Menjelang G30S: Jenderal Ahmad Yani Tak Setuju Angkatan Kelima Bentukan Sukarno Usulan PKI

Sabtu, 24 September 2022 17:40 WIB

Jenderal Ahmad Yani. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia sudah punya empat angkatan TNI pada 1965, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, termasuk angkatan Kepolisian. Terlepas dari keempat angkatan itu, Presiden Sukarno juga mengusulkan menghadirkan Angkatan Kelima, terdiri dari buruh dan tani yang dipersenjatai.

Meskipun ada dugaan bahwa usulan tersebut merupakan gagasan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam hal ini, PKI mengusulkan karena merasa negara membutuhkan banyak relawan. Pasalnya saat itu situasi politik sedang bergejolak dengan memanasnya konflik di Irian Barat dan Ganyang Malaysia serta seruan revolusioner Sukarno.

Namun Subandrio dalam buku Kesaksianku Tentang G30S menyebutkan bahwa tujuan versi Bung Karno berbeda, yaitu membentuk Angkatan Kelima ialah untuk menampung bantuan senjata dari Cina karena empat angkatan lain sudah mencukupi persenjataannya. Dengan demikian, bantuan senjata gratis dari Cina bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Namun saat itu, Bung Karno belum bisa merincikan secara jelas bagaimana bentuk dari Angkatan Kelima tersebut. Dirinya hanya menyatakan bahwa Angkatan Kelima akan berbeda jauh dari Angkatan yang sudah ada sebelumnya. Dengan kata lain, Angkatan ini menjadi pasukan istimewa yang akan berdiri sendiri tanpa terkait dengan angkatan lain.

Angkatan Kelima ini tidak jauh berbeda dengan Angkatan Darat (AD). Letnan Jenderal Ahmad Yani yang kala itu memimpin TNI AD bersama jenderal lain menentangnya. Padahal sebelumnya, dalam Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI, Ulf Sundhaussen menulis TNI AD menunda reaksi dan menyerahkan keputusan kepada Sukarno .

Advertising
Advertising

Akhirnya Bung Karno memanggil Panglima Angkatan Darat (KSAD) Ahmad Yani perihal persetujuan Angkatan Kelima yang dijadwalkan pada 1 Oktober 1965. Setelah melihat undangan tersebut Yani semakin optimis bahwa dirinya mungkin akan dicopot dari Menpangad, lantaran ketidaksetujuannya terhadap pembentukan Angkatan Kelima.

Ahmad Yani pernah mengatakan pemebentukan itu tidak efisien, pasukan sipil bersenjata sudah ada dalam wujud Pertahanan Sipil atau Hansip kala itu. Ahmad Yani menyebutkan bukan tidak mungkin angkatan kelima berbahaya bagi TNI AD itu sendiri.

Ucapannya itu cepat menyebar luas ke masyarakat. Entah mengapa, saat tragedi G30S, Ahmad Yani terbunuh beberapa jam sebelum ia bertemu Presiden Sukarno. Jika diperkirakan Ahmad Yani dibunuh sekitar pukul 04.00, berarti empat jam kemudian mestinya ia menghadap Presiden Sukarno .

Sejak saat itu, rencana pembentukan Angkatan Kelima pun tak pernah terwujud. Jika ada Angkatan Kelima pun, maka semestinya yang dipersenjatai adalah sukarelawan Dwikora yang hendak terjun dalam konfrontasi dengan Malaysia.

FATHUR RACHMAN

Baca: Angkatan Kelima Usulan PKI yang Ditentang TNI Angkatan Darat

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Jadwal Pendaftaran Bintara PK TNI AD 2024 Gelombang 2 dan Syaratnya

1 hari lalu

Jadwal Pendaftaran Bintara PK TNI AD 2024 Gelombang 2 dan Syaratnya

Pendaftaran seleksi penerimaan Bintara PK TNI AD 2024 Gelombang 2 resmi dibuka. Ketahui jadwal dan syaratnya.

Baca Selengkapnya

Sosok Letkol Devy Kristiono, Ajudan Wapres Gibran Anggota TNI AD

4 hari lalu

Sosok Letkol Devy Kristiono, Ajudan Wapres Gibran Anggota TNI AD

Gibran Wakil Presiden Periode 2024-2029 memiliki ajudan yang berasal dari unsur TNI AD, yaitu Letkol Devy Kristiono. Ini sosoknya.

Baca Selengkapnya

Mayor Teddy Anggota TNI Aktif Jadi Sekretaris Kabinet, Ini 13 Fungsi yang Dijalankannya

10 hari lalu

Mayor Teddy Anggota TNI Aktif Jadi Sekretaris Kabinet, Ini 13 Fungsi yang Dijalankannya

Masih jadi anggota TNI aktif Mayor Teddy resmi dilantik menjadi Sekretaris Kabinet dalam Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Akhirnya Mayor Teddy Jadi Sekretaris Kabinet, Jalan Emas Dimulai dari Ajudan Prabowo

10 hari lalu

Akhirnya Mayor Teddy Jadi Sekretaris Kabinet, Jalan Emas Dimulai dari Ajudan Prabowo

Mayor Teddy resmi dilantik menjadi Sekretaris Kabinet pemerintahan Prabowo Subianto. Begini perjalanan karirnya.

Baca Selengkapnya

Kisah Penemuan Makam Imam Bukhari yang Dikunjungi Megawati

11 hari lalu

Kisah Penemuan Makam Imam Bukhari yang Dikunjungi Megawati

Megawati absen di pelantikan Prabowo-Gibran karena sakit setelah kunjungan ke Uzbekistan. Di sana, ia ziarah ke makam Imam Bukhari.

Baca Selengkapnya

Prabowo Jadi Presiden RI ke-8, Begini Ketertarikannya dengan Angka Delapan

12 hari lalu

Prabowo Jadi Presiden RI ke-8, Begini Ketertarikannya dengan Angka Delapan

Angka delapan disebut-sebut sebagai angka keberuntungan Prabowo Subianto. Terkini, ia menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Setelah Jadi Seskab, Mayor Teddy Tak Akan Lagi Jabat Wadanyon Para Raider 328/Dirgahayu

12 hari lalu

Setelah Jadi Seskab, Mayor Teddy Tak Akan Lagi Jabat Wadanyon Para Raider 328/Dirgahayu

Jabatan Mayor Teddy sebagai Wadanyon Infanteri Para Raider 328/Dirgahayu akan diganti setelah namanya ditunjuk Prabowo sebagai Sekretaris Kabinet.

Baca Selengkapnya

TNI AD Sebut Seskab Tak Setingkat Menteri, Mayor Teddy Bisa Jabat Tanpa Harus Pensiun

12 hari lalu

TNI AD Sebut Seskab Tak Setingkat Menteri, Mayor Teddy Bisa Jabat Tanpa Harus Pensiun

Pihak TNI AD mengungkapkan, selama menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy terhitung sedang menjalankan tugas.

Baca Selengkapnya

Panglima TNI Agus Subiyanto Mutasi Komandan Paspampres dan 62 Perwira Tinggi Lain

12 hari lalu

Panglima TNI Agus Subiyanto Mutasi Komandan Paspampres dan 62 Perwira Tinggi Lain

Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1264/X/2024, tertanggal 18 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Menyusul Bahlil, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Besok akan Sidang Terbuka Promosi Doktor di UI

16 hari lalu

Menyusul Bahlil, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Besok akan Sidang Terbuka Promosi Doktor di UI

Sidang terbuka promosi doktor Hasto bakal digelar di Balai Sidang Kampus UI Depok pada Jumat, 18 Oktober 2024, pukul 14.00-16.00 WIB.

Baca Selengkapnya