Seniman Usul Gubernur Jawa Barat Bikin Versi Jaipong Sendiri

Reporter

Editor

Sabtu, 7 Februari 2009 10:54 WIB

TEMPO Interaktif, BANDUNG:—Para seniman tari di Bandung mengusulkan, sebaiknya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan membuat tari jaipong versi sendiri ketimbang menghimbau "memperhalus" tarian. "Ya kalau risih, bikin saja tarian jaipong yang halus" kata Ketua Asosiasi Tari Bandung Mas Nanu Muda saat dihubungi Tempo, Jumat (6/2).

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata meminta seniman Tari Jaipong agar mentas dengan meninggalkan kemben. Lengak goyang, gitek, dan geolnya pun diminta diperhalus.

Mas Nanu mengatakan, meski hanya berupa himbauan, tapi dikhawatirkannya di level bawah birokrasi akan diterjemahkan sebagai keharusan. Dan jika itu terjadi, lanjutnya, ini berarti pemasungan kreatifitas.

Karenanya, Mas Nanu menyarankan, sebaiknya jika Gubernur risih dengan Tari Jaipong yang ada saat ini, pemerintah membuat tari itu versi sendiri. Ini pernah dilakukan Keraton Jogja yang menciptakan Tari Jaipong versinya. Tari untuk kalangan itu, paparnya, lahir karena estetika Jaipongan tidak sejalan dengan nilai-nilai keraton.

Dia mengatakan, larangan hampir sama pernah teradi pada era 80-an. Saat Jawa Barat dipimpin oleh Gubernur Aang Khunaefi, Tari Jaipong sempat dilarang. Nanu ingat, saat itu goyang Jaipong populer bersamaan dengan booming lagu Daun Pulus. “Saat itu yang risih bukan pejabat, tapi ibu-ibu pejabatnya,” katanya.

Di era itu, Nanu mengalami bagaimana Tari Jaipong coba digubah dengan meminimilasir goyang, gitek, dan geolnya. Pentasnya adalah pesta pernikahan putra Adam Malik di Istana Bogor.

Kala itu Jawa Barat diminta menyumbangkan Tari Jaipong untuk pesta itu. Nandang Permaya, koreografernya menyusun Tari Jaipong di tengah situasi itu. Nanu menjadi satu dari 50 penari yang membawakannya. Setelah berlatih rutin di Gedung Sate, sebelum pentas tari itu diminta ditunjukkan di Gedung Pakuan, di depan Aang.

Melihat tari itu, gubernur protes. “Geuning euweuh gitek goyangna.” Setelah diceritakan duduk soalnya, ternyata dia tak pernah melarang goyang Jaipong. “Itu bawahannya.”

Di situasi itu, paparnya, seniman senior Gugum Gumbira pernah mencoba menyusun koreografi Tari Jaipong dengan versi halus. Hasilnya, lanjutnya, ekspresi tari itu tidak keluar karena pengekangan.

Tari Jaipong, lanjutnya, sebagai bagian dari Ketuk Tilu – akarnya adalah penggambaran masyarkat agraris untuk persembahan terhadap kesuburan. Satu bagian dari Ketuk Tilu, yakni “soderan”yang mengekspresikan kegembiraan setelah upacara ritual kesuburan, yang berkembang menjadi Tari Jaipong.

Mengenai pilihan busana, paparnya, para seniman tari memilihnya berdasarkan tempat pentasnya. Dia mencontohkan, di wilayah Subang, penarinya memakai kebaya dan menggunakan kemben. “Kalau pakai kemben nanti masuk angin, itu sudah diperhitungkan oleh mereka,” kata Nanu.

AHMAD FIKRI | RANA AKBARI

Berita terkait

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.

Baca Selengkapnya

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.

Baca Selengkapnya

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.

Baca Selengkapnya

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.

Baca Selengkapnya

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.

Baca Selengkapnya

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu

Baca Selengkapnya

Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.

Baca Selengkapnya