Positivity Rate di Atas 5 Persen, Pemerintah Didesak Hentikan PTM

Senin, 7 Februari 2022 14:11 WIB

Ilustrasi kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). ANTARA/Asprilla Dwi Adha

TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak kepala daerah yang di wilayahnya terjadi penularan Covid-19 dengan positivity rate di atas 5 persen untuk menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM). Koordinator P2G Satriwan Salim mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pembelajaran tatap muka bisa digelar ketika positivity rate berada di bawah 5 persen.

"Sepanjang kasus naik sebaiknya hentikan PTM baik yang 100 persen maupun 50 persen. Kalau sudah turun enggak apa-apa kita mulai lagi PTM 50 persen," kata Satriwan saat dihubungi, Senin, 7 Februari 2022.

Satriwan membeberkan selama ini sulit membuat siswa untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka. Temuan P2G, khususnya di daerah-daerah, menunjukkan bahwa banyak siswa maupun guru melanggar 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Pelanggaran itu, kata Satriwan, bahkan tak hanya terjadi saat sepulang sekolah, tapi juga terjadi selama pelajaran di sekolah. "Hampur di semua daerah seperti itu," ujar dia.

Menurut Satriwan, jumlah siswa yang banyak dalam satu kelas tidak memungkinkan bagi mereka untuk menjaga jarak. Sejumlah SMA di Jakarta misalnya, memiliki jumlah murid 40 dalam satu kelas sehingga mustahil bagi para siswa menjaga jarak 1 meter karena keterbatasan ruangan. Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya ventilasi udara dalam ruangan kelas. "Banyak sekolah yang tidak punya sirkulasi udara," kata dia.

Tak hanya soal protokol kesehatan, sejumlah sekolah juga ditengarai melanggar surat keputusan bersama 4 menteri yang mengatur soal dibukanya pembelajaran tatap muka. Satriwan menuturkan, P2G menemukan ada sejumlah sekolah yang membuka kantin dengan normal. "Padahal kantin itu dilarang dibuka menurut SKB 4 menteri," ucap dia.

Dengan banyaknya pelanggaran itu, Satriwan mengatakan, tak heran banyak penularan Covid-19 terjadi di sekolah-sekolah. Oleh karenanya, ia meminta agar pemerintah daerah menghentikan PTM jika positivity rate sudah berada di atas 5 persen.

Advertising
Advertising

Secara nasional, angka positivity rate Indonesia akibat Covid-19 saat ini mencapai 15,98 persen. Penambahan kasus Covid-19 harian per 6 Februari 2022 mencapai 36.057. DKI Jakarta menjadi penyumbang terbanyak disusul Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.

Sejumlah daerah memutuskan menghentikan PTM sementara akibat lonjakan kasus Covid-19. Banten misalnya, menghentikan pembelajaran tatap muka jenjang SMA di wilayah dengan zona oranye seperti Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang.

Di Jawa Barat, PTM dihentikan sementara untuk satuan tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP di Kabupaten Bogor selama 2-8 Februari 2022. PTM juga dihentikan sementara di Kota Bekasi untuk jenjang SD dan SMP.

Daerah Istimewa Yogyakarta juga meminta sekolah tidak memaksakan diri menggelar PTM 100 persen. Pemerintah Provinsi Bali juga memutuskan menghentikan kegiatan PTM 100 persen menyusul tingginya angka penularan di Pulau Dewata itu.

MAYA AYU PUSPITASARI

Baca: Nadiem Izinkan PTM 50 Persen di Wilayah PPKM Level 2, Ini Aturan Lengkapnya

Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

2 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

3 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Kisah Guru di Natuna Ikut Program Guru Penggerak, Tak Mau Kalah dengan Guru di kota

8 jam lalu

Kisah Guru di Natuna Ikut Program Guru Penggerak, Tak Mau Kalah dengan Guru di kota

Cerita guru di Natuna mengikuti program Guru Penggerak.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

19 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

22 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kemendikbud Atasi Persoalan Guru yang Belum Tersertifikasi

2 hari lalu

Begini Cara Kemendikbud Atasi Persoalan Guru yang Belum Tersertifikasi

Kemendikbudristek upayakan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan dengan berfokus pada perolehan sertifikat pendidik.

Baca Selengkapnya

Ingin Profesi Guru Diminati, Kemendikbud Percepat Transformasi PPG

3 hari lalu

Ingin Profesi Guru Diminati, Kemendikbud Percepat Transformasi PPG

Transformasi ini diwujudkan dalam kebijakan putra daerah yang diprioritaskan menjadi calon guru.

Baca Selengkapnya

Ini 5 Program Prioritas Kemendikbud untuk Guru, dari Guru Penggerak hingga PPPK

3 hari lalu

Ini 5 Program Prioritas Kemendikbud untuk Guru, dari Guru Penggerak hingga PPPK

Dirjen GTK Nunuk Suryani berharap, semua akan menjadi guru profesional yang sudah tidak lagi pusing memikirkan kesejahteraan dengan fokus pada peningkatan kompetensi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

4 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

4 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya