Jelang HBKN, Kementan Kawal Ketersediaan Stok dan Harga Pangan Pokok di Lampung

Kamis, 24 Maret 2022 11:45 WIB

INFO NASIONAL- Untuk memastikan bahan pangan tetap tersedia selama Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri, Kementerian Pertanian membentuk Tim Pengawalan dan Monitoring Ketersediaan dan Harga Bahan Pangan Pokok. Tim tersebut terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 251/KPTS/OT.050/M/3/2022.

"Untuk menjaga ketersediaan bahan pokok dengan harga yang mencukupi saat Ramadan dan Idul Fitri 1443 Hijriah, perlu kita lakukan pengawalan dan monitoring di masing-masing provinsi," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Menteri SYL menjelaskan, pengawasan dan monitoring tersebut akan lebih maksimal dengan terbentuknya tim ini."Tim Pengawalan dan Monitoring mempunyai tugas melakukan pengawalan, koordinasi, dan monitoring terhadap kepastian ketersediaan dan harga bahan pokok, khususnya dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah," ujarnya.

Bahan pokok tersebut meliputi 12 komoditas seperti beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting, cabai rawit merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula konsumsi, dan minyak goreng."Tim ini akan terus bertugas hingga 31 Mei 2022 dan akan diperpanjang bila diperlukan," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, berharap Tim Pengawalan dan Monitoring Ketersediaan dan Harga Bahan Pangan Pokok bisa bekerja maksimal."Bahan pokok sangat dibutuhkan selama Ramadan serta hari raya. Karena itu, kita minta tim bekerja efektif untuk memastikan bahan pokok tersedia di masyarakat," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dedi menambahkan, pertanian akan terus berproduksi untuk memastikan masyarakat mendapatkan pangan."Kita akan terus berproduksi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Oleh karena itu, petani kita terus turun ke lapangan, penyuluh pun turun ke lapangan untuk memastikan produksi pertanian tidak terganggu," katanya.

Pusat Pelatihan Pertanian yang mendapatkan tugas untuk mengawal wilayah Provinsi Lampung beserta UPT yang ditunjuk segera melakukan konsolidasi dan Koordinasi dengan seluruh Dinas Pertanian Provisi dan Kabupaten/Kota di wilayah Lampung.

Leli Nuryati, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian mengatakan sesuai arahan Mentan, untuk langkah awal akan dilakukan validasi data pangan dan pemetaan data ketahanan stok bahan pokok di wilayah kerja / daerah masing-masing.

“Pemetaan dilakukan berdasarkan pada kondisi ketersediaan stok masing-masing bahan pokok dengan menggunakan kode warna (merah, kuning dan hijau). Referensi pemetaan berdasarkan warna masing-masing komoditi sesuai dengan data yang ada pada Badan Pangan Nasional”, ujarnya.

Rapat Koordinasi pertama dilakukan Selasa, 22 Maret melalui virtual dengan melibatkan Kepala Tim Pusat Pelatihan Pertanian sebagai PIC, Balai Pelatihan Pertanian Lampung sebagai PIC, Kepala Balai Pelatihan Pertanian Jambi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kab/Kota, Bulog Divisi Regional Lampung, BPS, BPTP, Balai Veteriner Lampung dan Balai Karantina Kelas 1 Provinsi Lampung.

Dari pertemuan awal tersebut diperoleh hasil berdasarkan data 7 Maret 2022, secara nasional komoditas yang masuk zona merah adalah kedelai, daging, dan gula. Sedangkan untuk Provinsi Lampung, komoditas beras, jagung, bawang merah, telur ayam, daging ayam, daging sapi, bawang putih, dan gula pasir saat ini berwarna hijau dengan kategori aman untuk beberapa waktu. Sementara untuk komoditas cabai besar dan cabai rawit saat ini masuk zona kuning yang berarti hati-hati dalam ketersediaan stok nya.

Lebih lanjut Leli menegaskan kepada seluruh tim untuk terus melakukan komunikasi dan mengecek pembaruan data ketersediaan dan harga bahan pokok di Provinsi Lampung. “Jika dilihat data perkomoditas perKabupaten/Kota, terdapat disparitas data untuk 9 komoditas antar Kabupaten/kota. Misalnya untuk komoditas beras, kota Bandar Lampung berwarna merah sedang yang lain hijau. Tentunya yang masuk zona hijau tetap terus dipantau ketersediaannya dan ketahanan untuk memenuhi kebutuhan,” katanya.

Menurutnya setelah mendengar laporan data dari perwakilan Kab/Kota secara garis besar ketersediaan 12 komoditas bahan pokok di Provinsi Lampung saat ini sudah hijau atau disebut aman.

“Saya meminta kepada masing-masing PJ Kabupaten/Kota terus melakukan monitoring dan updating data terkait ketersediaan stok. Secara operasional akan dikeluarkan Pedoman Umum maupun Juknis Pengawalan Kesetabilan Harga Pangan Pokok sebagai pedoman bekerja. Namun PIC diharapkan terus memperbanyak intensitas koordinasi antara PIC dan dan seluruh stakeholders di Provinsi Lampung baik luring maupun daring,” ujar Leli.(*)

Berita terkait

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

1 hari lalu

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

Fakta Terbaru Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL), di antaranya pejabat Kementan diminta Rp 1 miliar

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin

1 hari lalu

Nurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin

Menurut Dewas KPK, surat permintaan penundaan ini adalah yang ketiga kalinya diajukan Nurul Ghufron selama menjalani proses sidang etik.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

1 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP

Baca Selengkapnya

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

1 hari lalu

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.

Baca Selengkapnya

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

1 hari lalu

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.

Baca Selengkapnya

Pejabat Kementan Kumpulkan Uang 30 Juta Per Bulan untuk Kebutuhan Tak Terduga Syahrul Yasin Limpo

1 hari lalu

Pejabat Kementan Kumpulkan Uang 30 Juta Per Bulan untuk Kebutuhan Tak Terduga Syahrul Yasin Limpo

Pejabat di Kementan mengumpulkan uang sebanyak Rp 30 juta untuk jaga-jaga bila ada kebutuhan tak terduga Syahrul Yasin Limpo dan anaknya.

Baca Selengkapnya

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

1 hari lalu

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

1 hari lalu

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.

Baca Selengkapnya

Profil Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut Minta Pejabat Kementan Bayar Aksesoris Mobil Rp 111 Juta

2 hari lalu

Profil Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut Minta Pejabat Kementan Bayar Aksesoris Mobil Rp 111 Juta

Anak kedua SYL, Kemal Redindo, disebut meminta Rp 111 juta untuk aksesoris mobil dan Rp 200 juta untuk renovasi kamar di rumahnya.

Baca Selengkapnya

Viral Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut-sebut Palak Pegawai Kementan

2 hari lalu

Viral Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut-sebut Palak Pegawai Kementan

Nama anak kedua Syahrul Yasin Limpo alias SYL, Kemal Redindo, viral karena disebut-sebut ikut memeras pegawai Kementan.

Baca Selengkapnya