Indonesia Lemah dalam Penegakkan Hukum dan HAM

Reporter

Editor

Selasa, 9 September 2003 09:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Indonesia lemah dalam masalah penegakkan hukum dan HAM. Tetapi dari sudut pandang hukum, ada kemajuan dengan ditetapkannya Tap MPR no. XVII/1998 tentang Piagam HAM, UU no. 39/98 mengenai HAM dan UU pengadilan HAM. “Namun perangkat-perangkat HAM ini tidak ditunjang dengan komitmen yang sungguh-sungguh dari para penegak hukum dan politik,” kata mantan Menteri Negara HAM, Dr Hasballah M Saad. Ia berkomentar seusai dialog Penegakan HAM di Indonesia Rabu, siang (24/1) di Ruang Seminar Majelis KAHMI, jalan Madiun no. 3 Jakarta Pusat.

Menurut Hasballah, pemerintah tidak mempunyai keinginan untuk menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran HAM. Hal ini terlihat dari sudah 8 tahun Komnas HAM berdiri, tapi tidak ada satu pun masalah yang diselidiki Komnas HAM yang dibawa ke pengadilan. Misalnya hasil penyelidikan Komnas HAM di Tim-tim dan Aceh yang tidak ada tindak lanjutnya. Karena itu, saat ini dibutuhkan public pressure agar isu-isu HAM mendapat perhatian khusus pemerintah. “Pressure public yang sangat efektif adalah melalui media massa,” ujarnya.

Dalam dialog itu, Hasballah pun mengatakan bahwa banyak tokoh-tokoh Aceh yang berharap agar segera ada institusi yang punya otoritas penuh untuk mencari penyelesaian Aceh. Selain langkah itu masih lambat, orang-orang pemerintah justru berbicara sendiri-sendiri dan sepertinya tidak ada koordinasi.

Hasballah mencontohkan ketika Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan Susilo Bambang Yodoyono menekankan pentingnya dialog, di lapangan justru terjadi sweeping. Ketika Yudhoyono mengusulkan agar masalah diselesaikan secara politik dengan melibatkan banyak pihak, tindakan di lapangan tak menunjukkan tanda-tanda bahwa pemerintah solid dengan sikapnya. Malah ada menteri yang komentarnya mengganggu proses dialog. “Ini menimbulkan kekuatiran masyarakat Aceh,” ujarnya.

Mengenai pembentukan Komisi Nasional HAM Aceh, ia mengaku belum tahu dan belum mengerti ide ini. Tapi menurut dia, komisi ini harus mendapat otoritas untuk melakukan langkah-langkah penyelesaian masalah Aceh. Komisi ini pun harus independen, dan unsur-unsurnya bukan saja aparat pemerintahan tetapi juga tokoh-tokoh masyarakat Aceh dan non-Aceh yang peduli.

Dia mengambil contoh ketika Jeda Kemanusiaan diterapkan. Orang-orang GAM saat itu malah menyebutkan nama Baharuddin Lopa dan Mari’e Muhammad sebagai dua tokoh yang bisa diberi mandat. Padahal keduanya bukan orang Aceh. Hal ini berarti dua tokoh itu dipercaya rakyat Aceh. Menurut mantan menteri itu, hal ini suatu fenomena yang bagus. “Tetapi sayang kita tidak punya respon yang cepat,” ujarnya pula. Ira

Advertising
Advertising

Berita terkait

Alasan Sudirman Said Maju Pilgub Jakarta Lewat Jalur Independen

46 detik lalu

Alasan Sudirman Said Maju Pilgub Jakarta Lewat Jalur Independen

Sudirman Said mengatakan ada sejumlah tokoh dan komunitas yang sudah lama meminta dirinya ikut serta dalam Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jurgen Klopp Puji Unai Emery Jelang Laga Tandang Liverpool Lawan Aston Villa di Pekan 37 Liga Inggris

9 menit lalu

Jurgen Klopp Puji Unai Emery Jelang Laga Tandang Liverpool Lawan Aston Villa di Pekan 37 Liga Inggris

Duel Aston Villa vs Liverpool akan tersaji pada pekan ke-37 Liga Inggris pada Senin atau Selasa mulai 02.00 WIB, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Aktivis Papua Apresiasi Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Berhasil Pertahankan Situasi Kondusif

12 menit lalu

Aktivis Papua Apresiasi Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Berhasil Pertahankan Situasi Kondusif

Aktivis itu berharap kerja sama masyarakat dan aparat keamanan terus ditingkatkan guna menciptakan lingkungan aman dan damai bagi semua warga Papua.

Baca Selengkapnya

Cek Hotel dan Dapur Madinah, Menag Pastikan Fasilitas Layanan Jemaah Haji Lansia Aman

24 menit lalu

Cek Hotel dan Dapur Madinah, Menag Pastikan Fasilitas Layanan Jemaah Haji Lansia Aman

Menag mengecek menu dan fasilitas lainnya untuk jemaah haji.

Baca Selengkapnya

Dibintangi Mendiang Lee Sun Kyun, Film The Land of Happiness akan Tayang Agustus 2024

31 menit lalu

Dibintangi Mendiang Lee Sun Kyun, Film The Land of Happiness akan Tayang Agustus 2024

The Land of Happines, satu dari dua film Lee Sun Kyun yang belum sempat rilis, akhirnya dijadwalkan akan tayang pada Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas Haji Soal Tawaran Haji Tanpa Antre dan Biaya Murah

41 menit lalu

Kata Komnas Haji Soal Tawaran Haji Tanpa Antre dan Biaya Murah

Kata Komnas Haji soal haji murah.

Baca Selengkapnya

Cegah Dehidrasi, Jemaah Haji Diimbau Tak Sering Keluar Tenda saat Wukuf

47 menit lalu

Cegah Dehidrasi, Jemaah Haji Diimbau Tak Sering Keluar Tenda saat Wukuf

Demi mengurangi kemungkinan terpapar sinar matahari dan risiko dehidrasi, jemaah haji diimbau tidak sering keluar tenda saat wukuf.

Baca Selengkapnya

Alasan Rektor Unri Cabut Laporan, Begini Bunyi Surat Panggilan dari Polda Riau untuk Mediasi

53 menit lalu

Alasan Rektor Unri Cabut Laporan, Begini Bunyi Surat Panggilan dari Polda Riau untuk Mediasi

Rektor Unri Sri Indarti mengaku tidak melaporkan mahasiswa Khariq Anhar, tapi pemilik akun aliansi mahasiswa penggugat. Ini bunyi panggilan Polda Riau

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua TKN Sebut Ada Orang yang Klaim Kerja Relawan Prabowo-Gibran untuk Minta Jabatan

1 jam lalu

Wakil Ketua TKN Sebut Ada Orang yang Klaim Kerja Relawan Prabowo-Gibran untuk Minta Jabatan

Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina mengungkapkan bahwa ada pihak yang berusaha mengklaim kerja-kerja relawan dalam pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024. Menurut Silfester, klaim-klaim itu dilakukan untuk meminta jabatan di kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

TNI Klaim Tembak Anggota TPNPB-OPM, Amankan Kampung Pogapa Papua Tengah

1 jam lalu

TNI Klaim Tembak Anggota TPNPB-OPM, Amankan Kampung Pogapa Papua Tengah

TNI menyatakan berhasil mereduksi kekuatan OPM kelompok Afrianus Bagubau dan Keny Tipagau.

Baca Selengkapnya