TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) mendukung program wajib belajar 13 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah.
“Pra-sekolah dasar itu sebenarnya membangun kesiapan belajar,” kata Direktur Eksekutif PSPK, Nisa Felicia, saat ditemui di forum diskusi yang digelar PSPK di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Kesiapan belajar, menurut Nisa, bukan semata-mata soal membaca, menulis, dan berhitung (calistung), melainkan soal mempersiapkan anak untuk untuk menghadapi lingkungan baru di satuan pendidikan.
Menurut dia, pendidikan prasekolah bisa mempersiapkan anak untuk bertemu orang-orang baru, belajar menerima instruksi dari pihak lain yang bukan orangtua, belajar mengikuti aturan, serta menstimulasi keinginan untuk berpikir.
Sehingga, Nisa menilai, mengembangkan kemampuan calistung tidak seharusnya menjadi tujuan utama dari Pendidikan Anak Usia Dini. “(Kalau terlalu fokus calistung) akhirnya tidak ada kegiatan bermain yang sebenarnya sangat penting buat anak usia dini,” ujar dia.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, telah menegaskan komitmen pemerintah untuk menyelenggarakan wajib belajar 13 tahun, terutama pada jenjang PAUD. “Jadi 13 tahunnya bukan menjadi kelas 13, tetapi prasekolah, itu akan menjadi perhatian,” ucap Abdul Mu’ti kepada awak media dalam acara serah terima jabatan di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, pada Senin, 21 Oktober 2024.
Pilihan Editor: Prabowo Subianto Bayar Retret Kabinet Merah Putih dengan Uang Pribadi, Ini Artinya