Dugaan Pemaksaan Pakai Jilbab di SMAN Bantul, Kemendikbud Periksa Sekolah

Rabu, 3 Agustus 2022 09:16 WIB

Ilustrasi. Foto: sxc

TEMPO.CO, Yogyakarta - Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Chatarina Muliana Girsang dan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mendatangi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta pada Rabu pagi, 3 Agustus 2022 karena sekolah tersebut terindikasi memaksa siswi mengenakan jilbab.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan pertemuan itu berlangsung tertutup. "KPAI hadir bersama Itjen Kemendikbudristek karena negara memang harus hadir," kata Retno kepada Tempo, Rabu, 3 Juli 2022.

Retno menjelaskan dirinya berkeliling ke sekolah bersama Irjen Kemendikbudristek dan timnya. Mereka juga telah bertemu dengan pendamping dan orang tua siswa untuk menggali informasi seputar pemaksaan pemakaian jilbab itu.

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi DIY telah memanggil kepala sekolah untuk memeriksa ihwal pemaksaan pemakaian jilbab itu. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Pemprov DIY, Didik Wardaya mengatakan bila sekolah tersebut terbukti bersalah, maka Dinas Pendidikan, kata dia akan menggunakan Peraturan Pemerintah Nomer 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sanksi terhadap pelanggar aturan itu, kata dia disesuaikan dengan tingkat kesalahannya.

Didik menekankan seluruh sekolah negeri untuk mematuhi Permendikbud Nomer 45 Tahun 2014 tentang penggunaan seragam. "Tidak boleh ada pemaksaan karena sekolah negeri harus mampu merefleksikan kebhinekaan. Tidak boleh memaksakan seseorang untuk menggunakan atribut keagamaan," kata Didik.

Advertising
Advertising

Pendamping siswi, Yuliani Putri Sunardi mengatakan siswi mengalami depresi berat. Hingga kini dia menjalani pendampingan psikologi secara intensif dari KPAI. Siswi tersebut kembali mengurung diri di kamar. "Kondisi psikologisnya masih labil," ujar Yuliani.

Dampak dari pemaksaan pemakaian jilbab itu membuatnya harus pindah ke sekolah lain supaya bisa melanjutkan pendidikan. Perpindahan itu muncul dari usulan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan pendamping.

Di rumahnya di Kota Yogyakarta, siswa yang menolak pemaksaan jilbab sempat mengurung diri di kamar dan tidak mau makan. "Dia juga menolak untuk bersekolah di SMA N Banguntapan karena trauma. Dia sempat tidak mau berkomunikasi dengan orang tua dan siapapun," ujar anggota Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Yogyakarta ini.

Selanjutnya: Komunikasi KPAI dengan siswa dilakukan lewat surat...

<!--more-->

Yuliani bersama seorang anggota KPAI harus berjibaku untuk mendekati siswa tersebut agar lebih tenang. Butuh tiga hari setelah pemaksaan pemakaian jilbab untuk bisa berkomunikasi dengan siswa itu.

Yuliani menjelaskan dia bersama seorang anggota KPAI datang ke rumah siswa pada 26 dan 27 Juli. Tapi, siswa itu menolak menemui mereka dan mengunci pintu kamarnya. Yuliani dan anggota KPAI itu kemudian berinisiatif menulis surat untuk mencoba berkomunikasi.

Surat itu berisi dukungan agar siswa tidak takut dan mendapat perlindungan KPAI. Yuliani juga menyertakan nomor teleponnya. "Surat kami taruh di pintu kamar siswa,” kata Yuliani.

Sehari setelahnya, siswa itu berkirim pesan kepada Yuliani yang menyatakan ingin pindah sekolah. Yuliani menawarkan beberapa pilihan sekolah di Kota Yogyakarta.

Siswa tersebut mengalami tekanan karena guru bimbingan konseling dan wali kelas memaksanya memakai jilbab di ruangan guru BK. Dampaknya, siswa tersebut terguncang hingga mengurung diri dan menangis di toilet selama satu jam. Guru kemudian mengetuk pintu toilet dan membawa siswa dalam kondisi lemas ke ruang Unit Kesehatan Sekolah.

SHINTA MAHARANI

Baca: 5 Fakta Pemaksaan Jilbab Siswi SMAN 1 Banguntapan: Depresi Hingga Pindah Sekolah

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

5 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Buku Nasional yang Diperingati Tiap Tanggal 17 Mei

18 jam lalu

Sejarah Hari Buku Nasional yang Diperingati Tiap Tanggal 17 Mei

Perayaan Hari Buku Nasional bertepatan juga dengan berdirinya Perpustakaan Nasional RI yaitu pada 17 Mei 1980.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

18 jam lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kemendikbud Atasi Persoalan Guru yang Belum Tersertifikasi

1 hari lalu

Begini Cara Kemendikbud Atasi Persoalan Guru yang Belum Tersertifikasi

Kemendikbudristek upayakan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan dengan berfokus pada perolehan sertifikat pendidik.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

1 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Mengadu soal Kenaikan UKT, Komisi X DPR Bakal Panggil Kemendikbud

1 hari lalu

Mahasiswa Mengadu soal Kenaikan UKT, Komisi X DPR Bakal Panggil Kemendikbud

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf mengatakan akan memanggil Kemendikbudristek secepatnya untuk membahas polemik UKT.

Baca Selengkapnya

Polemik UKT Mahal, DPR Desak Kemendikbud Evaluasi Kebijakan

1 hari lalu

Polemik UKT Mahal, DPR Desak Kemendikbud Evaluasi Kebijakan

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengatakan Kemendikbudristek harus mengevaluasi sekaligus memperbaiki tata kelola kebijakan pembiayaan UKT.

Baca Selengkapnya

Ingin Profesi Guru Diminati, Kemendikbud Percepat Transformasi PPG

1 hari lalu

Ingin Profesi Guru Diminati, Kemendikbud Percepat Transformasi PPG

Transformasi ini diwujudkan dalam kebijakan putra daerah yang diprioritaskan menjadi calon guru.

Baca Selengkapnya