Komnas HAM Ungkap Jawaban Polisi dalam Kasus Demonstran Tewas di Parigi Moutong

Senin, 14 Februari 2022 15:11 WIB

Ilustrasi penembakan. Haykakan.top

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia telah meminta keterangan polisi dalam kasus tewasnya seorang demonstran yang tertembak di Desa Katulistiwa, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Ahad dini hari, 13 Februari 2022. Saat itu, pengunjuk rasa sedang menyuarakan penolakan terhadap aktivitas pertambangan PT Trio Kencana di Kecamatan Kasimbar dan Tinombo Selatan.

Ketua Komnas HAM perwakilan Sulawesi Tengah Dedy Askari mengatakan, telah melakukan klarifikasi dan pertemuan langsung dengan sejumlah pejabat utama di Polres Parigi Moutong. Pertemuan ini salah satunya dengan Kabag Ops Polres Parigi Moutong, Ajun Komisaris Junus Achpa.

Dedy menceritakan, saat pertemuan itu, Junus menyatakan bingung dengan adanya korban yang tewas terkena peluru tajam. Saat itu, kata dia, anggota kepolisian tengah diseruduk pengunjuk rasa yang mulai anarkistis.

Para pengunjuk rasa, kata Junus berdasarkan keterangan Dedy, melakukan pelemparan ke arah aparat dan membawa senjata tajam saat unjuk rasa. Polisi kemudian menangkap demonstran di gilingan padi yang dekat dengan lokasi unjuk rasa di Desa Katulistiwa.

Saat tengah sibuk melakukan pengamanan, Junus mengisahkan, baru mendapat laporan adanya korban jiwa karena tertembak peluru tajam. Setelah itu dia meminta anggotanya untuk melakukan pengecekan ke puskesmas desa.

Advertising
Advertising

"Pihak Puskesmas tidak mengenal sosok yang membawa dengan motor korban ke Puskesmas, hanya mengantar, menurunkan, dan menyampaikan korban terkena tembakan dari lokasi demo," kata Dedy menceritakan pernyataan Junus saat dihubungi, Senin, 14 Februari 2022.

Karena itu, Dedy mengatakan, Junus meyakini bahwa korban tembak tersebut bukan berasal dari tempat unjuk rasa. Bahkan, Junus menduga korban berasal dari peristiwa lain di tempat berbeda dan bukan disebabkan tindakan polisi.

"Korban dari peristiwa lain di tempat yang berbeda selanjutnya di-follow up seakan-akan korban penembakan dari lokasi demo. Saya (Junus) berani memastikan dan meyakinkan itu korban bukan dari pihak kami (Polisi)," kata Dedy menirukan pernyataan Junus.

Menurut Junus kepada Dedy, hasil visum korban yang bernama Erfaldi (21 tahun) di Puskesmas memiliki luka bekas tembak dari arah belakang dan menembus ke dadanya. Sedangkan polisi saat itu disebutnya berada pada baris paling depan.

Selain itu, dia melanjutkan, Junus juga mengatakan bahwa saat Apel Pengerahan Pasukan oleh Kapolres, telah diperintahkan supaya para anggota yang bertugas tidak membawa dan menggunakan peluru tajam. Bahkan Kapolres, katanya meminta supaya menggunakan pendekatan humanis.

"Pimpinan (Kapolres) dalam Apel Pengarahan Pasukan (APP) tegas menyampaikan kedepankan sikap humanis dan langkah persuasif dan jangan pernah bawah dan gunakan Peluru tajam," ujar Dedy.

Karena isu ini masih simpang siur, Komnas HAM meminta seluruh elemen masyarakat menahan diri. Dedy memastikan Komnas HAM akan terlibat aktif berupaya segera mengungkap siapa pelaku penembakan serta membantu melepas 45 warga yang ditangkap pihak Polres.

"Dengan satu catatan penting, semua pihak utamanya pihak keluarga dan simpul-simpul massa aksi dari desa-desa yang ada di Kecamatan Kasimbar dan Tinombo Selatan mau menahan diri dan mengambil langkah cooling down," katanya.

Baca: Tim Mabes Polri Akan Bantu Usut Kasus Dugaan Penembakan di Parigi Moutong



Catatan:

Judul artikel ini telah diubah pada Senin, 1 Maret 2021 pukul 07.20. Sebelumnya artikel ini berjudul "Polisi Yakin Korban Tertembak di Parigi Bukan karena Anggotanya, Ini Sebabnya".

Berita terkait

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

4 jam lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

5 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

8 jam lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

4 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

4 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

4 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

5 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

5 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

6 hari lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

9 hari lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di pelipis kanan dan tembus ke kiri akibat tembakan senjata api. Diduga bunuh diri.

Baca Selengkapnya