Anggota TNI Tersangka Mutilasi 4 Warga Papua Diduga Punya Bisnis Gelap Penimbunan BBM

Editor

Febriyan

Sabtu, 24 September 2022 12:38 WIB

Rivanlee Anandar dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan pendamping keluarga korban mutilasi oleh anggota TNI di Papua, Michael Hilam (kanan), saat pemaparan temuan investigasi pembunuhan di kantor KontraS, Senen, Jakarta Pusat, 23 September 2022. [Tempo/Eka Yudha Saputra]

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menduga enam tersangka anggota aktif TNI yang menjadi tersangka kasus mutilasi 4 warga Papua di Kabupaten Mimika, Papua, memiliki bisnis gelap penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar. Dugaan itu mencuat setelah KontraS melakukan investigasi terkait kasus tersebut.

Wakil Koordinator KontraS Rivanlee Anandar mengatakan enam prajurit aktif TNI dari kesatuan Detasemen Markas (Denma) Brigade Infanteri (Brigif) 20/ Ima Jaya Keramo Kostrad tersebut diduga menjalin hubungan bisnis BBM jenis solar yang dilakukan di salah satu tempat kejadian perkara, yakni tempat merencanakan pembunuhan dan membagi uang hasil rampokan.

“Tersangka militer dan sipil diduga menjalin hubungan bisnis penimbunan BBM jenis solar. Temuan ini kami dapat dari keterangan penduduk sekitar yang melihat drum-drum yang ada di sekitar gudang yang diduga merupakan bisnis gelap pelaku,” kata Rivanlee di kantor KontraS saat pemaparan hasil investigasi, Jumat, 23 September 2022.

Gudang penimbunan BBM milik salah satu tersangka

Gudang tersebut digunakan oleh pelaku untuk berkumpul dan merencanakan pembunuhan dan mutilasi terehadap empat warga sipil, yaitu: Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Lemaniol Nirigi, dan Atis Tini Jenius. Keempatnya diketahui berasal dari Kabupaten Nduga, Papua. Atis Tini disebut merupakan anak di bawah umur karena masih berusia 17 tahun.

Advertising
Advertising

Rivanlee mengatakan gudang tersebut milik seorang warga sipil berinisial J yang juga merupakan salah satu tersangka dalam kasus pembunuhan dan mutilasi tersebut. J merupakan pelatih gym di pusat kebugaran Markas Komando Brigif Raider 20/IJK Kostrad.

Berdasarkan keterangan warga, menurut KontraS, para pelaku kerap berkumpul di gudang yang juga menjadi lokasi penimbunan BBM tersebut.

“Informasi dari warga sekitar lokasi gudang, mereka pernah melihat mobil masuk membawa BBM jenis solar. Para tersangka dari militer tidak hanya mengetahui aktivitas J tersebut, namun patut diduga turut terlibat,” ujarnya.

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Kav Herman Taryaman belum membalas pesan Tempo untuk mengkonfirmasi dugaan bisnis ilegal tersangka anggota TNI tersebut.

Selanjutnya, pembunuhan dan mutilasi setelah transaksi senjata palsu gagal

<!--more-->

Peristiwa pembunuhan dan mutilasi 4 warga Papua itu terjadi pada 22 Agustus 2022. Empat korban dibunuh dan dimutilasi setelah dijebak dalam transaksi jual beli senjata palsu. Para pelaku menjebak korban dengan memberikan senjata rakitan palsu. Padahal, korban telah menyerahkan uang Rp 250 juta.

Mengetahui senjata api yang dibelinya palsu, para korban berontak. Mereka sempat terlibat dalam aksi tarik menarik tas uang tersebut. Empat korban akhirnya dibunuh dengan cara ditebas parang dan ditembak. Untuk menutupi kejahatannya, tersangka memutilasi korban dan membuangnya ke sungai. Setelahnya, mobil yang ditumpangi korban dibakar.

Rivanlee mengatakan, berdasarkan penelusuran KontraS, tuduhan aparat yang mengatakan empat korban terlibat gerakan separatis tidak terbukti. Korban Arnold Lokbere misalnya, merupakan pengurus gereja yang juga ditunjuk sebagai panitia pembangunan gereja. Kemudian korban AL adalah pejabat aktif kepala desa Kampung Yunat sekaligus pengurus gereja di Kenyam, Nduga. Korban LN bekerja sebagai pengemudi perahu untuk antarjemput dari dan menuju Nduga-Jita-Timika.

“Sedangkan AT merupakan seorang anak yang sering membantu pamannya bertani dengan bercocok tanam,” kata Rivanlee.

Enam anggota TNI Angkatan Darat yang menjadi tersangka dalam kasus mutilasi 4 warga Papua ini adalah Mayor Infanteri HFD, Kapten DK, Praka PR, Pratu RAS, Pratu RPC dan Pratu ROM. Adapun tersangka sipil yakni APL alias J, DU, R, dan RMH atau Roy Marthen Howai. Roy saat ini masih buron.

Baca: Ini Kronologi Mutilasi 4 Warga Papua oleh anggota TNI Versi KontraS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

47 menit lalu

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan seorang polisi Bripda Oktovianus Buara di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

5 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan

8 jam lalu

Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan

Kasus mayat dalam koper yang ditemukan warga di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi pada Kamis, 25 April 2024 menemui titik terang.

Baca Selengkapnya

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

10 jam lalu

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah belakangan viral di media sosial sebagai perwira tinggi bintang satu termuda. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

1 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

2 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

4 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

5 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

5 hari lalu

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

Polda Metro Jaya mendalami dugaan pembunuhan dalam kasus penemuan mayat dalam koper yang ditemukan di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Identitas Mayat dalam Koper di Bekasi, Karyawati asal Bandung

6 hari lalu

Polisi Ungkap Identitas Mayat dalam Koper di Bekasi, Karyawati asal Bandung

Polda Metro Jaya mengungkap identitas mayat dalam koper yang ditemukan di semak belukar di Jalan Kalimalang, Desa Sukadanu, Cikarang Barat, Bekasi

Baca Selengkapnya