Politikus PKS Minta Presiden Serius Antisipasi Krisis Pangan: Tanda-tanda Semakin Terasa

Sabtu, 25 Juni 2022 21:30 WIB

Presiden Joko Widodo mengangkat bibit pohon ke truk untuk diantar ke daerah saat peresmian Persemaian Rumpin di Bogor, Jawa Barat, Jumat, 10 Juni 2022. Sebelum diresmikan, Jokowi sudah memerintahkan untuk membangun kebun bibit atau nursery sebanyak-banyaknya pada tiga tahun lalu. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS Hermanto meminta Presiden Joko Widodo serius mengantisipasi krisis pangan yang sudah diambang mata. Hal ini merupakan respon atas pernyataan Presiden yang menyebutkan bahwa ke depan, Indonesia akan menghadapi krisis pangan. “Saat ini tanda-tanda krisis pangan tersebut sudah semakin terasa,” kata Hermanto dalam keterangan tertulis, Jumat, 24 Juni 2022.

Menurutnya, tanda-tanda krisis pangan tersebut yaitu alih fungsi lahan pertanian, terjadinya perubahan iklim, maraknya produk pangan impor, minimnya alokasi anggaran negara pada sektor pangan, minimnya teknologi pertanian, dan tidak konsistennya penerapan program mewujudkan kedaulatan pangan.

Alih fungsi lahan pertanian, kata Hermanto, menjadi ancaman serius krisis pangan. “Kalau konversi lahan dilakukan besar-besaran, maka luas lahan pertanian pasti akan berkurang, sehingga produktivitas hasil pertanian pun akan turun,” ujarnya.

Ia mengatakan perubahan iklim sulit dikontrol karena faktor perubahan iklim global akibat industri dan efek rumah kaca. “Pemerintah harus kerja keras meminimalisir efek perubahan iklim global dengan cara mewujudkan program Indonesia hijau,” kata Hermanto.

Selanjutnya, produk pangan impor semakin tak terkendali masuk ke pasar domestik demi memenuhi kebutuhan industri. Di saat yang sama, produk pangan domestik tidak terserap oleh industri karena alasan standarisasi produk. “Hal tersebut membuat masyarakat tergantung pada produk pangan impor,” ujarnya.

Menurutnya, rencana anggaran negara Tahun 2023 untuk sektor pangan tersebar pada Kementerian Pertanian Rp 13, 7 triliun, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rp 6,1 triliun, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rp 6,18 triliun. “Anggaran sebesar itu tidak cukup untuk menghadapi krisis pangan. Sangat rendah dibandingkan sektor lain yang tidak ada hubungannya dengan pangan,” ucapnya.

Dia mengatakan belanja negara sektor pangan yang minim didominasi untuk daya dukung manajemen. Adapun belanja yang bersentuhan langsung dengan produktivitas pangan sangat rendah. Temuan dan terapan teknologi pertanian, kata Hermanto, belum memadai untuk menjadi daya dukung peningkatan produktivitas dan kualitas produk pangan. “Agenda dan kerja pemerintah serta para pelaku usaha tidak fokus dalam mewujudkan kedaulatan pangan,” ucapnya.

Oleh karena itu, Hermanto mendesak pemerintah serius dan punya strategi besar untuk menyelesaikan persoalan krisis pangan. “Terutama dalam hal memperbesar anggaran, mengembangkan teknologi pertanian tepat guna, mendorong produktivitas pangan domestik dan serapannya serta sekuat tenaga mengurangi impor pangan,” ujarnya.

MUTIA YUANTISYA

Baca Juga: Krisis Pangan Dunia, Jokowi Cerita Dihubungi PM yang Minta Minyak Goreng

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

11 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

12 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

21 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

1 hari lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

1 hari lalu

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

PKS diprediksi bakal menjadi partai di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

2 hari lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

2 hari lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

2 hari lalu

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

Kota Depok sampai saat ini dinilai masih krisis calon pemimpin. Apalagi untuk melawan dominasi PKS dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Ketua DPW PKS Jakarta Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur

2 hari lalu

Ketua DPW PKS Jakarta Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur

Bursa calon gubernur Daerah Khusus Jakarta dari PKS mulai ramai. Salah satunya Ketua DPW PKS Jakarta Khoirudin.

Baca Selengkapnya