Aksi Cepat Tanggap Punya Utang Rp 56 Miliar dari Program Keluarga Korban Pesawat Lion Air

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Febriyan

Senin, 4 Juli 2022 10:09 WIB

Presiden Aksi Cepat Tanggap Ahyudin usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, 10 April 2017. Aditya/TEMPO.

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) sedang goyah akibat dugaan penyelewengan dana oleh petingginya. Dana umat ditengarai digunakan untuk kepentingan pribadi dan memenuhi gaya hidup mewah para petingginya.

Laporan Majalah Tempo edisi Sabtu, 2 Juli 2022 berjudul "Aksi Cepat Tanggap Cuan" mengungkap dugaan penyelewengan tersebut. Dalam laportan itu, Tempo menyebutkan bahwa ACT memiliki tanggungan besar dalam program pembangunan 91 sekolah yang merupakan sumbangan keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air.

Pada pertengahan tahun lalu, pembangunan sejumlah sekolah itu disebut sempat mandek. Padahal ACT sudah mendapatkan aliran dana sekitar Rp 135 miliar dari perusahaan pembuat pesawat asal Amerika Serikat, Boeing.

Pembangunan sekolah itu merupakan bagian dari kompensasi Boeing kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-610 yang jatuh pada 29 Oktober 2018. Lokasi pembangunan sekolah ditentukan oleh keluarga korban.

Sebagian duit Boeing tersebut diduga digunakan untuk menutup pembiayaan program Aksi Cepat Tanggap lainnya. Dua mantan petinggi ACT mengatakan praktik seperti itu biasa dilakukan di lembaga tersebut.

Dana tersebut pun diduga digunakan dengan benar. Pembangunan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Persis Tanjungsari di kompleks Pesantren Tasikmalaya, Jawa Barat, yang tak sesuai perencanaan, misalnya. MTs itu dibangun sebagai kompensasi untuk keluarga Vivian Hasna Afifa, salah satu korban pesawat Lio Air.

Advertising
Advertising

Neuis Marfuah, ibu Vivian, bercerita keluarganya meminta duit dari Boeing digunakan untuk membangun perpustakaan dan laboratorium. Ia juga meminta agar di lokasi pesantren milik keluarga itu dibuat lapangan basket. Proyek itu rampung pada Desember 2021.

Namun perempuan berusia 51 tahun itu menilai pembangunan dilakukan asal-asalan dan menggunakan bahan berkualitas rendah. "Masak ruang komputer tidak ada colokan listriknya?," kata dia.

Selain itu, dia juga menyatakan ada kesalahan karena yang dibangun bukan lapangan basket, tetapi lapangan voli. "Saya minta ACT memperbaiki. Kalau tidak, saya laporkan ke Boeing."

Maret lalu, para tukang bangunan kembali datang ke pesantren tersebut dan memperbaiki bangunan kelas dan membangun lapangan basket.

Proyek renovasi Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bumirejo II di Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Berjalan pun sempat mangkrak. Sekolah yang direnovasi oleh keluarga Citra Novita Anggelia Putri, korban Lion Air lainnya, itu baru kembali berjalan setelah pihak keluarga mengajukan protes kepada pengurus ACT Cabang Magelang.

"Berhenti dua bulan," ujar Puji Lestari, 55 tahun, ibu Citra.

Penduduk di sekitar sekolah sempat resah. Sebab, selama bangunan sekolah direnovasi, para murid harus menumpang belajar di rumah seorang penduduk. Warga Bumirejo lantas mempertanyakan hal tersebut kepada para pengurus ACT Cabang Magelang.

"Tiga pekan kemudian, tukang kembali bekerja," tutur pengurus Aisyiyah Bumirejo, Didi Murdiyanto.

Presiden ACT Ibnu Khajar mengatakan realisasi program sosial Boeing yang dilaksanakan lembaganya molor karena kendala pandemi.

"Ada kendala teknis. Kami minta waktu tambahan ke Boeing dan mereka memahami," katanya.

Pernyataan berbeda disampaikan Ahyudin, mantan Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap. Ahyudin membenarkan kabar bahwa September tahun lalu ACT kesulitan keuangan karena dana dari Boeing sudah digunakan untuk program lain.

"Nilai utang ACT ke Boeing mencapai Rp 56 miliar," ujarnya. "Pemotongan gaji pegawai tahun lalu untuk membayar utang program ke Boeing."

Aksi Cepat Tanggap merupakan salah satu lembaga filantropi terbesar di Indonesia. Pada 2018 hingga 2020 lalu saja, lembaga ini disebut mengumpulkan dana masyarakat sebesar Rp 500 miliar. Sebagai pembanding, lembaga lain seperti Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat mengumpulkan dana sebesar Rp 375 miliar dan Rp 224 miliar.

Baca: Penyelewangan Dana Aksi Cepat Tanggap, Begini Ceritanya

Berita terkait

80 Tahun George Lucas Si Bapak Star Wars, Ini Profilnya

3 hari lalu

80 Tahun George Lucas Si Bapak Star Wars, Ini Profilnya

George Lucas produksi film Star Wars pertamanya pada 1977. Kini, usianya 80 tahun tapi ia terus berkarya dan meneguhkan dirinya sebagai filantropi.

Baca Selengkapnya

Gelar Kompetisi Drone Tempur Loyal Wingman, Angkatan Udara Amerika Pilih 2 Finalis Ini

7 hari lalu

Gelar Kompetisi Drone Tempur Loyal Wingman, Angkatan Udara Amerika Pilih 2 Finalis Ini

Kompetisi drone tempur ini telah menyisihkan tiga perusahaan teknologi militer dirgantara raksasa--Boeing, Lockheed-Martin, dan Northrup-Grumman.

Baca Selengkapnya

Pesawat Kargo Boeing Mendarat Darurat di Istanbul Tanpa Roda Depan

9 hari lalu

Pesawat Kargo Boeing Mendarat Darurat di Istanbul Tanpa Roda Depan

Pesawat kargo Boeing melakukan pendaratan darurat tanpa roda depan. Percikan api beterbangan.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

11 hari lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

12 hari lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Air Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

12 hari lalu

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Air Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

Jika Anda mengalami keterlambatan atau delay seperti penumpang Lion Surabaya-Banjarmasin, ini hak penumpang sesuai Peraturan Menhub

Baca Selengkapnya

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

13 hari lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

15 hari lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya