Anggota DPD Sylviana Murni Sepakati Pernyataan Megawati Soal Minyak Goreng

Editor

Febriyan

Minggu, 20 Maret 2022 10:01 WIB

29_metro_sylvianamurni

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite III DPD RI, Sylviana Murni, ikut meminta masyarakat melakukan efisiensi penggunaan minyak goreng dengan cara mengubah metode memasak menjadi merebus, mengukus, hingga membakar. Hal serupa sebelumnya disampaikan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Itu memang betul, perlu adanya pengolahan makanan dibakar, dikukus, tetapi minyak tetap perlu. Walaupun untuk beberapa hal, kita harus melakukan efisiensi dalam penggunaan minyak," ujar Sylvia di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Ahad, 20 Maret 2022.

Selain untuk mengatasi kelangkaan dan harga yang terus melambung, Sylviana menerangkan efisiensi minyak goreng juga dapat membuat masyarakat hidup lebih sehat dan tidak menumpuk lemak. Meski begitu, Sylviana Murni menilai pasokan minyak goreng untuk masyarakat tetap aman terkendali.

"Saat ini pasokan sudah berangsur membaik," kata dia.

Pasokan minyak goreng memang sudah berangsur membaik pasca pemerintah mencabut aturan soal Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng dalam kemasan. Akan tetapi harganya melambung tinggi dari sebelumnya Rp 14 ribu per liter menjari Rp 25 ribu - 30 ribu per liter.

Advertising
Advertising

Pemerintah juga sebelumnya menyatakan akan memberikan subsidi terhadap minyak goreng curah. HET minyak goreng curah ditetapkan Rp 14 ribu per liter meskipun di pasaran banyak pihak menjual di atas harga tersebut.

Megawati Soekarnoputri berbicara soal yang sama dalam webinar tentang pencegahan stunting, Kamis kemarin, 18 Maret 2022. Megawati mengaku heran dengan masyarakat yang berebut dan antre minyak goreng dan menilai masyarakat bisa beralih menggunakan metode memasak yang lain jika harga minyak goreng melambung.

"Saya tuh sampai ke ngelus dodo, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng, saya itu sampai mikir jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng. Sampai begitu rebutannya," kata Megawati.

Alih-alih memasak menggunakan minyak, Megawati menyarankan agar masyarakat memasak dengan cara direbus, dikukus, hingga dirujak. Dengan cara itu, Megawati yakin kelangkaan minyak goreng tidak akan menjadi masalah dan masyarakat menjadi lebih sehat.

Ujaran Megawati itu mendapat kecaman dari berbagai pihak. Pakar politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, meminta agar Presiden ke-5 Indonesia itu menahan diri, karena komentar yang dilontarkannya justru melukai perasaan publik. Pengamat politik Universitas Al-Azhar juga menilai Megawati seharusnya justru meminta para kadernya seperti Presiden Jokowi dan Ketua DPR Puan Maharani bekerja lebih keras agar kelangkaan minyak goreng tak terus terjadi dan harganya bisa lebih terjangkau.

Baca: PDIP Gelar Wayang Orang Untuk Ingatkan Soal Penundaan Pemilu

Berita terkait

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

7 jam lalu

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

Pakar menyayangkan apabila Sri Mulyani harus turun untuk mengurus pemerintahan daerah kalau maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

10 jam lalu

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

Pernyataan Prabowo bisa menjadi hambatan psikologi politik yang serius di kemudian hari, untuk menjalin hubungan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

11 jam lalu

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Pengamat Politik Ujang Komarudin tidak melihat pernyataan Prabowo terkait Bung Karno milik satu partai sebagai sindiran terhadap PDIP.

Baca Selengkapnya

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

16 jam lalu

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

Jokowi mulai menyusun panitia seleksi atau pansel KPK untuk menyaring pimpinan periode berikutnya

Baca Selengkapnya

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

18 jam lalu

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Pengamat energi UGM sebut pemerintah tegas terhadap larangan ekspor mineral mentah lain tapi lembek terhadap Freeport.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Jokowi Arahkan Menterinya Beri Data ke Dirinya, Pakar Bilang Begini

20 jam lalu

Prabowo Sebut Jokowi Arahkan Menterinya Beri Data ke Dirinya, Pakar Bilang Begini

Prabowo menyebut Jokowi telah memberikan arahan kepada semua menterinya untuk memberikan data ke dirinya. Apa kata pakar?

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

20 jam lalu

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Apa kata para politikus PDIP?

Baca Selengkapnya

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

20 jam lalu

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

Wacana jumlah menteri Prabowo-Gibran yang mengalami penambahan ditanggapi berbagai pihak, mulai dari Jokowi sampai Mahfud MD.

Baca Selengkapnya

Bentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya

21 jam lalu

Bentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya

Presiden Jokowi diharapkan serius membentuk panitia seleksi calon pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

21 jam lalu

Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

Setiap kabinet pemerintahan Indonesia mempunyai jumlah menteri relatif berbeda, mulai Gus Dur Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi.

Baca Selengkapnya