Heboh UAS Ditolak Masuk dan Penjelasan Kemendagri Singapura
Reporter
Tempo.co
Editor
Juli Hantoro
Rabu, 18 Mei 2022 06:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pendakwah Abdul Somad Batubara atau Ustad Abdul Somad membuat geger setelah mengunggah fotonya yang berada di ruangan bercat putih pada Senin, 16 Mei 2022. Penceramah yang dikenal dengan sebutan UAS itu mengaku dideportasi dari Singapura.
"UAS di ruang 1x2 meter seperti penjara di imigrasi, sebelum dideportasi dari Singapore," tulis dia di unggahannya.
Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo membantah jika UAS dideportasi. Menurut dia, UAS tidak mendapatkan izin masuk ke Singapura sehingga diminta kembali.
"Beliau tidak dideportasi tetapi tidak mendapatkan izin masuk ke Singapura sehingga diminta untuk kembali," ujar Suryopratomo lewat pesan teks kepada Tempo, Selasa, 17 Mei 2022.
Dia mengatakan sudah menanyakan kepada pihak Singapura tentang alasan penolakan UAS masuk Singapura.
"Kami sudah menanyakan tetapi karena berkaitan dengan keimigrasian, ada kerahasiaan yang tidak bisa mereka buka," kata Suryopratomo.
Versi UAS...
<!--more-->
Dalam wawancara yang dikutip dari Youtube Hai Guys Official, Abdul Somad mengaku dirinya dideportasi. "Bukan hoax," ujar dia.
Dalam kronologi versi UAS, dia berangkat dari Batam pada Senin siang, 16 Mei 2022. Dia sampai di Pelabuhan Tanah Merah Singapura pada pukul 01.30 waktu Indonesia.
UAS yang membawa rombongan istri dan anaknya serta sahabatnya yang juga membawa keluarga kemudian menjalani pemeriksaan di Imigrasi Singapura. Saat rombongan lainnya telah menjalani pemeriksaan Imigrasi dan masuk Singapura, UAS mengatakan dirinya yang terakhir menjalani pemeriksaan Imigrasi tertahan.
Saat itulah petugas Imigrasi melarangnya masuk Singapura. Padahal, kata Abdul Somad semua dokumen yang dibawanya lengkap.
"Udah sampai distempel Imigrasi, dia tidak stempel, karena langsung di-scan saja paspor, abis itu kemudian cap jempol abis itu pas mau keluar, saya terakhir, sahabat saya keluar, istrinya sudah, anaknya sudah, ustazah sudah, anak saya sudah, saya yang terakhir. Begitu selesai mau keluar, baru itu tas ditarik, masuk," kata dia.
UAS pun mengaku kemudian dibawa ke satu ruangan kecil berukuran 1x2 meter. Setelah satu jam, dia kemudian dibawa ke rombongannya lagi yang juga sudah ada dalam ruangan di Imigrasi Singapura. Rombongan itu akhirnya diminta kembali ke Indonesia pada pukul lima sore dengan kapal terakhir.
UAS meminta agar Duta Besar Singapura menjelaskan kepada masyarakat mengapa negara itu menolak mereka. "Why did your government deport us?" ujar dia.
<!--more-->
Penjelasan Pemerintah Singapura
Menanggapi penolakan Ustad Abdul Somad atau UAS, Pemerintah Singapura pun mengeluarkan pernyataan yang cukup keras. Kementerian Dalam Negeri atau Kemendagi Singapura mengatakan Abdul Somad ditolak masuk ke negaranya karena menyebut sosok pendakwah itu adalah ekstremis.
Pemerintah Singapura membenarkan jika Abdul Somad tiba di Terminal Feri Tanah Merah dari Batam bersama enam orang lainnya pada Senin, 16 Mei 2022. Setelah diwawancarai petugas, rombongan UAS ditolak masuk.
“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura,” bunyi keterangan Kementerian Dalam Negeri Singapura dikutip dari laman resminya, Selasa, 17 Mei 2022.
Pemerintah Singapura mencontohkan beberapa pernyataan Abdul Somad yang dianggap masuk kategori ekstremis. Misalnya, Somad disebut pernah mengatakan jika bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina. “Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir". Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir,” katanya.
Menurut pemerintah setempat, setiap pengunjung tidak otomatis bisa masuk ke Singapura. Mereka akan dinilai terlebih dahulu.
Singapura menuduh jika Abdul Somad berusaha memasuki negaranya dengan berpura-pura untuk kunjungan sosial. “Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi,” katanya.
Baca juga: Ini Ucapan Abdul Somad yang Dianggap Ekstrem oleh Pemerintah Singapura
ROOSENO AJI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.