Epidemiolog Bilang Swab Antigen Cukup untuk Testing Omicron, Tak Melulu Tes PCR

Reporter

Arrijal Rachman

Editor

Amirullah

Sabtu, 12 Februari 2022 20:04 WIB

Warga saat mengikuti tes antigen dan PCR massal di Krukut, Tamansari, Jakarta, Selasa 11 Januari 2022. Lurah Krukut Tamansari Ilham Nurkarin mengatakan ada 500 orang warganya yang bakal dites swab massal hari ini. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Keterbatasan alat tes PCR kini menjadi momok baru di Indonesia di tengah kembali merebaknya Pandemi Covid-19 akibat varian Omicron.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan, pada dasarnya potensi langkanya alat tes Covid-19 tersebut bisa diantisipasi sejak dini oleh pemerintah. Terutama jika fokus penanganan Omicron tidak hanya memanfaatkan tes PCR.

"Ya ini adalah fenomena yang sudah saya prediksi, dan sudah saya ingatkan bahwa nanti bisa meningkat kebutuhan testing bahkan ini bisa tidak tertangani," kata saat dihubungi, Sabtu, 12 Februari 2022.

Menurutnya, penanganan varian baru tersebut cukup sederhana ketimbang terus mengandalkan tes PCR semata. Dicky menekankan, alat seperti rapid tes antigen juga sebetulnya sudah cukup untuk menghadapi virus corona tersebut, namun harus diikuti dengan pengawasan isolasi mandiri yang ketat.

"Sebaiknya rapid tes antigen ini yang lebih banyak tersedia, karena lebih murah, mudah, dan cepat. Bahkan di negara-negara maju banyaknya periksa sendiri, di hidung saja enggak sampai colok ke belakang," tegas dia.

Advertising
Advertising

Pemerintah, kata dia, sedari awal harus mengutamakan literasi dalam penanganam pandemi ini. Sebab di negara-negara maju hal ini yang dilakukan, terutama memberikan pemahaman kapan waktu yang tepat untuk tes Covid-19 sesuai dengan kebutuhannya.

"Sebetulnya kalau bergejala sebaiknya PCR, kemudian datang ke tenaga kesehatan. Tidak bergejala bisa rapid tes antigen, dan itu sebetulnya bisa mandiri," tutur Dicky.

Apalagi, dia menekankan, saat ini bukanlah masa yang menjadi puncak penyebaran Omicron di Tanah Air. Karenanya, Dicky menilai, jangan terus menerus menggunakan PCR untuk mengetahui virus tersebut, tapi utamakan isolasi mandiri.

"Enggak sedikit-sedikit diperiksa juga, yang penting menekankan isolasi. Karantina itu yang paling penting. Bisa aja enggak dites tapi ya sudah isolasi, karantina termasuk kontaknya, sekeluarga misalnya. Itu yang penting dan itu peran pemerintah memantau," tegas Dicky.

Sebelumnya, penyedia layanan tes real time polymerase chain reaction (RT-PCR) mengalami lonjakan permintaan pada bulan ini. Bahkan salah satu penyedia layanan, Bumame Farmasi sampai memberikan pengumuman diberlakukannya kuota harian PCR.

Salah satu penyedia layanan tes PCR lainnya, Kalbe Farma, mengakui terjadi peningkatan jumlah permintaan tes PCR pada Februari 2022. Meski demikian, Kalbe Farma tidak seperti Bumame sampai memberikan pembatasan kuota tes harian.

"Di bulan Februari ini ada peningkatkan jumlah tes PCR di sekitar 1000-2000 tes per hari," kata Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius saat dihubungi, Jumat, 11 Februari 2022.

Berita terkait

Serba Serbi XEC, Varian Covid Turunan Omicron yang Diprediksi Bakal Mendominasi Dunia

43 hari lalu

Serba Serbi XEC, Varian Covid Turunan Omicron yang Diprediksi Bakal Mendominasi Dunia

Para ahli menyebut Covid XEC akan mendominasi dunia, mengingat pendahulunya, yaitu varian Omicron, memiliki tingkat penularan yang cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

12 Agustus 2024

Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

Mutasi satu gen diduga berada di balik penyebaran cepat varian virus Covid-19 JN.1 di dunia tahun lalu, termasuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura karena Subvarian KP.1 dan KP.2, Jumlah Pasien Sepekan Naik 2 Kali Lipat

25 Mei 2024

Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura karena Subvarian KP.1 dan KP.2, Jumlah Pasien Sepekan Naik 2 Kali Lipat

Kasus Covid-19 melonjak di Singapura kasus infeksi akibat varian KP.1 dan KP.2 bagian dari keluarga varian FLiRT yang juga merebak di AS.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

27 Maret 2024

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

6 Maret 2024

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO

Baca Selengkapnya

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

9 Januari 2024

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

Dokter mengatakan perlu memperhatikan gejala varian baru COVID-19 subvarian Omicron pada orang yang lebih tua meski terlihat seperti gejala flu biasa.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

26 Desember 2023

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan dua pasien Covid-19 terinfeksi subvarian Omicron JN.1 dan XBB.2.3.10.1 (GE.1) di Batam meninggal.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

12 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

Malaysia mendeteksi 6.796 kasus baru Covid-19 pada pekan ke-48/2023, meningkat dari pekan sebelumnya yang mencapai 3.626 kasus

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

9 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

Omicron EG.4 dan EG.5 dominan menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Jakarta saat ini.

Baca Selengkapnya