Kasus Covid-19 Bertambah 57.426, Jabar dan DKI Terbanyak

Editor

Amirullah

Kamis, 24 Februari 2022 19:00 WIB

Tenaga kesehatan menyiapkan Vaksin Covid-19 kepada warga di Perumahan Bukit Sawangan Indah, Depok, Jawa Barat, Minggu, 20 Februari 2022. Presiden Joko Widodo meminta vaksinasi kedua dan penguat atau booster untuk dipercepat pelaksanaannya sebagai upaya untuk mengendalikan gelombang penularan COVID-19. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Covid-19 pada Kamis, 24 Februari 2022, mengalami penambahan 57.426. Jumlah ini merupakan data yang dihimpun Kementrian Kesehatan dalam 24 jam terakhir.

Dari data tersebut, dipaparkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir mencapai 317 orang. Sehingga total masyarakat yang telah meninggal akibat virus tersebut sejak awal pandemi adalah 147.342 orang.

Sedangkan untuk jumlah orang yang sembuh dalam 24 jam terakhir, tercatat sebanyak 42.518 orang. Sehingga penyintas virus tersebut sejak pertama kali merebak sebanyak 4.674.873 orang.

Menurut data tersebut, Provinsi paling banyak penyumbang kasus harian Covid-19 merupakan Jawa Barat dengan 12.937 kasus. Sedangkan urutan kedua adalah DKI Jakarta dengan 6.855 kasus.

Sementara Jawa Timur berada satu di urutan ketiga dengan total kasus harian 6.643 kasus. Tepat mengekor di belakangnya ada Jawa Tengah 6.021

Advertising
Advertising

Sementara itu provinsi yang menyumbang kasus Covid-19 paling sedikit, antara lain Maluku dengan 41 kasus, Gorontalo 57 kasus, Nusa Tenggara Barat 80 kasus, dan Maluku Utara 120 kasus.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi memprediksi dalam dua pekan ke depan akan ada lima provinsi di Indonesia yang akan mengalami puncak kematian kasus Covid-19. Hal ini, menurut Budi, merujuk pada puncak kasus Covid-19 yang telah terlewati di lima provinsi seperti DKI Jakarta, Banten, Bali, Maluku, dan NTB.

"Kami melakukan perbandingan dengan negara-negara lain, pucak yang wafat biasanya 15-20 hari dari puncak kasus. Jadi walaupun beberapa Provinsi seperti DKI Jakarta mulai menurun, Bali juga turun, tapi puncak kematian baru akan terjadi 2 minggu setelahnya," ujar Budi.

Budi menerangkan kelima daerah tersebut sudah melewati puncak kasus dan sedang mengalami tren penularan. Sedangkan daerah lain yang sedang berada di puncak kasus, namun tren penularan belum mengalami penurunan antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua, Sulawesi Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.

Untuk mencegah timbulnya angka kematian yang melonjak, Budi mengingatkan kepada masyarakat untuk segera menuntaskan vaksinasi sebanyak dua kali. Sebab, Budi mengatakan mayoritas pasien Covid-19 meninggal disebabkan belum menuntaskan vaksinasi.

"Kami juga mengamati yang meninggal itu banyak yang belum divaksin atau vaksinasi baru sekali dan komorbid dan lansia. Kami ulangi lagi terus menerus untuk segera divaksin lengkap," kata Budi.

M JULNIS FIRMANSYAH

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

15 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

18 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

21 jam lalu

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan akan mendapatkan contoh makanan yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji untuk diuji

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

2 hari lalu

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

Sistem kelas 1-3 BPJS Kesehatan diganti jadi Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS yang mulai berlaku Juni 2025.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

4 hari lalu

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Terdapat penyesuaian iuran peserta JKN setelah kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan berganti menjadi KRIS. Ini iuran BPJS Kesehatan terbaru.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

4 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

4 hari lalu

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklarifikasi soal kebijakan penghapusan sistem kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya