Perjalanan Sang Pencerah KH Ahmad Dahlan, Susah Payah Mendirikan Muhammadiyah

Senin, 1 Agustus 2022 11:01 WIB

KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 136 tahun silam atau tepatnya 1 Agustus 1868, merupakan hari kelahiran KH Ahmad Dahlan. Dia adalah pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan pengikut mencapai 60 juta orang pada 2019. Selain itu, sebagai tokoh kebangkitan nasional, Ahmad Dahlan juga ditetapkan sebagai pahlawan.

Mendirikan sebuah organisasi Islam dengan paham keislaman murni di era masyarakat yang masih berpegang teguh pada takhayul, bidah, dan khurafat merupakan tantangan berat bagi Ahmad Dahlan. Dengan mendirikan Muhammadiyah, dia berusaha mengembalikan ajaran-ajaran agama sesuai Alquran dan hadis. Namun penolakan masyarakat terhadap Muhammadiyah sangat tinggi kala itu. Sebagai pimpinan organisasi, Ahmad Dahlan kerap mendapat hinaan, cacian, dan bahkan ancaman.

Kendati menghadapi sejumlah aral, Nur Khozin dan Isnudi dalam buku KH Ahmad Dahlan (1868 – 1923) mengungkapkan, Ahmad Dahlan berhasil melakukan gerakan pembaharuan dalam bidang agama, pendidikan, sosial dan budaya melalui organisasi Muhammadiyah. Dedikasinya dalam melakukan pembaharuan sukses mengubah pandangan masyarakat terhadap gagasan-gagasan barunya. Mereka yang semula menolak, perlahan-lahan mulai menerima dan mengikuti paham keislaman sebagaimana menurut Alquran dan hadis.

Mengutip dari buku Riwayat Hidup KHA Dahlan (1968) oleh Junus Salam, Ahmad Dahlan lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta. Nama lahirnya adalah Muhammad Darwis. Putra pasangan Kiai Haji Abu Bakar bin Haji Sulaiman dengan Siti Aminah binti Kiai Haji Ibrahim ini ternyata merupakan keturunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik. Sunan Gresik merupakan seorang Wali Songo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Garis keturunan tersebut didapatkan dari pihak ayah.

Adapun nasab Ahmad Dahlan hingga sampai kepada Sunan Gresik, sebagaimana dinukil dari buku Riwayat Hidup Njai Kiai Haji Ahmad Dahlan (1968) oleh HM Junus Anis, yaitu Muhammad Darwis bin Haji Abu Bakar, bin Kiai Haji Muhammad Sulaiman, bin Kiai Murtadla, bin Kiai Ilyas, bin Demang Jurang Kapindo, bin Jurang Juru Sapisan, bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig, bun Maulana Muhammad Fadlullah, bin Maulana Ainul Yaqin, bin Maulana Ishaq bin Maulana Ibrahim.

Advertising
Advertising

Ayah Ahmad Dahlan merupakan abdi dalem Kesultanan Yogyakarta, menjabat sebagai khatib di Masjid Gedhe yang bertugas memberikan khotbah salat Jumat secara bergiliran dengan khatib lainnya. Didik Lukman Hariri dalam buku Jejak Sang Pencerah (2010) mengungkapkan, Muhammad Darwis atau Ahmad Dahlan kecil telah terlihat sebagai anak yang cerdas dan kreatif. Dia mampu mempelajari dan memahami kitab yang diajarkan di pesantren secara mandiri.

Selanjutnya: Ahmad Dahlan merantau ke Mekah...

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

6 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

15 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

1 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

2 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

3 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya