Upah Buruh di Indonesia Terendah Ketiga di Asia

Reporter

Editor

Kamis, 17 Juli 2003 11:21 WIB

TEMPO Interaktif, Purwakarta:Direktur Pengupahan dan Jaminan Sosial Departemen Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Depnakertrans) Mardjono, mengungkapkan sistem pengupahan buruh di Indonesia menduduki peringkat terendah ketiga di Asia, di bawah India dan Pakistan. Hal ini dikarenakan para pengusaha lebih suka mengalokasikan dananya untuk kepentingan sogok-menyogok di kalangan birokrasi. Hal ini, kata dia, disebabkan pengusaha punya tradisi serba ingin cepat dalam hal perizinan. Karena itu tak mengherankan apabila uang tersebut digunakan untuk membeli hadiah, upeti, dan parsel. “Sehingga alokasi dana buat kesejahteraan upah (upah minimum) buruh belum apa-apa jika dibandingkan dengan unpredictable cost untuk kepentingan suap,” ujarnya kepada Tempo News Room di Purwakarta, Rabu (23/1). Ia yakin, kalau saja alokasi dana suap-menyuap itu dipakai untuk kepentingan kesejahteraan buruh, mungkin kondisi buruh di Indonesia dewasa ini, tidak terlalu tertinggal jauh dibanding negara tetangga lainnya. Ia mengungkapkan asumsinya bahwa alokasi dana perusahaan-perusahaan bagi kesejahteraan buruhnya hanya mencapai lima hingga tujuh persen. “Padahal, di negara lain di Asia, asumsi alokasi dana buat kesejahteraan buruh itu rata-rata sudah mencapai angka 12 sampai 15 persen,” katanya. Sebagai bahan perbandingan, Mardjono mengungkapkan, nilai pengupahan di Malaysia saat ini sudah mencapai 2500 ringgit (1 ringgit setara dengan Rp 2.700 berarti Rp 6, 7 juta) per bulan. Sedangkan di Indonesia, upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta yang tertinggi baru mencapai Rp 591 ribu per bulan. “Jadi dengan Malaysia saja, upah buruh kita sudah ketinggalan sampai empat kali lipat, ” tandasnya. Mardjono mengingatkan, majunya industri di Negeri Jiran itu disebabkan karena kinerja buruh yang baik. Ia lantas mengutip falsafah buruh yang dianut Jepang, “kembali kepada kebaikan.” Artinya, kalau perusahaan memberikan upah yang layak buat para buruhnya, tidak akan mengurangi kemajuan dan keuntungan perusahaan itu sendiri. Karena itu Mardjono mahfum bila buruh di Indonesia gemar berunjuk rasa. Justru menurut dia perusahaan melakukan instrokspeksi seandainya buruh bersikap seperti itu. Dan bukan malah melakukan teror serta intimidasi. Karena, kata dia, hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Mardjono mengimbau agar pihak pengusaha indutri di Indonesia juga membuka kran keterbukaan dalam soaal manajemen keuangan perusahaan kepada para karyawannya. “Kalau pun ditutup-tutupi juga percuma saja. Sebab, para karyawan juga mengetahui ihwal untung rugi yang diperoleh perusahaannya. Dijelaskan, di Indonesia sampai Januari 2002, tercatat 30 juta orang yang mengandalkan hidupnya dari kerja sebagai karyawan pabrik. Setiap bulannya mereka menerima UMP yang tertinggi Rp 591 ribu untuk DKI Jakarta dan yang terendah UMP di Jawa Barat, yakni sebesar Rp 415 ribu per bulan. (Nanang Sutisna)

Berita terkait

Perjalanan Biksu Ritual Thudong, Pelepasan di TMII hingga Perayaan Waisak Candi Borobudur

1 menit lalu

Perjalanan Biksu Ritual Thudong, Pelepasan di TMII hingga Perayaan Waisak Candi Borobudur

Menjelang perayaan Waisak 2568 BE pada 23 Mei 2024, sebanyak 40 bhikkhu (biksu) melaksanakan ritual thudong menuju ke Candi Borobudur

Baca Selengkapnya

Viral Calon Pekerja Dites Tinggi Badan, Netizen: Di Dunia Kerja yang Dibutuhkan Skill

4 menit lalu

Viral Calon Pekerja Dites Tinggi Badan, Netizen: Di Dunia Kerja yang Dibutuhkan Skill

Viral video memperlihatkan ratusan calon pekerja diukur dan di tes tinggi badan secara langsung.

Baca Selengkapnya

Thiago Alcantara dan Liverpool Resmi Berpisah, Joel Matip Juga Putuskan Pergi

4 menit lalu

Thiago Alcantara dan Liverpool Resmi Berpisah, Joel Matip Juga Putuskan Pergi

Thiago Alcantara dan Joel Matip memutuskan untuk meninggalkan Liverpool pada akhir musim ini. Apa kata Jurgen Klopp?

Baca Selengkapnya

Kisah Perjuangan Bisa Lakukan Ibadah Haji, dari Kuli Panggul dan Penjual Keset hingga Witan Sulaeman

5 menit lalu

Kisah Perjuangan Bisa Lakukan Ibadah Haji, dari Kuli Panggul dan Penjual Keset hingga Witan Sulaeman

Memasuki musim haji, terdapat kisah-kisah keberangkatan ibadah haji yang menarik dari calon jemaah, mulai dari kuli panggul sampai Witan Sulaiman.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Tutup Rangkaian Program Impact Incubator dengan NextDev Summit 2024

11 menit lalu

Telkomsel Tutup Rangkaian Program Impact Incubator dengan NextDev Summit 2024

NextDev Summit 2024 menampilkan inovasi hasil inkubasi, sesi konferensi, serta peluang membangun relasi.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

14 menit lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

15 menit lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

Persib Bandung vs Bali United, Stefano Cugurra Minta Para Pemain Waspada

18 menit lalu

Persib Bandung vs Bali United, Stefano Cugurra Minta Para Pemain Waspada

Pelatih Bali United Stefano Cugurra mengingatkan para pemain untuk mewaspadai semua pemain Persib Bandung di Championship Series Liga 1.

Baca Selengkapnya

Intrik di Rumah Bordil, Sinopsis dan Daftar Pemeran dalam Serial India Heeramandi: The Diamond Bazaar

20 menit lalu

Intrik di Rumah Bordil, Sinopsis dan Daftar Pemeran dalam Serial India Heeramandi: The Diamond Bazaar

Serial India Heeramandi: The Diamond Bazaar yang sudah tayang di Netflix memiliki alur kompleks dan menampilkan aktor serta aktris ternama.

Baca Selengkapnya

Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran Bebani Anggaran

30 menit lalu

Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran Bebani Anggaran

Penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo-Gibran harus mempertimbangkan kemampuan fiskal karena bakal membebani anggaran.

Baca Selengkapnya