Mengenang Sjafruddin Prawiranegara, Presiden RI ke-2 Putra Serang Banten

Reporter

Tempo.co

Selasa, 15 Februari 2022 19:48 WIB

Sjafruddin Prawiranegara. Foto: life.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 33 tahun lalu, tepatnya pada 15 Februari 1989, Sjafruddin Prawirangegara meninggal. Ia merupakan pejuang kemerdekaan yang pernah menjabat sebagai Presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Bagaimana kiprahnya kala itu?

Sjafruddin Prawiranegara Putra Serang

Sjafruddin Prawiranegara lahir di Serang, Banten pada 28 Februari 1911. Melansir laman Bank Indonesia, ayahnya berasal dari Banten dan bekerja sebagai jaksa. Ayah Sjarifuddin cukup dekat dengan rakyat dan karenanya dibuang oleh Belanda ke Jawa Timur.

Sementara ibu Sjarifuddin berasal dari etnis Minangkabau. Buyutnya dari pihak ibu, Sutan Alam Intan, merupakan keturunan raja Pagaruyung di Sumatera Barat yang dibuang ke Banten karena terlibat Perang Padri.

Sjafruddin menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) pada tahun 1925, dilanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Madiun pada 1928, dan Algemeene Middelbare School (AMS) di Bandung pada 1931. Setelah itu, ia mengambil pendidikan tinggi di Rechtshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) Jakarta atau yang sekarang dikenal sebagai Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia berhasil meraih gelar Meester in de Rechten yang kini setara dengan Magister Hukum.

Advertising
Advertising

Setelah Indonesia merdeka, Sjafruddin menjadi orang pertama yang mengusulkan pembuatan mata uang sendiri untuk menggantikan beberapa mata uang asing yang masih beredar. Sebelum menjadi presiden PDRI, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 1946 dan Menteri Kemakmuran pada 1948.

Sjafruddin Presiden PDRI

Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan udara untuk menduduki ibukota Republik Indonesia Yogyakarta. Sebagaimana dilansir dari laman kemenag.go.id, Belanda akhirnya menguasai seluruh kota Yogyakarta, kecuali Keraton Jogja. Peristiwa ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.

Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, dan beberapa pejabat tinggi kemudian ditawan oleh Belanda. Pemerintahan RI menjadi lumpuh tatkala mereka diasingkan ke Bangka, Prapat, dan Brastagi di Sumatera.

Di tengah situasi yang genting, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta menyurati Sjafruddin yang kala itu sedang berada di Bukittinggi dan menjabat sebagai Menteri Kemakmuran. Surat tersebut menjelaskan serangan Belanda atas Ibukota Yogyakarta dan pemberian mandat pada Sjafruddin untuk membentuk Pemerintah Republik Indonesia Darurat (PDRI) di Sumatera.

Surat dari Presiden Soekarno tidak pernah sampai ke tangan Sjafruddin. Meski demikian, PDRI telah dibentuk di Halaban, Selatan Payakumbuh pada 22 Desember 1948. Pembentukan tersebut sudah dibicarakan sejak dua hari sebelumnya dalam pertemuan Sjafruddin Prawiranegara dengan Mr. T.M. Hasan (Gubernur Sumatera, Komisariat Pemerintah Pusat) di Bukittinggi.

Melalui pembentukan PDRI, eksistensi negara RI berhasil diselamatkan. Hingga 13 Juli 1949, Sjafruddin berhasil meneruskan kepemimpinan Republik dengan menjalankan roda pemerintahan secara bergerilya dari satu nagari (desa) ke nagari lainnya di wilayah Minangkabau.

Pada sidang kabinet yang dipimpin oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 13 Juli 1949, Sjafruddin datang langsung ke Yogyakarta untuk mengembalikan mandat PDRI kepada Presiden Soekarno. Sesuai dengan perjanjian Roem-Roijen, Yogyakarta akhirnya kembali ke dalam wilayah kekuasaan negara Republik Indonesia.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, Sjafruddin ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri RI pada 1949. Ia kemudian diangkat lagi menjadi Menteri Keuangan pada 1949-1950. Terobosan yang dilakukannya untuk menghadapi krisis keuangan kala itu termasuk ‘Gunting Syafruddin’ dan ‘Sertifikat Devisa’.

Pada tahun 1951 hingga 1953, Sjafruddin menjadi orang Indonesia pertama sekaligus satu-satunya yang menjabat sebagai Presiden De Javasche Bank (DJB). Pada tahun 1953 hingga 1958, ia juga menduduki jabatan Gubernur Bank Indonesia (BI) pertama.

Salah satu yang menonjol di masa kepemimpinan Sjafruddin adalah keteguhannya dalam menjalankan fungsi utama bank sentral sebagai penjaga stabilitas nilai rupiah serta pengelolaan moneter.

Atas jasa-jasanya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono kemudian menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada Sjafruddin Prawiranegara pada 2011.

SITI NUR RAHMAWATI

Baca: Sjafruddin Prawiranegara Presiden RI ke-2 yang Kerap Dilupakan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

Airin-Ade Didukung Jarnas Aktivis 98, Dinilai Berpengalaman Memimpin Banten

1 hari lalu

Airin-Ade Didukung Jarnas Aktivis 98, Dinilai Berpengalaman Memimpin Banten

Jarnas Aktivis 98 menilai Airin adalah sosok pemimpin yang tangguh, berintegritas, cerdas, dan layak memimpin Banten.

Baca Selengkapnya

KPU Banten Rilis Dana Sumbangan Kampanye Airin-Ade dan Andra-Dimyati

3 hari lalu

KPU Banten Rilis Dana Sumbangan Kampanye Airin-Ade dan Andra-Dimyati

KPU Provinsi Banten merilis LPDSK Airin-Ade dan Andra-Dimyati. Siapa yang menerima sumbangan kampanye paling banyak?

Baca Selengkapnya

DPMPTSP Kota Cilegon Tiga Kali Raih Penghargaan Investasi Tertinggi di Banten

4 hari lalu

DPMPTSP Kota Cilegon Tiga Kali Raih Penghargaan Investasi Tertinggi di Banten

Potensi investasi di Banten masih sangat luas dan mengundang para investor untuk berkontribusi.

Baca Selengkapnya

Alasan Kakek Presiden Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

5 hari lalu

Alasan Kakek Presiden Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Sebuah lembaga riset dan konsultasi menyatakan, kakek Presiden Prabowo layak menjadi pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Pulau Merak Kecil: Daya Tarik, Lokasi, dan Harga Tiket

9 hari lalu

Pulau Merak Kecil: Daya Tarik, Lokasi, dan Harga Tiket

Bagi Anda yang ingin liburan ke pantai, bisa berkunjung ke Pulau Merak Kecil di Banten. Berikut ini daya tarik, lokasi, dan harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Andra Soni dan Program Sabda Banten di Hari Santri 2024

11 hari lalu

Andra Soni dan Program Sabda Banten di Hari Santri 2024

Program Santri Bagi Pembangunan Banten (Sabda Banten) bertujuan agar masyarakat yang menempuh pendidikan di pondok pesantren juga diberikan kesempatan untuk penyetaraan pendidikan.

Baca Selengkapnya

IHSG Menguat Menjelang Pelantikan Prabowo-Gibran, Pengamat: Ada Pengaruh Sri Mulyani

13 hari lalu

IHSG Menguat Menjelang Pelantikan Prabowo-Gibran, Pengamat: Ada Pengaruh Sri Mulyani

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menguat menjelang pelantikan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden. Ada pengaruh Sri Mulyani.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mantan Kades dan Lurah Dukung Airin-Ade di Pilkada Banten

14 hari lalu

Ratusan Mantan Kades dan Lurah Dukung Airin-Ade di Pilkada Banten

Komunitas Purnabakti Kepala Desa (Kades) dan Lurah seluruh Indonesia atau Kompakdesi Provinsi Banten menggelar silaturahmi bersama calon Gubernur Banten nomor urut 1 Airin Rachmi Diany, di Kota Serang, Sabtu, 19 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Kampanye di Senam Gemoy Kota Tangerang, Andra Soni-Dimyati Janjikan Sekolah Gratis

14 hari lalu

Kampanye di Senam Gemoy Kota Tangerang, Andra Soni-Dimyati Janjikan Sekolah Gratis

Relawan Sahabat Andra Soni (SAS) menggelar senam gemoy bersama pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten nomor urut 02, Andra Soni-Dimyati Natakusumah di Lapangan Parkir CBD, Ciledug, Kota Tangerang, pada Sabtu pagi, 19 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Ibas Ungkap Pesan SBY untuk Pimpinan MPR Periode 2024-2029

14 hari lalu

Ibas Ungkap Pesan SBY untuk Pimpinan MPR Periode 2024-2029

Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyampaikan pesan SBY kepada pimpinan MPR RI 2024-2029. Apa pesannya?

Baca Selengkapnya