Lewat Koperasi, LPDB-KUMKM Sinergikan Ekosistem Korporatisasi Petani

Senin, 14 Maret 2022 13:35 WIB

INFO NASIONAL - Guna meningkatkan penyaluran dana bergulir kepada koperasi sektor riil, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus melakukan sinergi dalam pengembangan ekosistem bisnis korporatisasi petani.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, selain melakukan penyaluran dana bergulir kepada koperasi, LPDB-KUMKM sebagai Badan Layanan Umum juga melakukan pendampingan."Kami implementasikan dengan berbagai program, seperti Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM, dan juga program korporatisasi petani yang tengah digencarkan pemerintah," ujarnya.

Selain itu, Supomo menambahkan, program korporatisasi petani untuk melakukan substitusi bahan pangan impor dan menjaga laju inflasi."Dengan ini kami gencar sekali melakukan sinergi dan juga kolaborasi dalam rangka mendorong mitra-mitra koperasi sektor riil terutama pertanian, perkebunan, untuk menjalin kerja sama bisnis dengan berbagai pihak," katanya

Harapannya, dengan kerja sama bisnis yang tepat bisa meningkatkan fungsi ekonomi dari koperasi dan fungsi sosial koperasi yakni sebagai wadah pengembangan ekonomi masyarakat dan berdampak pada tingkat kesejahteraan para petani.

Sementara itu, Kepala Divisi Umum LPDB-KUMKM Saefudin menjelaskan, LPDB-KUMKM mendorong terciptanya ekosistem korporatisasi pertanian mulai dari sisi hulu yakni para petani, hingga ke sisi hilir yakni offtaker atau buyer bisa terintegrasi dengan baik dalam ekosistem yang saling menguntungkan.

"Kami mendorong korporatisasi petani ini dengan mendampingi para kelompok tani untuk membentuk badan hukum koperasi, agar ekosistem bisnis korporatisasi petani bisa terbentuk dan koperasi mampu menjadi offtaker atau menyerap hasil produksi para petani," kata Saefudin saat menghadiri panen perdana kentang di Cihawuk, Bandung, Jawa Barat, Kamis 10 Maret.

Menurutnya, dengan ekosistem tersebut, petani tidak lagi dipusingkan akses permodalan dan pasar, karena terdapat kepastian pasar yakni koperasi sebagai offtaker produk para petani. Untuk pembiayaan koperasi, juga dapat melayani para anggotanya yang merupakan para petani yang membutuhkan modal.

Sedangkan, dari sisi hilir, LPDB-KUMKM juga mendorong koperasi untuk bermitra maupun kerja sama dengan berbagai pihak untuk menjual hasil komoditas pertanian yang diserap oleh koperasi. "Ekosistem korporatisasi petani ini yang terjadi di KSPPS BMT Niaga Utama sebagai salah satu mitra LPDB-KUMKM yang kami pertemukan kepada PT Gudang Pangan Nusantara (GPN) sebagai offtaker produk pertanian untuk komoditas kentang, ," ujarnya.

Adapun panen perdana kentang ini dilakukan oleh KSPPS BMT Niaga Utama di lahan seluas 150 hektar dengan jumlah panen sebanyak 120 ton. Hasil panen di kspor ke Singapura yang dilakukan oleh PT GPN bekerja sama dengan KSPPS BMT Niaga Utama.

Selain melaksanakan panen kentang, KSPPS BMT Niaga Utama juga melakukan penandatanganan MoU dengan PT GPN, Universitas Islam Nusantara, dan PT Indocipta Karya Pradana.

Saefudin menambahkan, kolaborasi yang mendukung korporatisasi petani ini wujud kehadiran pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Ada tiga unsur agar masyarakat sejahtera, yaknipendampingan, pembiayaan, dan pemasaran. Jadi koperasi sebagai offtakernya para petani, jangan sampai koperasi untung tetapi petaninya tetap seperti itu saja. Jadi harus bersama-sama, untung sama-sama, dan sejahtera sama-sama, petaninya juga harus sejahtera," katanya.

Program korporatisasi petani ini juga telah berjalan baik di beberapa mitra LPDB-KUMKM yakni Kopontren Al Ittifaq Bandung, Jawa Barat, dan Koperasi Max Yasa Purbalingga, Jawa Tengah. Para petani dihimpun, dan diberikan edukasi maupun pelatihan lapangan untuk menghasilkan komoditas pertanian yang memiliki standar tinggi untuk terserap di pasar modern, hotel, catering, dan restoran.(*)

Berita terkait

Tenggat Sertifikasi Halal Diundur, BPJH: Fasilitasi Terkendala Anggaran Terbatas

5 jam lalu

Tenggat Sertifikasi Halal Diundur, BPJH: Fasilitasi Terkendala Anggaran Terbatas

Kepala BPJPH Kementerian Agama, Muhammad Aqil Irham mengatakan, selama ini fasilitasi sertifikasi halal bagi UMK terkendala keterbatasan anggaran.

Baca Selengkapnya

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

14 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Anak Petani dan PNS Calon Mahasiswa Unri Disebut Masuk Kelompok UKT Tinggi

18 jam lalu

Anak Petani dan PNS Calon Mahasiswa Unri Disebut Masuk Kelompok UKT Tinggi

Aliansi Pendidikan Gratis Riau mencatat, lebih dari 50 calon mahasiswa Unri masuk kelompok UKT tidak sesuai kemampuan ekonomi orang tua mereka.

Baca Selengkapnya

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

21 jam lalu

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

Aktivitas tambang ilegal batu bara di Desa Sumbersari, Kutai Kartaanegara, Kalimantan Timur berdampak buruk bagi warga.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

15 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

16 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

16 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

18 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Jamin Warung Madura Bisa Buka 24 Jam

18 hari lalu

Pemerintah Jamin Warung Madura Bisa Buka 24 Jam

Kementerian Koperasi dan UKM menegaskan tidak pernah melarang warung-warung kelontong kecil atau biasa disebut warung madura berjualan selama 24 jam.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

18 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya