhluk Tuhan lain dari kekejaman makhluk-makhluk Tuhan yang lain," ujar Yenny dalam keterangannya.

Yenny berujar peristiwa Bom Bali I merupakan bukti kekejaman manusia terhadap sesamanya yang mengatasnamakan Tuhan. Akibatnya, 202 orang tak bersalah tewas dengan 88 di antaranya merupakan warga Australia. Menurut Yenny, tragedi itu tidak hanya menimbulkan korban fisik, tetapi juga penderitaan mental yang begitu dalam, baik kepada korban langsung, maupun bangsa dan dunia.

Bagi banyak orang, hidup tak lagi sama setelah bom Bali. Ekonomi menjadi sulit, tatanan sosial terancam. "Filosofi Bhineka Tunggal Ika kita dipertanyakan. Keyakinan kami pada sifat damai agama, dikhianati," kata Yenny.

Setelah 20 tahun berlalu, Yenny menyebut Indonesia kini bisa bangkit kembali dari peristiwa itu. Kini orang Indonesia berdiri berdampingan dengan bangsa lain di Bali terus menyuarakan perang terhadap terorisme. "Kami menolak jika filosofi persatuan dalam keragaman kami dicabik-cabik. Kami menolak agama damai kami dibajak, kami menolak cara hidup hidup berdampingan secara damai dicabut," kata Yenny.

Sementara itu, Kepala Densus 88 Antiteror Polri Inspektur Jenderal Marthinus Hukom menjelaskan untuk menciptakan keadaan damai diperlukan kerja sama lintas sektor, baik pemerintah, aparat keamanan, tokoh masyarakat maupun tokoh agama, dan dukungan kerja sama masyarakat umum. "Karena tanpa itu semua cita-cita bersama mewujudkan perdamaian itu sulit tercapai," kata Marthinus.

Menurut dia sering kali aksi terorisme berdasar pada rasa ingin mencari pengakuan tentang martabat, tetapi melupakan hal lain yang beririsan dengan martabat itu, bahwa setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk dihargai oleh orang lain.

M JULNIS FIRMANSYAH

Baca Juga: Bom Bali 12 Oktober 2002 Tewaskan 202 Orang, Amrozi Mengaku sebagai Pelaku

Berita terkait

BNPT Apresiasi Partisipasipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

20 jam lalu

BNPT Apresiasi Partisipasipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

5 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

10 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

11 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

12 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

12 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

15 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

21 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

28 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

29 hari lalu

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.

Baca Selengkapnya