Begini Pengakuan Bharada E Soal Penembakan Brigadir J ke Komnas HAM

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Febriyan

Selasa, 26 Juli 2022 20:41 WIB

Ajudan Kadiv Propam Polri non aktif Irjen Pol Ferdy Sambo, Bharada E tiba di Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, Selasa 26 Juni 2022. Komnas HAM akan meminta keterangan kepada 7 ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yang diduga berada di lokasi saat Brigpol J ditembak oleh Bharada E hingga meninggal dunia. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memeriksa enam ajudan Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, termasuk Bharada E atau Richard Eliezer Pudihang Lumliu, pelaku penembakan terhadap Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat. Komnas mencecar mengenai peristiwa tembak-menembak di kediaman Ferdy Sambo.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, menyatakan bahwa salah satu hal yang diterangkan Richard adalah soal peristiwa penembakan Yosua.

“Sepanjang yang kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal salah satunya adalah soal menembak,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, di kantornya, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2022.

Anam sempat ditanya apakah Richard mengakui menembak Brigadir J. Anam menjawab secara normatif.

“Pertanyaan kami bersifat terbuka, penjelasan yang kami harapkan bersikap deskriptif,” kata dia.

Richard tiba di Gedung Komnas HAM pada pukul 13.28 WIB dan baru keluar pada pukul 18.30 WIB. Dia tak berkomentar apapun sebelum dan sesudah diperiksa.

Menurut versi polisi, Richard terlibat aksi tembak menembak dengan Yosua di kediaman Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022, setelah mendengar teriakan dari istri Ferdy yang dilecehkan Yosua. Richard berhasil menyarangkan tujuh peluru di tubuh Yosua namun tak menerima satu pun peluru di tubuhnya.

Advertising
Advertising

Cerita polisi ini diragukan oleh pihak keluarga. Pasalnya mereka menemukan sejumlah luka sayatan di tubuh Yosua. Selain itu, keluarga juga sempat menyatakan bahwa tiga telepon seluler Yosua hilang. Belakangan polisi menyatakan hanya menemukan dua diantaranya.

Selain Richard, Komnas HAM juga memeriksa lima ajudan Ferdy Sambo lainnya. Anam menuturkan mereka memeriksa para ajudan itu secara terpisah untuk memperoleh informasi tentang peristiwa penembakan di kediaman Ferdy Sambo tersebut.

Anam berkata Komnas juga menelusuri rangkaian peristiwa yang terjadi sebelum penembakan. Menurut Anam, sempat terjadi pertemuan antara sejumlah ajudan sebelum hari kejadian. Pertemuan itu, kata dia, bernuansa santai dan akrab.

“Beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa-tawa,” kata Anam.

Selain itu, menurut Anam, Komnas HAM juga menelusuri soal perjalanan keluarga Ferdy Sambo dari Magelang hingga ke Jakarta. Pada 8 Juli itu, Brigadir J dan Bharada E memang ikut dalam rombongan keluarga Ferdy dalam perjalanan tersebut.

Berita terkait

Biaya Kuliah Mahal, Komnas HAM Bakal Audit Kampus soal Hak atas Pendidikan

5 hari lalu

Biaya Kuliah Mahal, Komnas HAM Bakal Audit Kampus soal Hak atas Pendidikan

Kenaikan biaya kuliah terjadi di sejumlah perguruan tinggi negeri dan menimbulkan reaksi keras dari mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Soroti Potensi Konflik Berbasis Diskriminasi Etnis di Pilkada 2024

6 hari lalu

Komnas HAM Soroti Potensi Konflik Berbasis Diskriminasi Etnis di Pilkada 2024

Komnas HAM akan menggunakan UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dalam melakukan pengawasan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal, Sempat Dirawat Dua Bulan di RSCM

8 hari lalu

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal, Sempat Dirawat Dua Bulan di RSCM

Almarhum Fadil Zumhana akan dimakamkan pada hari ini di TPU Poncol-Bekasi.

Baca Selengkapnya

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

10 hari lalu

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

Polri menyatakan tetap akan memakai penyebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap kelompok yang mengupayakan kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

16 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

16 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

17 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

17 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kematian Tragis Polisi: Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dan Pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambos Cs

20 hari lalu

Kematian Tragis Polisi: Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dan Pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambos Cs

Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi alias Brigadir RA, mengingatkan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J pada 2022.

Baca Selengkapnya

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

20 hari lalu

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA menjadi perhatian. Sahabatnya teringat kasus kematian Brigadir J yang dibunuh Ferdy Sambo

Baca Selengkapnya