KontraS Desak Keppres Pembentukan Tim PPHAM Dibatalkan

Kamis, 22 September 2022 12:12 WIB

Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti tiba untuk menjalani pemeriksaan perdana usai ditetapkan tersangka oleh Kepolisian di Polda Metro Jaya, Senin, 21 Maret 2022. Dalam video tersebut keduanya mengungkapkan nama-nama penguasa yang diduga bermain dalam bisnis tambang di Intan Jaya, Papua, salah satunya adalah Luhut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyayangkan pengesahan Keppres Pembentukan Tim Penyelesaian Pelanggaran HAM Non-Yudisial atau Tim PPHAM yang baru saja disampaikan pemerintah. KontraS pun menyoroti soal keberadaan terduga pelanggar HAM dalam tim tersebut.

"Sejak awal, wacana Tim PPHAM (Pembentukan Tim Penyelesaian Pelanggaran HAM Non Yudisial) memang sudah menuai polemik: ketergesaan dalam menuliskan materi, ketidakterbukaan terhadap publik, bahkan upaya memasukkan nama-nama tertentu tanpa konfirmasi," kata Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti pada keterangan tertulis Kamis 22 September 2022.

Pemerintah tak terbuka soal Keppres Pembentukan Tim PPHAM

Fatia menyebut ada gelagat pemerintah menyembunyikan Keppres yang ditandatangani oleh Presiden Jokowi pada 26 Agustus 2022 tersebut. Padahal, mereka sempat meminta secara resmi dokumen tersebut ke sejumlah lembaga negara.

"Dokumen ini didapati dari informasi yang tersebar di khalayak ramai. Padahal, KontraS telah menempuh berbagai macam jalur untuk meminta dokumen Keppres secara resmi melalui lembaga terkait," kata Fatia.

KontraS menyatakan mengirimkan surat permintaan keterbukaan informasi publik ke tiga lembaga negara, yakni Sekretariat Negara, Kemenkopolhukam, dan Kemenkumham pada 23 Agustus 2022. Memreka meminta informasi mengenai Keppres PPHAM dan dokumen penunjang lainnya.

Sekretariat Negara membalas surat itu pada 2 September 2022. Dalam balasannya, Setneg menyatakan tak memiliki kewenangan untuk memberikan informasi tersebut. Mereka pun menyarankan KontraS meminta informasi terkait ke Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) dengan mekanisme Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

KontraS juga menerima surat balasan dari Kemenkopolhukam pada 16 September 2022. Mereka menyatakan dokumen yang diminta KontraS belum diterima.

"Namun, pada 20 September 2022 kemarin, kami menerima informasi bahwa Keppres tersebut sudah ditandatangani oleh Setneg sejak tanggal 26 Agustus 2022, tepat dua hari setelah permohonan informasi yang kami ajukan diterima secara resmi oleh Sekretariat Negara," kata Fatia.

"Hingga kini, dokumen tersebut belum diunggah di situs resmi kementerian manapun."

KontraS pun menyimpulkan ada indikasi pemerintah sengaja menutup-nutupi dokumen tersebut. Ketertutupan informasi tersebut makin menegaskan bahwa Negara mengambil jalan pintas untuk seolah dianggap sudah menuntaskan pelanggaran HAM berat.

Selanjutnya, KontraS persoalkan keberadaan Kiki Syahnakri di Tim PPHAM

<!--more-->

KontraS pun mempertanyakan soal keberadaan Letjen (Purn) Kiki Syahnakri dalam Tim PPHAM tersebut. Kiki menjadi salah satu anggota tim pelaksana.

Menurut KontraS, nama Kiki tercantum pada daftar Serious Crimes Unit (SCU) dalam pelanggaran HAM di Timor Timour. Kiki disebut terlibat dalam pembunuhan, deportasi, dan persekusi kepada warga Timor Timur.

"Pada tahun 1995, Dewan Kehormatan Militer memindahkan Kiki setelah adanya temuan investigasi bahwa sebagai Komandan Resor Militer (Danrem) 164, ia turut bertanggung jawab dalam pembunuhan 6 warga Liquica yang dilakukan oleh anggota Komando Resor Militer (Korem)," kata Fatia.

Kiki Syahnakri memang tercatat pernah menjabat sebagai Danrem 164 Wira Dharma yang bermarkas di Dili, Timor Timur pada 1994-1995. Kiki kembali ke Timor Timur pada 1999 dengan jabatan Panglima Penguasa Darurat Militer Timor Timor.

Pemilihan Kiki, menurut KontraS, menegaskan kembali upaya impunitas terhadap pelanggar HAM oleh pemerintah.

"Impunitas ini berbanding terbalik dengan situasi para korban pelanggaran HAM berat masa lalu yang dibuat tidak berdaya secara mental dan ekonomi karena pengabaian negara atas hak-hak mereka selama bertahun-tahun," kata Fatia.

Nama Kiki Syahnakri memang tercantum dalam Keppres Pembentukan Tim PPHAM tersebut. Tim pelaksana yang dipimpin oleh Makarim Wibisono itu juga beranggotakan Apolo Safanpo, Mustafa Abubakar, Harkristuti Harkrisnowo, As'ad Said Ali, Zainal Arifin Mochtar, Akhmad Muzakki, Komaruddin Hidayat dan Rahayu.

Ketua Tim Pengarah PPHAM Mahfud Md menanggapi santai kritikan dari KontraS dan sejumlah lembaga sipil lainnya. Dia menilai mengkritik pemerintah merupakan salah satu tugas masyarakat sipil.

"Tidak apa-apa. Masyarakat sipil yang ngomong, kami yang bekerja. Bagi-bagi tugas. Itu bagus, ini kan negara demokrasi," kata Mahfud melalui pesan WhatsApp kepada Tempo.

Berita terkait

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

2 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

4 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

8 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

1 hari lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Menarik Lamb of God, Band Kesukaan Jokowi yang Bakal Tampil di Hammersonic 2024

1 hari lalu

11 Fakta Menarik Lamb of God, Band Kesukaan Jokowi yang Bakal Tampil di Hammersonic 2024

Bukan kali pertama, Lamb of God pernah tampil di Indonesia. Band itu juga digemari Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

1 hari lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

1 hari lalu

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

Mahfud MD mengatakan, meski aktif dalam berbagai jabatan pemerintahan, ia sebenarnya tidak pernah benar-benar pergi dari dunia kampus.

Baca Selengkapnya

Saat Mahfud Md Kembali ke Kampus usai Pilpres 2024

1 hari lalu

Saat Mahfud Md Kembali ke Kampus usai Pilpres 2024

Mantan Cawapres 03 Mahfud Md kembali ke dunia pendidikan tinggi sebagai pakar hukum tata negara setelah kontestasi Pilpres 2024 selesai.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

6 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

6 hari lalu

Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

Hasto Kristiyanto dan Ahmad Basarah menyatakan bahwa PDIP siap menjadi oposisi sesuai arahan ketua partai. Bagaimana sikap PDIP ke depannya?

Baca Selengkapnya