Survei Indikator: 60 Persen Masyarakat Tidak Tahu Indonesia Presidensi G20

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Juli Hantoro

Senin, 16 Mei 2022 07:00 WIB

Tahun ini, Indonesia resmi memegang Presidensi G20 selama setahun penuh. Artinya, Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi perhelatan yang dimulai dari 1 Desember 2021 hingga November 2022.

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan 60 persen masyarakat tidak mengetahui Indonesia sebagai Presidensi G20.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, baru 34 persen saja yang mengetahui posisi Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi tersebut.

“Yang tahu Indonesia sebagai Presidensi G20 Cuma 34 persen. Padahal hebohnya udah minta ampun tapi cuma sepertiga warga yang tahu bahwa Indonesia ketua Presidensi G20,” ujarnya saat konferensi pers virtual melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu, 15 Mei 2022.

Presidensi G20 adalah posisi sebuah negara menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan G20. Untuk tahun 2022, Indonesia terpilih dan tengah mempersiapkan penyelenggaraan forum yang akan berlangsung sejak 1 Desember 2021 nanti.

Angka tersebut berdasarkan survei dari 5-10 Mei 2022 yang melibatkan 1.228 responden. Metode yang digunakan adalah random digit dialing (RDD) dan margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Setuju Indonesia Undang Rusia

Advertising
Advertising

Kemudian, sebanyak 70 persen responden yang mengetahui Indonesia sebagai Presidensi G20 setuju dan sangat setuju terhadap undangan untuk Rusia agar tetap hadir. Sedangkan yang kurang setuju atau tidak setuju sebanyak 17,2 persen dan yang tidak menjawab atau tidak tahu sebanyak 7,7 persen.

“Saya tidak tahu mengapa di media sosial banyak yang mendukung Rusia. Padahal buat saya, langkah invasi Rusia ke Ukraina gak dibenarkan dengan alasan apapun,” tuturnya.

Lalu ada 67,5 responden yang mengetahui Indonesia sebagai Presidensi G20 setuju dan sangat setuju agar Indonesia mengundang Rusia dan Ukraina. Bagi yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju sama sekali sejumlah 21,9 persen dan yang tidak menjawab atau tidak tahu sejumlah 10,6 persen.

Survei tersebut juga bertanya kepada responden tentang kemungkinan Indonesia kehilangan hubungan baik dengan negara yang menentang kehadiran Rusia dalam G20. Ada 51,3 responden yang mengetahui Indonesia sebagai Presidensi G20 setuju dan sangat setuju dengan perkiraan tersebut.

Bagi yang kurang setuju dan tidak setuju sama sekali berjumlah 37,2 persen. Responden yang tidak menjawab atau tidak tahu berjumlah 11,6 persen.

“Sebagian besar setuju, tetapi buat publik gak apa-apa. Risiko itu ditempuh, jadi artinya memang publik tahu bahwa risiko mengundang Rusia itu akan mengundang kemarahan dari negara barat dan mempunyai implikasi terhadap hubungan dengan Indonesia,” tutur Burhanuddin.

Baca juga: Survei Indikator: 83,7 Persen Dukung Penuntasan Kasus Mafia Minyak Goreng

FAIZ ZAKI

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

3 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

4 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

5 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya