Pengakuan Direktur LBH Padang Jadi Korban Sertifikat Vaksin Fiktif

Kamis, 9 Juni 2022 15:31 WIB

Seorang warga mengakses aplikasi PeduliLindungi pada gawai miliknya di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 14 Januari 2021. ANTARA/Zabur Karuru.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Indira Suryani, menjadi korban kasus dugaan sertifikat vaksin fiktif. Ia belum mengikuti vaksin booster, tapi sudah menerima sertifikat di aplikasi PeduliLindungi miliknya.

"Saya dan suami, lalu beberapa teman wartawan, ada lima orang yang saya tahu (jadi korban)," kata Indira saat dihubungi, Rabu, 8 Juni 2022.

Indira bercerita kalau dirinya positif Covid-19 pada Maret lalu, kala ingin mengikuti vaksinasi booster. Walhasil, Indira harus menunggu 3 bulan dulu sebelum bisa disuntik vaksin.

Tapi akhir April, Indira dan suami tiba-tiba sudah menerima sertifikat vaksin booster di aplikasi PeduliLindungi yang tertera berasal dari Polkes Polri. Sementara beberapa teman yang lain, kata dia, juga dapat sertifikat vaksin fiktif dari Polres, seperti Polres Payakumbuh.

Indira sama sekali tak mengenal Polkes Polri, lantaran dirinya dan sejumlah pegiat NGO di Sumatera Barat ikut vaksin pertama dan kedua di RSUP M. Djamil, Padang.

Advertising
Advertising

Indira belakangan mengetahui kalau bukan dirinya saja yang menjadi korban, saat melakukan pendampingan hukum di Ombudsman Sumatera Barat. Sebab, laporan atas kejadian ini juga diterima Ombudsman. Tempo mengkonfirmasi kepada Kepala Ombudsman perwakilan Sumatera Barat, Yefri Heriani, tapi belum direspons.

Indira tak tahu kenapa datanya bisa bocor dan akhirnya menjadi korban sertifikat vaksin fiktif. Ia menduga bisa dari kebocoran data di aplikasi PeduliLindungi, ataupun dari datanya yang bocor di kantor polisi. "Bisa saja, surat kuasa (pendampingan hukum) aku banyak di situ," kata dia.

Kini, Indira sudah sembuh dari Covid-19 dan ingin mengikuti vaksinasi booster. Ia berencana menanyakan ini ke petugas kesehatan. "Bisa nggak aku vaksin, takutnya nggak bisa karena sudah terima sertifikat vaksin ketiga," ujarnya.

Tempo mengkonfirmasi kejadian ini pada Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Barat, Komisaris Besar Satake Bayu, tapi belum ada respons.

Selanjutnya: Penjelasan Kemenkes soal masalah sertifikat vaksin...

<!--more-->

Sementara, juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril telah mengkonfirmasi kejadian ini kepada petugas penanggung jawab. "Itu murni error dari petugas yang input," kata dia.

Syahril memastikan tidak ada indikasi atau upaya manipulasi dengan tujuan tertentu. Ia menyebut kejadian ini pernah terjadi di Polres Bogor, Jawa Barat. Masalahnya serupa, kesalahan input data.

"Memang ini diakui ada suatu kesalahan input dari petugas," kata Syahril. Sehingga, masalah ini juga tak perlu dibawa ke ranah hukum, kecuali ada pihak yang dirugikan.

Syahril lalu memberikan petunjuk resmi yang sudah dibuat Kementerian Kesehatan bagi masyarakat yang mengalami kejadian ini. Caranya dengan menghubungi nomor WhatsApp Kementerian Kesehatan, sesuai petunjuk di link berikut: https://faq.kemkes.go.id/faq/belum-vaksin-ketiga-tapi-sudah-muncul-sertifikat

Jawaban serupa disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia, Dedy Permadi. "Dugaan kemunculan sertifikat di aplikasi PeduliLindungi tanpa vaksinasi dapat terjadi akibat kesalhan input data ketika memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK)," kata dia.

Ia tidak menjawab secara spesifik, penyebab persis kejadian yang terjadi di Sumatera Barat. Ia hanya menjawab normatif kalau pihaknya terus mengawasi penyelenggaraan aplikasi sesuai aturan.

Baca juga: Sindikat Pembobol PeduliLindungi Diduga Bekerja Sama dengan Operator

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

4 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

6 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

8 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

11 hari lalu

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

11 hari lalu

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

Pemerintah pusat diminta menjembatani Pemerintah Kabupaten Manggarai dan nakes yang dipecat untuk menemukan solusi bersama.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

12 hari lalu

Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

Bus ALS alami kecelakaan di Malalak Selatan, Agam, Sumatera Barat pada Senin 15 April 2024. Berikut profil PO bus ALS yang beroperasi sejak 1966.

Baca Selengkapnya

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

12 hari lalu

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.

Baca Selengkapnya

Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

13 hari lalu

Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

KPK memeriksa politikus PDIP Ihsan Yunus dalam kasus dugaan korupsi APD Kemenkes 2020 di Gedung Merah Putih KPK, Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya