Sejarah Hari Ini: Mengenang Radjiman Wedyodiningrat, Dokter dan Tokoh Pergerakan

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 21 April 2022 20:56 WIB

Radjiman Wedyodiningrat. Wikipedia

TEMPO.CO, Yogyakarta -Hari ini tepat 143 tahun yang lalu Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat lahir di Desa Melati, Kampung Glondongan, Kota Yogyakarta, ibunya berdarah Gorontalo, tepatnya pada 21 April 1879, salah satu tokoh pergerakan Nasional.

Melansir dari ikpni.or.id, ia berhasil mengenyam pendidikan hingga ke negeri Belanda, Perancis, Inggris, dan Amerika.

Pada usia 20 tahun ia berhasil memperoleh gelar dokternya di negeri Belanda.

Karena jasanya selama bertugas di sebuah rumah sakit di Yogyakarta pada masa pemerintahan Hindia Belanda, ia memperoleh gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) yang diperolehnya dari Kesultanan Yogyakarta.

Pada tahun 1893 Radjiman mengawali pendidikannya dengan menyelesaikan Europese Lagere School (ELS). Kemudian ia diterima di Sekolah Dokter Jawa di Batavia dan pada tahun 1899 ia berhasil menyandang gelar Indisch Art.

Radjiman memulai karirnya sebagai seorang dokter yang bertugas di rumah sakit CBZ di Batavia. Dari Batavia, ia bertugas mengabdi sebagai dokter di berbagai daerah antara lain:
1. Banyumas pada tahun 1899
2. Purworejo pada tahun 1899
3. Semarang pada tahun 1900
4. Madiun pada tabun 1901
5. Sragen pada tahun 1905
6. Lawang pada tahun 1905

Pada tahun 1906 ia melanjutkan ke Sekolah Dokter Tinggi di Amsterdam dan pada tahun 1910 ia memperoleh gelar Arts (dokter).

Pada tahun 1905, Radjiman mengajukan permohonan untuk berhenti dari pegawai pemerintah. Kemudian ia mengabdikan diri dan ilmunya di Keraton Surakarta sebagai dokter keraton.

Karena jasanya dalam pelayanan kesehatan di Keraton Surakarta, Pakubuwono X kemudian memberikan suatu gelar kehormatan Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) dengan nama Wedyodiningrat.

Selanjutnya pada tahun 1910, Radjiman berkesempatan untuk studi ke luar negeri memperoleh gelar Europees Art. Kemudian Radjiman melanjutkan studinya di bidang Ilmu kebidanan di Berlin, Jerman.

Pada tahun 1919, Radjiman memperdalam Ilmu Rontgenologie di Amsterdam. Pada tahun 1931, ia memperdalam ilmu Gudascopie Urinoir di Paris, Perancis.

Dalam sejarah Negara Indonesia, peran penting dri sosok Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat adalah ia pernah menjadi Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan inilah yang kemudian merancang cikal bakal terciptanya konstitusi Negara Indonesia yang saat ini dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945.

Sementara itu ketika proklamasi kemerdekaan sudah terlaksana, karir politik Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat terus berlanjut. Ia pernah diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Radjiman Wedyodiningrat menghembuskan nafas terakhirnya pada 20 September 1952 di Desa Dirgo, Widodaren, Ngawi. Jenazahnya dimakamkan di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta berdekatan dengan makam dr. Wahidin Sudirohusodo.

RINDI ARISKA
Baca juga: Menjelang 17 Agustus: Radjiman Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI Perancang Konstitusi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu Meninggal di Usia 96 Tahun

8 hari lalu

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu Meninggal di Usia 96 Tahun

Pendiri grup Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia di usia 96 tahun pada Rabu dini hari, 24 April 2024. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal dalam Usia 96 Tahun

8 hari lalu

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal dalam Usia 96 Tahun

Dari hobi meracik jamu sejak kecil, Mooryati Soedibyo membangun dan mengembangkan bisnis Mustika Ratu yang besar.

Baca Selengkapnya

Menengok Jalur Trem yang Tersisa di Kota Tua Jakarta

27 hari lalu

Menengok Jalur Trem yang Tersisa di Kota Tua Jakarta

Trem merupakan salah satu transportasi yang digunakan pada zaman Hindia Belanda. Ada monumen jalur trem yang bisa dilihat di Kota Tua Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kisah Meriam Si Jagur yang Direbut Belanda dari Portugis, Kini Dipajang di Kota Tua Jakarta

28 hari lalu

Kisah Meriam Si Jagur yang Direbut Belanda dari Portugis, Kini Dipajang di Kota Tua Jakarta

Dulu, meriam Si Jagur diletakkan di benteng Portugis di Melaka untuk memperkuat pertahanan mereka di sana.

Baca Selengkapnya

Menelusuri Kronik Kota Sukabumi Sedari Era Hindia Belanda

30 hari lalu

Menelusuri Kronik Kota Sukabumi Sedari Era Hindia Belanda

Meskipun berada di kaki gunung, letak Kota Sukabumi cukup strategis karena berada alur lintasan Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan Ibukota Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

31 hari lalu

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

Seperti kebanyakan kota di Indonesia, Kota Malang mengalami pertumbuhan dan perkembangan setelah kedatangan pemerintah kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya

Malam Selikuran di Solo, Tradisi Unik Keraton Surakarta Sambut Malam Lailatul Qadar

37 hari lalu

Malam Selikuran di Solo, Tradisi Unik Keraton Surakarta Sambut Malam Lailatul Qadar

Malam Selikuran di Solo diadakan setiap malam ke-21 Ramadan oleh Keraton Surakarta menyambut malam lailatul qadar. Begini prosesinya.

Baca Selengkapnya

Peringatan Kenaikan Tahta ke-20 Raja Keraton Surakarta, Digelar Sederhana Tapi Tetap Khidmat

6 Februari 2024

Peringatan Kenaikan Tahta ke-20 Raja Keraton Surakarta, Digelar Sederhana Tapi Tetap Khidmat

Acara kenaikan tahta Raja Keraton Surakarta dihadiri 300 undangan termasuk pimpinan trah Mataram Islam

Baca Selengkapnya

Tahukah Singkatan DCI, Sebutan Sebelum DKI Jakarta?

30 Desember 2023

Tahukah Singkatan DCI, Sebutan Sebelum DKI Jakarta?

Daerah Khusus Ibu Kota atau DKI Jakarta dulunya sering disebut DCI. Apa artinya dan bagaimana sejarahnya?

Baca Selengkapnya

Gibran Akui Punya PR 2 Proyek Belum Tuntas di Pengujung 2023

20 Desember 2023

Gibran Akui Punya PR 2 Proyek Belum Tuntas di Pengujung 2023

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengakui mendekati pengujung tahun 2023 ini masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan.

Baca Selengkapnya