Kematian Akibat Covid-19 Naik 10 kali Lipat, Ini Catatan Mantan Direktur WHO

Sabtu, 5 Februari 2022 11:03 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyoroti semakin tingginya kasus kematian akibat Covid-19 beberapa hari terakhir. Terutama setelah munculnya varian Omicron.

Yoga mengatakan, berdasarkan data terakhir Satgas Covid-19 pada 4 Februari 2022, sudah ada 42 orang meninggal. Naik 10 kali lipat dibandingkan 4 Januari 2022 yang sebanyak 3 orang.

"Artinya angka kematian harian sudah naik lebih dari 10 kali lipat," kata Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini melalui keterangan tertulis, Sabtu, 5 Februari 2022.

Meskipun kenaikan angka kematian ini tidak setinggi angka konfirmasi positif Covid-19 harian, Tjandra menekankan, kematian sangat erat kaitannya dengan hilangnya nyawa manusia.

"Wafat kan amat menyedihkan dan tidak dapat tergantikan, jadi akan baik kalau dilakukan analisa mendalam setidaknya dari dua aspek," kata Tjandra.

Advertising
Advertising

Dengan tingginya kasus kematian ini, Tjandra mengungkapkan, aspek pertama yang harus menjadi catatan adalah memastikan varian Covid-19 apa yang menjadi penyebab. Sebab, kata dia catatan satgas terkahir kematian akibat Omicron hanya 5 orang.

Menurut dia, jika kematian 42 orang ternyata meninggal disebabkan varian Delta, karena yang meninggal akibat Omicron tercatat lima orang, maka perlu juga digali apakah memang jumlah pasien varian Delta juga makin meningkat sehingga ada peningkatan kematian ini.

Di sisi lain, dia melanjutkan, jika kematian akibat varian Omicron, maka perlu digali kenapa varian Omicron sampai menimbulkan kenaikan kematian seperti ini. Hasil analisis tentang varian ini akan menentukan langkah pengendalian virus ke depan

"Akan dapat menjadi salah satu masukan bagi kebijakan pengendalian dan juga mitigasi kita di hari-hari mendatang, agar dapat disesuaikan dengan lebih tepat," kata dia.

Adapun aspek kedua, Tjandra mengatakan, analisis teknis klinis harus lebih dikedepankan. Ini dapat dilakukan dengan mengaudit secara mendalam penyebab kematian pasien Covid-19 terutama sejak 16 Desember 2021 ketika kasus pertama Omicron ditemukan.

Dengan cara itu, katanya, dapat dianalisis kelompok umur yang wafat, jenis kelamin dan ada tidaknya komorbid. Jika ada maka dapat diketahui jenisnya hingga status vaksinasi yang dapat digunakan. Yang juga penting menurut dia di mana tempat meninggalnya.

"Apakah di rumah sakit atau di rumah. Data yang didapat akan punya dampak klinik bagaimana penanganan pasien gawat dan juga dampak kebijakan kapan pasien harus masuk rumah sakit, atau bentuk kebijakan terkait lainnya," tutur Tjandra.

Berita terkait

Kondisi Perdana Menteri Slovakia Stabil, tapi Masih Kritis

1 jam lalu

Kondisi Perdana Menteri Slovakia Stabil, tapi Masih Kritis

Kementerian Kesehatan menjelaskan Perdana Menteri Slovakia sudah dipindah ke rumah sakit di Bratislava. Kondisinya stabil.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

4 hari lalu

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

Kehilangan orang yang dicintai biasanya disertai dengan beragam emosi yang kompleks. Ini tahapan mengatasi rasa kehilangan

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

4 hari lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

4 hari lalu

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghapus pembagian kelas rawat inap BPJS Kesehatan. Nilai iuran yang baru belum ditentukan.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

4 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

4 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

6 hari lalu

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

Hamas mengatakan bahwa sandera Israel Nadav Popplewell telah meninggal. Ia tewas akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel ke Gaza

Baca Selengkapnya

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

8 hari lalu

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

Panitia menargetkan kehadiran 3 ribu pengunjung dalam Surabaya Hospital Expo ke-18 untuk dukung layanan unggulan rumah sakit di Timur Indonesia

Baca Selengkapnya