Tim Khusus Penyelidikan Brigadir J dari Polisi Senior, IPW Nilai Demi Jaga Marwah Polri
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Eko Ari Wibowo
Rabu, 27 Juli 2022 10:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) menyebut anggota tim khusus penyelidik kasus penembakan Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat terdiri dari polisi senior. IPW menilai dipilihnya polisi senior itu demi menjaga marwah Polri.
"Menjaga marwah institusi Polri dan menjaga kepercayaan publik terhadap Polri menurut IPW harus dilakukan para senior-senior anggota Polri. Utamanya, yang masuk di jajaran Tim Khusus Internal yang dibentuk Kapolri," ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam penjelasannya, Rabu, 27 Juli 2022.
Adapun tim khusus internal yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut kasus ini, yakni Wakapolri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono sebagai penanggung jawab. Gatot merupakan lulusan Akpol tahun 1988.
Sementara Ketua Tim Khusus ditunjuk dari anggota yang lebih senior, yakni Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto yang merupakan lulusan Akpol tahun 1987 dan sebentar lagi memasuki masa pensiun. Lalu untuk anggota lainnya, yaitu Kabareskrim Komjen Agus Andrianto (Akpol 1990), Kabaintelkam Komjen Ahmad Dofiri (Akpol 1989 dan peraih Adhi Makayasa), serta Asisten SDM Polri Irjen Wahyu Widada (Akpol 1991 dan peraih Adhi Makayasa).
"Oleh karena itu, dengan kekuatan Tim Khusus Internal kasus polisi tembak polisi yang diisi oleh para senior dan anggota Polri terbaik peraih Adhi Makayasa, seharusnya tidak ada keraguan untuk menyelamatkan institusi dari tangan-tangan kotor yang mencoreng Polri," kata Sugeng.
Sebelumnya, Gatot menyatakan siapa pun yang terlibat dalam usaha penyimpangan penanganan penembakan Brigadir J harus ditindak dan diperiksa tanpa keraguan. Ia meminta para pelaku disidangkan kode etik jika terbukti ada pelanggaran disiplin.
"Sedang kalau ada dugaan pidananya maka Tim Khusus Internal meneruskannya melalui Bareskrim Polri. Dengan begitu, maka kepercayaan publik akan terbangun kembali dari merosotnya citra Polri yang disebabkan oleh aksi polisi tembak polisi di rumah pejabat utama Polri itu," kata Sugeng.
Kabar terbaru terkait penyelidikan penembakan Brigadir J ini, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan melakukan pemeriksaan siber dan digital forensik hari ini. Dalam pemeriksaan itu, mereka akan memastikan rekaman kamera keamanan (CCTV) serta telepon seluler.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan Komnas HAM akan meminta keterangan dari tim laboratorium forensik dan Polri. Pemanggilan akan dilakukan oleh Komnas HAM pukul 13.00 WIB. Dia belum menjelaskan rekaman CCTV dimana dan ponsel siapa saja yang akan diperiksa.
CCTV di kediaman Irjen Ferdy Sambo dianggap salah satu alat bukti penting untuk menguak peristiwa kematian Yosua. Akan tetapi polisi sempat menyatakan bahwa kamera pengamanan di sana rusak sudah sejak beberapa waktu lalu.
Selain itu, kata Anam, saat ini tim dari Komnas HAM juga sedang menuju Jambi untuk menyaksikan langsung proses autopsi ulang jenazah Yosua yang juga akan berlangsung Rabu besok. Hal itu penting karena dianggap bisa membantu mengungkap misteri kematian Yosua.
Apalagi, kata dia, ekshumasi dan autopsi ulang Brigadir J merupakan permintaan dari pihak keluarga dalam mencari keadilan.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca: Komnas HAM Periksa CCTV dan Ikuti Autopsi Brigadir J di Jambi Hari Ini