Angka Kematian Akibat Covid-19 Naik, Pakar Minta Adakan Audit

Rabu, 23 Februari 2022 15:56 WIB

Petugas memasukkan peti tanpa menggunakan pakaian APD saat pemakaman jenazah dengan hasil tes positif di pemakaman khusus Covid-19 Cikadut, Bandung, Kamis, 10 Februari 2022. ndonesia saat ini menghadapi gelombang ketiga penularan Covid-19 dengan angka penularan hampir mencapai 50.000 per hari dan angka kematian yang mulai naik. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah angka kematian akibat Covid-19 selama varian Omicron mencapai 2.484 orang hingga Selasa, 22 Februari 2022. Dari jumlah tersebut 46 persen di antaranya memiliki komorbid dan lebih dari separuh atau 54 persen tidak memiliki komorbid.

“Artinya penyakit pemberat sampai menuju kematian memang tidak sepenuhnya karena adanya komorbid,” ujar mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, melalui pesan pendek pada Rabu, 23 Februari 2022.

Selain itu, data Kemenkes juga menunjukkan sebanyak 53 persen yang meninggal adalah lansia, artinya ada hampir separuh atau 47 persen yang meninggal bukanlah kelompok umur lansia. Jadi, Tjandra melanjutkan, ancaman penyakit berat sampai meninggal memang dapat terjadi di berbagai kelompok umur.

“Kita tentu menyadari bahwa mungkin saja ada gabungan antara yang lansia, dengan komorbid, dan belum divaksinasi lengkap pula,” katanya lagi.

Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta setuju dengan penjelasan angka kematian jauh lebih rendah daripada puncak varian Delta tahun lalu. Namun, kata dia, ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, setiap nyawa yang hilang tentu sangat berharga dan tidak dapat tergantikan dengan apapun. Kedua, angka kematian akibat Covid-19 terus naik dari hari ke hari.

Advertising
Advertising

“Kita sangat berduka karena pada 11 Februari 2022 ada 100 orang warga kita yang wafat karena Covid-19. Tidak sampai seminggu maka pada 17 Februari angkanya naik dua kali lipat menjadi 206 kasus, serta pada 18 Februari naik lagi jadi 216 yang meninggal,” tutur dia.

Angka tersebut sempat turun pada 19-21 Februari menjadi di bawah 200 orang, tapi pada 22 Februari melonjak kembali menjadi 257 orang, yang merupakan jumlah tertinggi di masa Omicron. Jika dibandingkan dengan angka kematian pada 6 Januari 2022 ada 4 orang, artinya jadi sekarang sudah meningkat lebih 50 kali lipat.

“Dua pertimbangan di atas untuk memandang kematian ini perlu kita resapi, tidak semata-mata hanya melihat perbandingan angkanya saja, antara saat Delta merebak atau Omicron,” ungkap Tjandra.

Oleh karena itu, mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan di Kemenkes itu mengusulkan tiga hal dalam pengendalian kematian akibat Covid-19 di kasus Omicron. Pertama, melakukan analisa mendalam terhadap empat aspek.

Empat aspek tersebut adalah audit kematian untuk menentukan cause of death (COD), analisa perjalanan penyakit sejak tertular, timbul gejala ringan sampai berat dan meninggal. Serta jenis varian dan jika mungkin jenisnya (BA.1 atau BA.2 dan lainnya), dan apakah ada patient’s delay, health service delay, juga kalau ada berapa lama total delay.

Kedua, karena BOR sekarang masih sekitar 30 persen dan belum dari kapasitas maksimal, maka sebaiknya bagi mereka yang ringan namun punya risiko menjadi berat sebaiknya dirawat inap di rumah sakit. “Nanti kalau BOR jauh meningkat, maka baru aturan dikembalikan lagi menjadi hanya kasus sedang dan berat,” katanya

Sedang usulan ketiga meliputi beberapa aspek yakni pembatasan sosial dan perilaku protokol kesehatan 5M harus tetap dijaga ketat, tes dan telusur terus ditingkatkan secara merata. “Vaksinasi harus terus digalakkan, termasuk booster yang sampai 22 Februari 2022 cakupannya baru 4,24 persen,” kata Tjandra soal kematian akibat Covid-19 di kasus Omicron.

Baca: Luhut Minta Pasien Covid-19 dengan Diabetes Melitus Cepat Ditangani

Berita terkait

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

17 jam lalu

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

Lansia diminta menghindari minuman berkafein seperti kopi dan teh pada sore dan malam hari agar tidak mengompol selama tidur malam.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

5 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

8 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

11 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

18 hari lalu

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

19 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

22 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

23 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya