Catatan Bamsoet: Fokuskan Food Estate untuk Ketahanan Pangan

Senin, 10 Oktober 2022 11:56 WIB

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

INFO NASIONAL – Food estate atau lumbung pangan yang inovatif hendaknya menjadi fokus negara-bangsa, sebagai respons dan antisipasi atas perubahan pola musim yang eksesnya begitu nyata pada sektor pertanian tanaman pangan, akhir-akhir ini.

Pokok-pokok Halauan Negara (PPHN) akan mewajibkan pemerintah pusat dan daerah segera merealisasikan food estate melalui program yang terencana dan berkelanjutan, sistematis dan inovatif.

Sudah menjadi fakta bahwa perubahan pola musim—sebagai buah dari perubahan iklim—mengganggu dan merusak mekanisme pola tanam yang sudah menjadi kebiasaan selama ini.

Sebagaimana diketahui, komunitas petani sudah tahu kapan waktu menanam, dan kapan bersiap-siap untuk panen. Karena akrab dengan dinamika alam dan cuaca, kalkulasi petani kadang lebih akurat. Namun, perubahan iklim menghadirkan persoalan baru bagi komunitas petani. Pola musim yang berubah-ubah sudah menghadirkan dampak yang nyata. Intensitas bencana hidrometeorologis cenderung meningkat. Akhir-akhir ini misalnya, di berbagai wilayah, sering terjadi angin kencang, angin puting beliung, banjir hingga curah hujan yang tinggi.

Periode kemarau tahun ini pun disebut kemarau basah karena cuaca panas tak jarang diselingi hujan lokal, sebagaimana terjadi sepanjang September-Oktober 2022 sekarang ini. Fenomena itu menandai terjadinya perubahan pola curah hujan. Pola curah hujan yang berubah-ubah menyebabkan cadangan ketersediaan air menjadi tak menentu.

Advertising
Advertising

Sudah barang tentu perubahan itu menghadirkan masalah serius pada sektor pertanian tanaman pangan. Wujud nyata permasalahannya sudah terlihat pada rangkaian kasus gagal panen sejumlah komoditas tanaman pangan dalam beberapa tahun terakhir ini.

Memahami fenomena ini, menjadi layak untuk mengedepankan perkiraan-perkiraan tentang ketahanan pangan negara-bangsa di masa depan. Dan, untuk alasan itu pula, PPHN memberi perhatian khusus pada aspek ketahanan pangan negara-bangsa di masa depan. Semua elemen bangsa diajak untuk peduli pada masalah ini, tidak terkecuali generasi milenial dan generasi Z.

Dalam konteks ini, salah satu faktor yang perlu digarisbawahi adalah pemahaman bahwa merawat produktivitas sektor tanaman pangan tidak sama lagi dengan dekade-dekade sebelumnya. Untuk mewujudkan target itu, diperlukan sinergi dan integrasi beberapa disiplin ilmu dan teknologi. Sejumlah aspek menjadi berbeda karena faktor perubahan pola musim dan perubahan pola curah hujan.

Dengan begitu, perencanaan dan rancangan semua program yang berkait dengan aspek ketahanan pangan harus berpijak pada fakta tentang perubahan pola musim dan curah hujan. Fakta seperti ini mengisyaratkan bahwa kerja merawat produktivitas tanaman pangan adalah kegiatan lintas sektor. Melibatkan kementerian pertanian dan Kementerian pekerjaan umum yang merawat sistem pengairan dan pencegahan banjir di areal tanaman pangan. Peran BMKG pun signifikan sebagai sumber informasi tentang dinamika iklim, cuaca dan curah hujan.

Jika kegiatan merawat ketahanan pangan menuntut mekanisme kerja lintas sektoral, gagasan tentang food estate menjadi relevan. Inisiatif food estate sebagai antisipasi terhadap gangguan ketahanan pangan negara-bangsa telah dimunculkan dalam dokumen RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2020-2024. Program Food estate bahkan sudah ditetapkan sebagai Program Strategis Nasional (PSN).

Untuk periode 2021-2023, sudah ditetapkan pembagian tugas lintas sektor. Kementerian Pertanian berperan menyediakan sarana produksi dan pengawalan budidaya. Kementerian PUPR berperan merehabilitasi dan meningkatkan jaringan irigasi; Kemendesa PDTT bertugas merevitalisasi lahan transmigrasi eksisting; Kementerian LHK melakukan konservasi dan rehabilitasi lahan gambut, dan Kementerian BUMN bertugas mewujudkan korporasi, merancang disain dan Tata Ruang (RDRT), validasi tanah hingga sertifikasi.

Program food estate telah dikembangkan di sejumlah daerah, meliputi Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Banjarnegara di Jawa Tengah juga sedang menyiapkan program food estate. Komoditi prioritas yang dikembangakan dalam program food estate meliputi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, sorgum, buah-buahan, sayur-sayuran, sagu, kelapa sawit, tebu, dan ternak sapi atau ayam.

Upaya mewujudkan food estate yang sudah dimulai di sejumlah daerah layak diapresiasi. Namun, karena tantangan pada dekade-dekade mendatang diasumsikan lebih berat akibat perubahan pola musim, Indonesia harus lebih bersungguh-sungguh, dan bekerja lebih keras mewujudkan food estate. Dengan jumlah penduduk yang saat ini lebih dari 275 juta jiwa, ketahanan dan kecukupan bahan pangan harus menjadi prioritas.

Karena itulah PPHN mendorong kesungguhan pemerintah untuk merealisasikan food estate di dalam negeri, dan mengajak semua elemen masyarakat memberi perhatian serius terhadap masalah ini. Alasannya jelas. Pengalaman buruk tahun-tahun terakhir ini hendaknya menjadi faktor yang patut direnungkan, dipelajari dan memotivasi. Pada Maret 2022, Sekretaris Jenderal PBB harus membentuk Champions of the Global Crisis Response Group on Food, Energy and Finance (GCRG). Forum ini dibentuk karena dunia sedang berselimut tiga krisis sekaligus, yakni krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan.

Maka, dengan kesungguhan merealisasikan food estate, Indonesia tidak hanya sedang berupaya merespons potensi krisis bahan pangan. Bahkan Indonesia boleh berambisi mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan. Karena itu, food estate di dalam negeri idealnya direalisasikan dengan program yang terencana, berkelanjutan, sistematis dan inovatif.

Jangan lupa, hingga kini, ketergantungan Indonesia pada bahan pangan impor menjadi fakta tak terbantahkan. Beberapa bulan lalu, ketika terjadi gangguan pada rantai pasok kedelai, masyarakat tidak nyaman karena karena harga tahu-tempe menjadi lebih mahal.

Memang, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, beberapa komoditas kebutuhan pokok masih diimpor. antara lain minyak goreng nabati, mentega, kentang, kedelai, kakao, jagung, gula, gandum dan meslin hingga cengkeh. Bersyukur bahwa dalam tiga tahun terakhir, Indonesia tidak perlu impor beras, karena kebutuhan masyarakat bisa dipenuhi produksi dalam negeri.

Namun, semangat mengurangi ketergantungan pada bahan pangan impor harus digelorakan. Harus ada kemauan untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (Litbang) sektor tanaman pangan. Dari kegiatan Litbang itu, misalnya, diharapkan dapat menemukan faktor-faktor penghambat pengembangan budi daya tanaman kedelai, dan merekomendasikan jalan keluar untuk mewujudkan kemandirian pengadaan kedelai. Maka, food estate hendaknya didukung dengan instrumen Litbang tanaman pangan. Tujuannya semata-mata mewujudkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan pada bahan pangan impor. (*)

Bambang Soesatyo (Ketua MPR RI/Kandidat Doktor Ilmu Hukum UNPAD/Dosen Tetap Hukum, Ilmu Sosial & Ilmu Politik (PHISIP) Universitas Terbuka)


Berita terkait

Gabungan Mahasiswa Batak Nyatakan Dukungan Untuk Nikson Nababan

21 menit lalu

Gabungan Mahasiswa Batak Nyatakan Dukungan Untuk Nikson Nababan

Para mahasiswa menyebut, kepemimpinan Nikson Nababan sudah teruji, dan telah menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang kuat selama menjabat sebagai Bupati Tapanuli Utara 2 periode

Baca Selengkapnya

Kata Bambang Soesatyo soal Potensi Gibran Jadi Ketua Umum Golkar

2 jam lalu

Kata Bambang Soesatyo soal Potensi Gibran Jadi Ketua Umum Golkar

Bambang Soesatyo mengatakan Partai Golkar secara prinsip menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin masuk partainya, termasuk Gibran.

Baca Selengkapnya

Danny Pomanto Satu-Satunya Wali Kota di Indonesia Diundang Hadiri World Water Forum 2024

2 jam lalu

Danny Pomanto Satu-Satunya Wali Kota di Indonesia Diundang Hadiri World Water Forum 2024

Wali Kota Makassar Danny Pomanto bersama yang lainnya menyambut peserta WWF ke-10 dari berbagai negara yang akan mengikuti gala dinner di Garuda Wisnu Kencana.

Baca Selengkapnya

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

5 jam lalu

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Mensos menjelaskan, timnya dari Kemensos akan mencarikan sumber air bersih terdekat.

Baca Selengkapnya

Andika Komitmen Lanjutkan Program Sukses Pemkab Serang

5 jam lalu

Andika Komitmen Lanjutkan Program Sukses Pemkab Serang

Terobosan yang dilakukan Pemkab Serang dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa kedokteran dengan sistem ikatan dinas, akan terus dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan

20 jam lalu

Bamsoet Kembali Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan

Bambang Soesatyo mendorong agar kualitas pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan. Baik melalui perbaikan kurikulum ataupun peningkatan kapabilitas pengajar atau guru.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

20 jam lalu

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

Telkomsel telah memastikan kesiapan infrastruktur terdepan untuk mendukung kenyamanan aktivitas komunikasi dan pengalaman digital seluruh perwakilan delegasi World Water Forum 2024 dengan mengoptimalkan kapasitas dan kualitas jaringan dari 4G hingga 5G di 344 site eksisting.

Baca Selengkapnya

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

21 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

21 jam lalu

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

10 tahun memimpin Taput dengan prinsip clean government, Nikson Nababan berniat maju hanya untuk kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

21 jam lalu

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro) berkomitmen menjadikan TIM sebagai salah satu pusat seni dan budaya terbesar di Indonesia dan menjadikannya landmark penting dalam industri seni dan budaya nasional

Baca Selengkapnya