Krisis Finansial Global Landa Yogyakarta  

Reporter

Editor

Jumat, 20 Februari 2009 18:58 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Krisis keuangan global merupakan pukulan terberat bagi pengusaha dibandingkan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 lalu. Ekspor furniture dan tekstil merupakan produk yang terbesar imbasnya. Pengusaha mengeluhkan ekspor ke luar negeri hampir ke titik nol.

Hafidh Asrom, pengusaha furniture yang sudah menjalankan bisnisnya selama 26 tahun di Yogyakarta menceritakan, bila krisis keuangan pada 1998 lalu, hanya berdampak pada ekspor dalam negeri, namun krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat dan berimbas ke Indonesia itu berdampak besar pada ekspor luar negeri. “Ekspor luar negeri turun hingga 80 persen, hampir ke titik nol,” kata Hafidh.

Dengan turunnya ekspor luar negeri tersebut, praktis, ujarnya, dia hanya mengandalkan pasar dalam negeri yang masih prospektif. “Meski turun sampai 50 persen, namun pasar dalam negeri masih bisa diandalkan,” kata Hafidh.

Pengusaha tekstil, masih beruntung dibanding pengusaha furniture. Jadin C. Jamaludin, pengusaha tekstil yang juga Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Yogyakarta ini, mengaku ekspor luar negeri masih 50 persen. Pesanan itu, kata dia, masih aman sampai bulan Maret. Setelah bulan Maret, dia mengaku belum ada order. “Order bulan Maret kosong. Kalau memang tidak order, maka praktis tidak ada ekspor ke luar negeri,” ujarnya.

Dia tidak bisa memastikan order mampir ke perusahaannya. Berdasarkan pengalamannya, order dari luar negeri biasanya dilakukan enam bulan sampai satu tahun ke depan. “Mulai bulan April dan bulan selanjutnya itulah yang mengkhawatirkan,” ujarnya.

BERNADA RURIT

Berita terkait

Berkat BRI, Pengusaha Anyaman Rotan Ini Pulih dan Semakin Tangguh

4 Januari 2023

Berkat BRI, Pengusaha Anyaman Rotan Ini Pulih dan Semakin Tangguh

Keunggulan dari produk Dona Doni yaitu selalu melayani kebutuhan pelanggan dengan aneka desain produk yang variatif.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Ekspor 40 Ton Rotan Senilai Rp 680 Juta Digagalkan

25 Juni 2019

Penyelundupan Ekspor 40 Ton Rotan Senilai Rp 680 Juta Digagalkan

Muatan tak dilengkapi dokumen kepabeanan ekspor rotan yang sah seperti surat pemberitahuan ekspor barang, persetujuan ekspor dan karantina tumbuhan.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa dan Indonesia Sepakati Skema Lisensi Ekspor Kayu  

24 April 2016

Uni Eropa dan Indonesia Sepakati Skema Lisensi Ekspor Kayu  

Indonesia dan Uni Eropa pun sepakat mempromosikan perdagangan kayu yang diproduksi secara legal.

Baca Selengkapnya

Ekspor Bahan Mentah Mebel Ditutup, Petani Rotan Menjerit

21 Februari 2016

Ekspor Bahan Mentah Mebel Ditutup, Petani Rotan Menjerit

Anjloknya harga rotan Kalimantan akibat pasokan rotan tak terserap industri mebel dalam negeri. Sebaliknya pemerintah melarang ekspor rotan.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Terbuka dengan Produk Mebel Indonesia

18 November 2015

Uni Eropa Terbuka dengan Produk Mebel Indonesia

Uni Eropa bersikap terbuka dengan permintaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar lisensi Forest Law Enforcement Governance and Trade

Baca Selengkapnya

2013, Ekspor Furniture Tumbuh 17 Persen

5 Juli 2013

2013, Ekspor Furniture Tumbuh 17 Persen

Ekspor produk rotan akan lebih ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Rotan Masih Kesulitan Bahan Baku

13 Juni 2013

Pengusaha Rotan Masih Kesulitan Bahan Baku

Ketika ada larangan ekspor bahan baku rotan, seharusnya
pengusaha produk rotan tidak perlu bingung lagi mencari bahan
baku.

Baca Selengkapnya

Asmindo Inginkan Kemudahan Ekspor

9 Mei 2013

Asmindo Inginkan Kemudahan Ekspor

Asmindo keberatan dengan kebijakan Kementerian Pertanian yang mengharuskan karantina untuk produk ekspor

Baca Selengkapnya

Ekspor Produk Rotan Indonesia Meningkat  

28 Januari 2013

Ekspor Produk Rotan Indonesia Meningkat  

Peningkatan ekspor produk rotan ini disebabkan oleh penurunan produksi furnitur rotan Cina karena negara tersebut tidak lagi memiliki bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Pro-Kontra Soal Kesiapan Menyerap Rotan  

9 Januari 2012

Pengusaha Pro-Kontra Soal Kesiapan Menyerap Rotan  

Kami sih sudah siap, tapi rotannya yang belum tersedia."

Baca Selengkapnya