Permintaan Tes PCR Melonjak, Epidemiolog Sebut Omicron Lebih Banyak Menginfeksi

Sabtu, 12 Februari 2022 09:52 WIB

Warga saat mengikuti tes antigen dan PCR massal di Krukut, Tamansari, Jakarta, Selasa 11 Januari 2022. Lurah Krukut Tamansari Ilham Nurkarin mengatakan ada 500 orang warganya yang bakal dites swab massal hari ini. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan ada sejumlah penyebab tingginya permintaan tes PCR Covid-19 di tengah penyebaran varian Omicron. Tingginya permintaan ini membuat terbatasnya layanan tes.

Dicky menegaskan, pada dasarnya kondisi yang terjadi saat ini, bukan hanya disebabkan alatnya yang semakin sulit dicari akibat tingginya permintaan. Melainkan juga karena minimnya tenaga kesehatan.

"Ini bisa tidak tertangani bukan hanya karena keterbatasan alat, kapasitas tapi juga bisa karena sebagian tenaga kesehatan kita terinfeksi oleh Omicrom ini," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 12 Februari 2022.

Menurut dia, fenomena langkanya alat pemeriksaan tes ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Tetapi juga di negara-negara yang terjangkit varian Omicron. Sehingga, sudah terbentuk polanya.

"Ini membuat nanti ada kelangkaan alat pemeriksaan juga dan ini fenomena yang terjadi di hampir semua negara yang terdampak Omicron ini," tuturnya.

Advertising
Advertising

Dicky menilai, makin terbatasnya alat tes Covid-19, juga menjadi bukti jelas bahwa varian Omicron jauh lebih cepat penularannya ketimbang varian Delta.

Apalagi, kata dia, masyarakat Indonesia pada dasarnya bukanlah tipe yang mudah mengeluarkan uang hanya untuk tes PCR. Artinya, kelompok masyarakat perkotaan sudah semakin banyak terjangkit virus ini ketimbang saat delta.

"Nah tingginya permintaan ini juga menunjukkan bahwa sebetulnya fakta atau data bahwa Omicron ini empat lebih banyak kasusnya dari delta. Ini yang terbukti," ungkap Dicky.

Penyedia layanan tes real time polymerase chain reaction (RT-PCR) mengalami lonjakan permintaan pada bulan ini. Bahkan salah satu penyedia layanan, Bumame Farmasi sampai memberikan pengumuman diberlakukannya kuota harian PCR.

Salah satu penyedia layanan tes PCR lainnya, Kalbe Farma, mengakui memang terjadi peningkatan jumlah permintaan pada Februari 2022. Meski demikian, Kalbe Farma tidak membatasi kuota harian. "Di bulan Februari ini ada peningkatan jumlah tes PCR di sekitar 1000-2000 tes per hari," kata Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius saat dihubungi, Jumat, 11 Februari 2022.

Baca: Kemenkes Respons Kabar Tarif Tes PCR Mahal di Mandalika, Ingatkan Soal Sanksi

Berita terkait

Serba Serbi XEC, Varian Covid Turunan Omicron yang Diprediksi Bakal Mendominasi Dunia

43 hari lalu

Serba Serbi XEC, Varian Covid Turunan Omicron yang Diprediksi Bakal Mendominasi Dunia

Para ahli menyebut Covid XEC akan mendominasi dunia, mengingat pendahulunya, yaitu varian Omicron, memiliki tingkat penularan yang cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

12 Agustus 2024

Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

Mutasi satu gen diduga berada di balik penyebaran cepat varian virus Covid-19 JN.1 di dunia tahun lalu, termasuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura karena Subvarian KP.1 dan KP.2, Jumlah Pasien Sepekan Naik 2 Kali Lipat

25 Mei 2024

Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura karena Subvarian KP.1 dan KP.2, Jumlah Pasien Sepekan Naik 2 Kali Lipat

Kasus Covid-19 melonjak di Singapura kasus infeksi akibat varian KP.1 dan KP.2 bagian dari keluarga varian FLiRT yang juga merebak di AS.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

27 Maret 2024

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

6 Maret 2024

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO

Baca Selengkapnya

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

9 Januari 2024

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

Dokter mengatakan perlu memperhatikan gejala varian baru COVID-19 subvarian Omicron pada orang yang lebih tua meski terlihat seperti gejala flu biasa.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

26 Desember 2023

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan dua pasien Covid-19 terinfeksi subvarian Omicron JN.1 dan XBB.2.3.10.1 (GE.1) di Batam meninggal.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

12 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

Malaysia mendeteksi 6.796 kasus baru Covid-19 pada pekan ke-48/2023, meningkat dari pekan sebelumnya yang mencapai 3.626 kasus

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

9 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

Omicron EG.4 dan EG.5 dominan menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Jakarta saat ini.

Baca Selengkapnya