Proses evakuasi Nelson Sarira, satu-satunya karyawan Palaparing Timur Telematika yang selamat dari insiden penembakan oleh KKB di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Puncak, Papua. Evakuasi dilakukan pada Sabtu, 5 Maret 2022. Dok. Kodam XVII/Cenderawasih
TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri belum berencana mengejar pelaku penembakan yang menewaskan 8 orang PT Palapa Timur Telematika. Penembakan itu dilakukan oleh Kelompok Kriminal Besenjata (KKB) pada Rabu, 2 Maret 2022.
"Kita saat ini masih fokus evakuasi para korban," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Gatot Repli Handoko, saat dihubungi pada Sabtu, 5 Maret 2022.
Hari ini, Gatot melanjutkan, tim Operasi Damai Cartenz 2022 mengevakuasi pekerja PT Palapa Timur Telematika yang selamat dari penembakan Kelompok Kriminal Besenjata. "Kurang dari 2 jam, korban selamat atas nama Nelson Sarira berhasil dievakuasi oleh personel gabungan Operasi Damai Cartenz," kata Gatot.
Menurutnya penyelamatan itu berhasil dilakukan berkat informasi dan data yang dimiliki tim evakuasi dan langsung menuju sasaran keberadaan dari korban. Dia menjelaskan sinergitas personel TNI-Polri diterjukan dan berhasil melakukan evakuasi korban.
Tim penyelamat berhasil melewati kondisi geografis sulit dan cuaca ekstrem yang dapat berubah-ubah setiap saat. "Hingga saat ini korban selamat masih dalam proses pemulihan guna dimintai keterangan terkait dengan keberadaan rekan rekan dari karyawan PTT lainya guna dilakukan evakuasi lanjutan," tutur dia.
Sementara itu Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Aqsha Erlangga mengatakan delapan jenazah pekerja jaringan telekomunikasi akan dievakuasi besok, Ahad, 6 Maret 2022 bersama Polri. "Mohon doanya dari kita semua, semoga proses evakuasi korban dapat berlangsung aman dan lancar," katanya.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat -Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) mengaku bertanggung jawab atas penembakan tersebut. "TPNPB di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggung jawab atas penembakan itu,” ujar Juru Bicara Komisi Nasional TPNPB - OPM, Sebby Sambom, melalui pesan WhatsApp, Jumat pagi, 4 Maret 2022.
Menurut versi TPNPB - OPM, dalam perkara penembakan itu tidak ada alasan yang membenarkan keberadaan warga sipil di wilayah tersebut. Sebab, kata dia, TPNPB sudah mengumumkan dan meminta warga sipil segera meninggalkan wilayah perang. "Jadi yang ditembak itu semuanya bagian dari anggota TNI dan Polri," kata Sebby.