Rekam Jejak Pemerintah Orde Baru yang Alergi Rambut Gondrong

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 4 Agustus 2022 09:31 WIB

Ilustrasi potong rambut. Pixabay.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dewasa ini masyarakat punya kebebasan menggunakan model rambut apa saja. Namun, ternyata dahulu ketika masa pemerintahan Orde Baru, rambut gondrong mendapatkan stigma negatif, bahkan dilarang.

Rambut Gondrong Disinggung Jenderal Soemitro di TVRI

Andi Achdian dalam kata pengantarnya dlam buku “Dilarang Gondrong!” karya Aria Wiratma Yudishtira, menyebut bahwa Jenderal Soemitro, Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban saat itu, pernah menyinggung tentang rambut gondrong pada sebuah acara bincang-bincang di TVRI pada 1 Oktober 1973. Soemitro mengatakan bahwa rambut gondrong pada pemuda dapat menyebabkan sikap onverschillig atau ‘acuh tak acuh’

Sebelumnya, Soeharto juga sempat mengirimkan radiogram agar anggota ABRI beserta keluarga dan karyawan yang bekerja di lingkungan militer tidak berambut gondrong.

Widiarsi Agustina dalam ‘Massa Misterius Malari’ menuliskan TVRI sebagai stasiun televisi milik pemerintah secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam aksi pelarangan rambut gondrong. Misalnya, artis dan seniman berambut gondrong di-blacklist untuk tampil di stasiun TVRI. Bahkan pemain kesebelasan sepakbola dilarang bermain jika kedapatan berambut gondrong. Seiring waktu, larangan ini menyebar ke instansi pemerintahan, kampus, dan sekolah.

Advertising
Advertising

Isu rambut gondrong ternyata dianggap seserius itu. Gubernur Sumatera Utara kala itu, Marah Halim, sampai membentuk sebuah badan khusus yang bertugas memberantas rambut gondrong bernama Badan Koordinasi Pemberantasan Rambut Gondrong (Bakorperagon) pada 1973.

Razia Rambut Gondrong dan Stigma Buruk yang Dibangun Media Massa

Masih mengutip buku “Dilarang Gondrong!”, razia rambut gondrong pertama kali dilakukan pada 8 Desember 1966 di depan stasiun Tanah Abang Jakarta. Tak hanya di ibu kota, razia juga berlangsung hingga ke kota-kota besar lainnya, seperti Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Surabaya.

Pemuda yang tertangkap basah berambut gondrong atau memakai pakaian yang tidak sesuai dengan “kepribadian bangsa” akan mendapatkan tindakan “potong di tempat” baik rambut maupun pakaiannya.

Di Bandung contohnya. Sejak akhir Desember 1966, petugas razia yang terdiri dari anggota ABRI melakukan penertiban terhadap mode ‘Beatles’ yang tengah naik daun kala itu. Alhasil sekitar 150 remaja dalam operasi.

Selain itu, stigma buruk rambut gondrong juga dipompa lewat pemberitaan yang ditulis oleh media massa lewat judul-judul pemberitaan yang seolah memojokkan rambut gondrong.

Citra buruk dilimpahkan pada rambut gondrong sehingga identik dengan kriminal dan pelaku tindak kejahatan. Upaya mengkriminalisasikan rambut gondrong menjadi salah satu jalan pemerintah Orde Baru menjinakkan gejolak dan ketidakpuasan anak muda terhadap kekuasaan saat itu.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: Malari dan Razia Rambut Gondrong

Berita terkait

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

1 hari lalu

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

Asal-usul Hari Buruh bermula dari tragedi Haymarket yang terjadi di Chicago, Amerika Serikat, pada 1 Mei 1886.

Baca Selengkapnya

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

9 hari lalu

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

Anies Baswedan menyampaikan terima kasih kepada anak-anak muda yang telah memberi warna baru pada pilpres kali ini.

Baca Selengkapnya

Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

12 hari lalu

Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

Ignatius Haryanto berharap disertasinya ini dapat memberikan masukan kepada para jurnalis dan media.

Baca Selengkapnya

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

14 hari lalu

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

19 hari lalu

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?

Baca Selengkapnya

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

30 hari lalu

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.

Baca Selengkapnya

Anak Muda, Yuk Ganti Segelas Kopi Sehari untuk Daftar Haji

33 hari lalu

Anak Muda, Yuk Ganti Segelas Kopi Sehari untuk Daftar Haji

Daftar pada usia dini belum tentu berangkat di usia tua. Perbankan didorong untuk kreatif dan inovatif untuk memudahkan anak-anak muda bisa melakukan financial planning

Baca Selengkapnya

Buka Bersama Humanies, Anies Puji Partisipasi Aktif Anak Muda dalam Politik

33 hari lalu

Buka Bersama Humanies, Anies Puji Partisipasi Aktif Anak Muda dalam Politik

Anies mengapresiasi semangat yang dibawa oleh Humanies karena berhasil mentransformasikan proses politik menjadi lebih menyenangkan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

37 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Banggakan Rasio Pajak Orba, Begini Respons Direktorat Jenderal Pajak

38 hari lalu

Prabowo Banggakan Rasio Pajak Orba, Begini Respons Direktorat Jenderal Pajak

Respons Direktorat Jenderal Pajak terhadap pernyataan Prabowo Subianto yang membanggakan rasio pajak era Orba.

Baca Selengkapnya