P2G Minta Pemerintah Buat Grand Desain Pendidikan Masa Pandemi

Senin, 7 Februari 2022 16:34 WIB

Ilustrasi kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak pemerintah membuat grand desain untuk mengelola pembelajaran dan pendidikan sekolah selama pandemi. Koordinator P2G Satriwan Salim menuturkan bidang pendidikan tak bisa terus menerus dihadapkan dengan buah simalakama ketika suatu hari nanti ada peristiwa katastropi seperti pandemi Covid-19 melanda Tanah Air.

Satriwan mengatakan selama dua tahun masa pandemi Covid-19, pemerintah hanya memberi dua pilihan dalam mengelola pendidikan, yakni pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran tatap muka. "Kedua metode pembelajaran itu memiliki kerugian sendiri-sendiri sehingga berat jika diterapkan dalam waktu yang lama," kata Satriwan saat dihubungi, Senin, 7 Februari 2022.

Dalam pembelajaran tatap muka, Satriwan membeberkan, para siswa dan guru dihadapkan dengan bahaya tertular Covid-19. Aturan untuk melaksanakan protokol kesehatan selama kegiatan pembelajaran sekolah berlangsung, nyatanya susah diterapkan. Tak sedikit siswa dan guru melanggar protokol 3M saat pelajaran berlangsung.

Di sisi lain, pembelajaran jarak jauh dianggap tidak efisien karena tidak bisa dilakukan secara merata. Satriwan mengatakan kondisi klasik seperti ketiadaan akses internet, tak adanya keterlibatan orang tua dalam memantau anak, hingga rasa bosan yang melanda siswa menjadikan potensi learning loss makin besar.

Oleh karena itu, Satriwan mengatakan, pemerintah perlu memiliki perencanaan besar tentang bagaimana pendidikan tetap diberikan dengan cara yang merepresentasikan kondisi Indonesia.

"Selama ini, pendidikan yang diberikan bersifat parsial terus," katanya.

Advertising
Advertising

Grand desain yang komprehensif, kata Satriwan, harus mampu menjawab tantangan kondisi geografis Indonesia. Lewat perencanaan besar ini, kata Satriwan, pemerintah harus bisa menjangkau para siswa yang tidak memiliki internet, guru yang tidak memiliki akses, maupun siswa dan guru yang ditopang infrastruktur mumpuni. "Kalau sekarang yang terjadi kan dipukul rata," ujar Satriwan.

Dalam membuat grand desain pendidikan di masa katastropik, Satriwan menambahkan, pemerintah perlu mengelaborasi lima unsur, yakni sumber daya manusia pendidik, kurikulum, akses, anggaran, serta keterlibatan orang tua dan siswa. Jika pemerintah hanya fokus di salah satu unsur, maka pembelajaran di masa pandemi tidak akan mengalami kemajuan.

"Kasih akses tapi guru gaptek gimana, ada guru enggak ada akses gimana, PJJ orang tua enggak terlibat gimana. Jadi semua saling berkaitan," kata dia.

MAYA AYU PUSPITASARI

Baca: Ini Daerah yang Menghentikan PTM 100 Persen Sementara

Berita terkait

Dari Sabang hingga Merauke, Ribuan Guru Bersatu di Puncak TPN XI

4 jam lalu

Dari Sabang hingga Merauke, Ribuan Guru Bersatu di Puncak TPN XI

TPN memberi ruang bagi guru untuk bukan hanya mendengar, tetapi juga didengar.

Baca Selengkapnya

Alasan Ridwan Kamil-Suswono akan Integrasikan Pendidikan Berbasis Budaya ke Kurikulum Sekolah

20 jam lalu

Alasan Ridwan Kamil-Suswono akan Integrasikan Pendidikan Berbasis Budaya ke Kurikulum Sekolah

Suswono menuturkan generasi muda Jakarta harus memiliki wawasan global tanpa melupakan identitas budayanya.

Baca Selengkapnya

Alasan Insan Tuli di Indonesia Gunakan Bahasa Isyarat Bisindo dan Sibi

1 hari lalu

Alasan Insan Tuli di Indonesia Gunakan Bahasa Isyarat Bisindo dan Sibi

Salah satu perbedaan yang menonjol dari bahasa isyarat Bisindo dan Sibi adalah jumlah tangan yang digunakan.

Baca Selengkapnya

FSGI Pertanyakan Tujuan Rencana Pengembalian Ujian Nasional

2 hari lalu

FSGI Pertanyakan Tujuan Rencana Pengembalian Ujian Nasional

Dia menyoroti adanya kecurangan yang mencoreng integritas pendidik dan peserta didik bila Ujian Nasional kembali diterapkan.

Baca Selengkapnya

PSPK Dukung Wajib Belajar 13 Tahun, Ini Alasannya

5 hari lalu

PSPK Dukung Wajib Belajar 13 Tahun, Ini Alasannya

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, telah menegaskan komitmen pemerintah untuk menyelenggarakan wajib belajar 13 tahun.

Baca Selengkapnya

Komisi X DPR Bilang akan Advokasi Anggaran Pendidikan Supaya Lebih Efektif

6 hari lalu

Komisi X DPR Bilang akan Advokasi Anggaran Pendidikan Supaya Lebih Efektif

JPPI menilai anggaran pendidikan 20 persen digunakan secara suka-suka oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Republik Cek Buka Kantor Konsulat di UGM

6 hari lalu

Republik Cek Buka Kantor Konsulat di UGM

Kedutaan Besar Republik Cek membuka Kantor Perwakilan Konsulat Jenderal Kehormatan di UGM untuk memperkuat kerja sama pendidikan dan budaya.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi X DPR Buka Suara soal Peluang Keberlanjutan Kurikulum Merdeka

6 hari lalu

Ketua Komisi X DPR Buka Suara soal Peluang Keberlanjutan Kurikulum Merdeka

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan akan mengkaji Kurikulum Merdeka.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi Pendidikan DPR Sebut Wajib Belajar 13 Tahun Belum Punya Payung Hukum

6 hari lalu

Ketua Komisi Pendidikan DPR Sebut Wajib Belajar 13 Tahun Belum Punya Payung Hukum

Hetifah mengatakan rencana pemerintah untuk menerapkan wajib belajar 13 tahun mendapat dukungan dari Komisi X DPR.

Baca Selengkapnya

Provinsi Kaluga Rusia Dorong Kerja Sama Ekonomi dengan Indonesia

6 hari lalu

Provinsi Kaluga Rusia Dorong Kerja Sama Ekonomi dengan Indonesia

Provinsi Kaluga, Rusia, mendorong kerja sama ekonomi dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya